tirto.id - Potensi cuaca ekstrem masih berpotensi akan terjadi hingga Jumat (2/9/2022) seperti yang diungkapkan Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto.
Guswanto mengatakan, BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia, dan saat ini diindikasikan terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.
"Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi belokan dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas, diprediksi aktifnya fenomena MJO, aktifnya Gelombang Rossby yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto.
Menurut Guswanto, berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas lebat yang bisa disertai kilat/petir dan angin kencang hingga 2 September 2022 dapat terjadi di wilayah beberapa wilayah, yaitu,
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat
4. Riau
5. Kepulauan Riau
6. Jambi
7. Bengkulu
8. Sumatera Selatan
9. Kepulauan Bangka Belitung
10. Lampung
11. Kalimantan Barat
12. Kalimantan Tengah
13. Kalimantan Timur
14. Kalimantan Utara
15. Kalimantan Selatan
16. Sulawesi Tenggara
17. Sulawesi Barat
18. Sulawesi Tengah
19. Sulawesi Selatan
20. Maluku Utara
21. Maluku
22. Papua Barat
23. Papua
Sedangkan untuk periode hingga hari ini Senin (29/8/2022), berdasarkan Prakiraan Berbasis Dampak, wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori siaga perlu diwaspadai di wilayah sebagai berikut:
1. Bangka Belitung
2. Bengkulu
3. Sumatera Barat
4. Kalimantan Barat
5. Sulawesi Tengah
6. Maluku
Guswanto menjelaskan, dengan kondisi ini maka ia berharap pihak-pihak terkait bisa melakukan persiapan antara lain :
1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
4. Menggencarkan secara lebih masif melalui sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
5. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
6. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui :
a) Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level Kecamatan;
b) Akun media sosial @infobmkg;
c) Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
d) Call center 196 BMKG;
e) Dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Editor: Iswara N Raditya