Menuju konten utama

Daftar Ucapan Salam dari Berbagai Agama Beserta Arti & Maknanya

Contoh kalimat salam dari berbagai agama seperti Islam, Kristen hingga Kong Hu Cu beserta arti dan maknanya.

Daftar Ucapan Salam dari Berbagai Agama Beserta Arti & Maknanya
Sejumlah pemuka agama bergandengan tangan usai doa bersama lintas agama di Tugu Kujang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/8/2023). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/tom.

tirto.id - Indonesia memiliki masyarakat yang majemuk dan terdiri dari berbagai pemeluk agama, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Kong Hu Cu.

Setiap agama tentunya memiliki salam khas yang mengandung makna khusus. Salam ini pun biasanya diucapkan kepada sesama umat beragama ketika bertemu atau membuka suatu percakapan.

Salam bukanlah sekadar sapaan, tapi juga mengandung sebuah doa. Contohnya salam umat Islam yang berbunyi:

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

(Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh)

Arti: "Semoga keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah untukmu"

Salam ini pun termasuk sebuah doa. Apabila kita ucapkan kepada orang lain, maka kita sebenarnya sedang mendoakan keselamatan orang tersebut.

Tak hanya agama Islam, agama lain pun memiliki salamnya tersendiri yang juga mengandung doa dan makna tertentu. Sebagai umat beragama, penting bagi kita untuk mengucapkan salam dengan benar, bukan mengucapkan secara asal-asalan karena hal itu bisa mengubah maknanya.

Tak hanya soal pengucapan, sudah sepatutnya kita memahami isi atau makna dari ucapan salam tersebut. Dengan memahami artinya, maka kita bisa lebih tulus dalam mengucapkan salam sehingga doa di dalamnya pun dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

6 Ucapan Salam Lintas Agama di Indonesia

Salam bisa menunjukkan identitas agama kita karena setiap agama memang memiliki kalimat salam yang berbeda. Berikut ucapan salam berbagai agama yang ada di Indonesia:

1. Islam:

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

(Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh)

Arti: "Semoga keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah untukmu"

2. Kristen Katolik: Salam Sejahtera bagi Kita Semua

3. Kristen Protestan: Shalom (Damai Sejahtera)

4. Hindu: Om Swastyastu

Arti: "Semoga dalam keadaan selamat atas karunia dari Hyang Widhi"

5. Buddha: Namo Buddhaya

Arti: "Terpujilah Sang Buddha"

6. Kong Hu Cu:

Salam Kebajikan atau Wei De Dong Tian (惟德動天)

Arti: "Hanya Kebajikanlah Yang Bisa Menggerakkan Tian (Tuhan)"

Manfaat dan Keutamaan Memberi Salam

Memberi salam kepada orang lain, baik yang dikenal maupun tidak, tentu memberikan manfaat tersendiri. Khusus bagi umat Islam, mengucapkan salam justru bisa mendatangkan pahala karena hal ini termasuk amalan baik dan salam yang diucapkan pun mengandung sebuah doa kebaikan.

Tak hanya itu, memberi salam bagi umat Islam juga dapat mempererat tali persaudaraan sesama muslim sekaligus menambah iman dan takwa kepada Allah SWT.

Di sisi lain, salam sebenarnya tidak terbatas soal salam khas agama, ada pula jenis salam dengan kalimat umum yang bisa diucapkan kepada siapa saja tanpa memandang agamanya.

Contohnya ucapan selamat pagi, rahajeng (dalam bahasa Jawa berarti selamat/sejahtera), sampurasun (dalam bahasa Sunda berarti permohonan maaf yang juga bisa bermakna permisi), horas (Batak), atau sapaan lain yang lebih umum.

Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, memberi salam bisa memberikan beberapa manfaat berikut:

  • Salam khas agama berfungsi sebagai identitas diri.
  • Membina hubungan baik dengan orang lain karena memberi salam merupakan sikap menghargai dan menghormati.
  • Menambah rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama.
  • Mempererat tali persaudaraan, baik sesama agama maupun antar umat beragama, sehingga secara tak langsung memperkuat persatuan bangsa.
  • Dapat menambah teman atau saudara baru apabila salam diucapkan kepada orang yang baru dikenal.
  • Menciptakan lingkungan sosial yang harmonis, nyaman, dan damai.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari