Menuju konten utama

Pasca Gempa Mentawai, Warga Masih Bertahan di Pengungsian

Masyarakat di Desa Simalegi, Desa Sigapokna, Siberut Barat, dan Desa Sikabaluan masih mengungsi. 

Pasca Gempa Mentawai, Warga Masih Bertahan di Pengungsian
Aktivitas pengungsi asal Kampung Lere di halaman Masjid Agung Darussalam Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (9/10/2018). ANTARA FOTO/Yusran Uccang

tirto.id - Sejumlah warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, masih bertahan di pengungsian pada hari ini, Selasa (25/4), pukul 08.30 WIB. BPBD di beberapa daerah pun masih melakukan pendataan dan pemantauan di wilayahnya.

Berdasarkan informasi yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB dari BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, masyarakat di Desa Simalegi masih semuanya mengungsi.

Sedangkan di kecamatan lain, seperti di Desa Sigapokna, Siberut Barat, sebagian warganya masih mengungsi. Demikian juga yang terjadi di Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, kemudian Kecamatan Siberut Barat, sebagian warga juga masih mengungsi.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah tersebut masih melakukan pendataan dan pemantauan di lapangan, khususnya pengungsian warga," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Sementara itu, beberapa BPBD di Sumatera Barat dan Sumatera Utara melaporkan warganya telah kembali ke rumah masing-masing. Hal tersebut dilaporkan BPBD Kota Padang dan Kabupaten Agam di Sumatera Barat, yang menyebutkan warganya telah kembali ke rumah.

Hal yang sama juga diinformasikan BPBD Kabupaten Nias Selatan di Sumatera Utara. Hingga kini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan koordinasi dan pemantauan pasca gempa magnitudo (M)7,3.

Gempa bumi M7,3 berlokasi 177 km barat laut Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 84 km. Fenomena geologi ini terjadi pada hari ini, Selasa (25/4) pukul 03.00 WIB.

Berdasarkan parameter dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Mercalli Modified Intensity teridentifikasi Siberut dan Mentawai pada VI MMI, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang V MMI, Gunung Sitoli, Padang Panjang, Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Solok Selatan, Solok, Bukit Tinggi III MMI serta Labuhan Batu dan Padang Sidempuan II MMI.

Semakin tinggi MMI, semakin besar potensi dampak kerusakan yang dipicu oleh guncangan gempa.

BMKG menginformasikan adanya gempa bumi susulan dengan M5,0 yang terjadi pada pukul 05.19 WIB di hari yang sama. Gempa berada pada kedalaman 12 km.

Menghadapi bahaya gempa, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Hingga kini, bahaya gempa tidak dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya.

Pasca Gempa, warga diimbau untuk berhati-hati ketika memasuki rumahnya kembali. Pastikan struktur bangunan masih kokoh pasca gempa, dimana gempa susulan kemungkinan masih dapat terjadi dan memperburuk kondisi struktur bangunan yang sebelumnya telah terdampak guncangan gempa.

Baca juga artikel terkait PENGUNGSI GEMPA MENTAWAI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat