Menuju konten utama

Dampak Buruk Penggalian Tanah untuk Kegiatan Tambang

Ketahui informasi mengenai dampak buruk kegiatan pertambangan terhadap tanah dengan mencermati artikel ini.

Dampak Buruk Penggalian Tanah untuk Kegiatan Tambang
Ilustrasi pertambangan

tirto.id - Penggalian tanah untuk kegiatan tambang merupakan upaya untuk memperoleh barang tambang. Hampir keseluruhan barang tambang diperoleh dengan penggalian tanah, seperti batu bara, minyak bumi, timah, bijih besi, tembaga, nikel, bijih emas, dan sebagainya.

Meskipun memiliki dampak ekonomis yang signifikan, kegiatan tambang juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, mencakup pencemaran dan kerusakan struktur tanah.

Dalam pelaksanaannya, penambangan menghasilkan emisi berbagai polutan seperti radionuklida (radiasi berbahaya), logam berat, serta senyawa berbahaya seperti asam fluorida, asam klorida, dan sulfur dioksida.

Organisme tanah, khususnya yang terdapat pada lapisan tanah paling atas, terganggu oleh kegiatan tambang, terutama humus yang mengandung banyak organisme tanah.

Lantas, apa akibat penggalian tanah bagi keseimbangan lingkungan serta hal apa yang akan terjadi jika tanah digali menjadi bahan tambang?

Dampak Buruk Kegiatan Tambang terhadap Tanah

Dampak buruk penggalian tanah untuk kegiatan tambang bisa mengubah topografi dan hidrologi daerah yang ditambang. Hal tersebut dapat menyebabkan erosi, pemadatan tanah dan hilangnya habitat, yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

Berikuti ini dalah dampak buruk kegiatan tambang terhadap tanah merangkum studi Kai Zhang, dkk pada tahun 2023 berjudul Effects of Underground Mining on Soil–Vegetation System: A Case Study of Different Subsidence Areas, penelitian Ignasius Gultom, dkk pada 2022 berjudul Kajian Degradasi Lahan Akibat Kegiatan Pertambangan Untuk Pengembalian Fungsi Lahan, dan publikasi DLHK Provinsi Banten berjudul Keruskan Lingkungan Akibat Usaha/Kegiatan Pertambangan.

1. Penurunan permukaan tanah

Pertambangan membuat area-area menonjol pada permukaan tanah mengalami penurunan. Penggalian dan pengangkutan material tanah yang berlebihan dapat merusak struktur tanah dan menyebabkan penurunan permukaan. Penuruanan permukaan tanah dapat dipengaruhi oleh penggunaan alat berat dalam proses penambangan.

2. Penurunan kualitas tanah

Pemindahan dan penumpukan material hasil penambangan dapat mengubah sifat fisik dan kimia tanah. Pertambangan bisa menyebabkan kandungan air dan nutrisi tanah bagian luar berkurang. Kelembaban tanah bagian dalam pun berkurang. Akibatnya, tanah menjadi gersang.

3. Penurunan tutupan vegetasi

Penurunan tutupan vegetasi merupakan akumulasi akibat dari penurunan permukaan tanah dan kualitas tanah. Kondisi seperti itu membuat vegetasi seperti rumput-rumputan dan pepohonan terganggu pertumbuhannya.

4. Deforestasi

Untuk mengakses sumber daya alam tambang, khususnya mineral dan logam berharga, hutan sering kali harus dirobohkan. Deforestasi ini merusak habitat alami dan dapat mengancam keberlanjutan ekosistem serta keanekaragaman hayati.

5. Erosi dan tanah longsor

Proses pertambangan seringkali melibatkan penggalian besar-besaran, yang dapat mengakibatkan erosi tanah. Erosi tanah dan perubahan struktur tanah karena pertambangan kemudian juga membuat rawan bencana tanah longsor.

Apa Dampak Negatif dari Kegiatan Pertambangan?

Telah banyak dibahas bahwa dampak negatif kegiatan penambangan terhadap keseimbangan ekosistem adalah berkaitan dengan pencemaran lingkungan. Dampak pertambangan terhadap lingkungan yakni pencemaran tanah, air, udara, yang memiliki dampak buruk pada keseimbangan ekosistem. Hal tersebut misalnya disebabkan oleh kerusakan hutan sehingga merusak habitat alami dan keanekaragaman hayati.

Selain berkaitan dengan kerusakan lingkungan, kegiatan pertambangan juga memiliki dampak lain misalnya dalam aspek sosial ekonomi. Dalam mengelola dampak negatif ini, penting untuk menerapkan praktik pertambangan yang berkelanjutan, berpartisipasi dalam dialog terbuka dengan masyarakat lokal, dan memprioritaskan keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Dikutip dari jurnal berjudul Pertambang Batubara: Dampak Lingkungan, Sosial dan Ekonomi (2016) oleh Reno Fitriyanti, berikut ini beberapa dampak negatif kegiatan pertambangan dalam aspek sosial dan ekonomi.

1. Konflik dengan masyarakat lokal

Adanya kegiatan pertambangan seringkali menjadi sumber konflik dengan masyarakat lokal. Penyebab konflik dapat melibatkan pembebasan lahan yang kontroversial, pencemaran air dan udara, serta ketidaksetujuan terhadap dampak lingkungan. Protes, unjuk rasa, dan ketegangan antara pihak pertambangan dan masyarakat lokal dapat terjadi sebagai respons terhadap gangguan lingkungan dan sosial.

2. Kesehatan masyarakat

Proses pertambangan sering menghasilkan debu mineral yang dapat mencemari udara. Paparan terus-menerus terhadap debu ini dapat menyebabkan masalah pernapasan dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat lokal. Aktivitas pertambangan juga dapat mencemari sumber air, mengakibatkan keterbatasan akses masyarakat lokal terhadap air bersih yang aman untuk dikonsumsi.

3. Perubahan sosial dan kultural

Kedatangan pekerja tambang dan pendatang baru dapat mengubah struktur sosial di masyarakat lokal. Hal ini dapat menciptakan ketidakharmonisan dan konflik internal dalam komunitas. Penambangan juga dapat menyebabkan kehilangan nilai-nilai budaya tradisional, terutama jika area pertambangan memiliki warisan budaya yang kaya.

4. Kesejahteraan psikologis

Ketidakpastian terkait dampak pertambangan, seperti perubahan lingkungan, dapat menciptakan stres dan kecemasan di antara masyarakat lokal. Perubahan drastis ini dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis.

5. Ketidaksetaraan kesempatan kerja

Penerimaan tenaga kerja dari luar daerah atau bahkan luar negeri oleh perusahaan pertambangan dapat menciptakan ketidaksetaraan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Masyarakat setempat mungkin tidak mendapatkan manfaat secara merata.

6. Ketergantungan pada penerimaan korporat

Masyarakat lokal dapat menjadi terlalu bergantung pada program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan pertambangan. Program CSR umumnya berfokus pada proyek-proyek atau inisiatif khusus dan dapat berubah-ubah seiring waktu sehingga tidak selalu dapat memberikan keberlanjutan jangka panjang.

Baca juga artikel terkait TAMBANG atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Balqis Fallahnda & Addi M Idhom