Menuju konten utama

CSIS: Pemilih Muda bakal Dominasi Pemilu 2024

Mayoritas anak muda menjadikan media sosial sebagai ladang informasi terkait Pemilu 2024.

CSIS: Pemilih Muda bakal Dominasi Pemilu 2024
Logo Centre For Strategic And International Studies (CSIS). FOTO/csis.or.id

tirto.id - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis survei terbaru yang memprediksi dominasi pemilih muda dalam memilih sosok pemimpin nasional pada Pemilu 2024. Proporsi pemilih muda dalam kelompok usia 17-39 tahun diprediksi mencapai 60 persen. Bila dikonversi jumlah pemilih muda bisa mendekati 114 juta orang.

Sebagai catatan dalam survei itu, mendefenisikan pemilih muda adalah mereka yang terdiri dari kelompok pemilih generasi Z dan generasi milenial (17-39 tahun). Kelompok itu dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Survei dilaksanakan Agustus 2022.

Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes mengatakan perubahan lanskap politik ke depan akan didorong oleh tipikal pemilih muda yang dinamis, adaptif dan responsif, terutama pergeseran minat mereka pada isu-isu politik dan karakteristik kepemimpinan nasional.

Merujuk data CSIS, pemilih muda yang tertarik pada karakter calon pemimpin jujur dan antikorupsi berada pada angka 34,8 persen. Sementara itu, ketertarikan pemilih muda pada karakter pemimpin yang merakyat dan sederhana hanya pada angka 15,9 persen.

"Pada agregat nasional, survei CSIS menemukan meningkatnya ketertarikan pemilih muda terhadap karakter calon pemimpin yang jujur dan antikorupsi," kata Arya kepada Tirto, Kamis (16/3/2023).

Arya menyatakan perubahan cara pandang anak muda dalam memilih karakter pemimpin nasional dipengaruhi oleh internet. Mayoritas anak muda menjadikan media sosial sebagai ladang informasi. Merujuk data itu, pengaruh media sosial berada di angka 59 persen pada 2022, dibandingkan 2018 hanya berada pada angka 39,5 persen.

"Media sosial pada level tertentu diprediksi akan memengaruhi perubahan perilaku anak muda dalam memilih capres dan partai politik," kata Arya.

Ia mengakui saat ini belum ada kepastian siapa yang akan mendapatkan tiket pencalonan. Sejumlah nama memang muncul di permukaan publik, seperti Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Puan Maharani, Sandiaga Uno hingga hingga Airlangga Hartarto.

Dari tujuh nama itu, Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas paling tinggi, yakni 26,9 persen disusul Prabowo dengan angka 20,1 persen. Adapun Puan Maharani memiliki elektabilitas paling rendah, yakni 1,1 persen.

Arya mengatakan situasi politik yang kompetitif membuat sulit prediksi siapa yang akan memenangi Pemilu 2024.

"Namun, kami melihat anak muda diperkirakan akan menjadi segmen pemilih penting yang akan memengaruhi hasil pemilu nantinya," tukas Arya.

Dari sisi politik, kata dia, petahana Presiden Joko Widodo yang sudah menjabat selama dua periode tidak bisa lagi mencalonkan diri, sehingga membuat level kompetisi antarcalon presiden akan ketat.

"Kompetisi antarpartai diprediksi masih dinamis, meskipun sudah terbentuk stabilitas suara partai pada tingkat pemilih," pungkas Arya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Fahreza Rizky