Menuju konten utama

Contoh Naskah Pantomim Singkat 1 Orang dan 2 Pemain

Pantomim tak memakai dialog dan hanya mengandalkan gerakan. Berikut 4 contoh naskah pantomim singkat.

Contoh Naskah Pantomim Singkat 1 Orang dan 2 Pemain
Ilustrasi Pantomim. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pantomim adalah salah satu jenis pertunjukan seni teater yang berfokus pada gerak tubuh dan mimik muka. Pantomim berasal dari bahasa latin, "pantomimus" yang berarti meniru segala sesuatu. Ada juga yang menyebut istilah pantomim berasal dari bahasa Yunani yang berarti serba isyarat.

Sejarah pantomim, terutama di Eropa, diperkirakan berkaitan dengan pertunjukan commedia della'arte, semacam bentuk awal teater profesional yang lahir di Italia pada abad 16. Pertunjukan teater jalanan ini menyerap pengaruh dari pentas komedi era Yunani kuno.

Pentas-pentas commedia della'arte menampilkan berbagai lelucon yang bisa membikin penonton tertawa lebar sekalipun pemainnya tidak mengucapkan apa pun. Popularitas commedia della'arte di Eropa lantas mendorong kelahiran genre seni pertunjukan baru yang bernama pantomim.

Keunikan pantomim terletak pada kemampuan bercerita pemerannya yang hanya mengandalkan gerak tubuh dan mimik muka, tanpa suara maupun dialog. Gerakan pantomim pun sering bersifat komikal.

Struktur Naskah Pantomim

Mengutip dari buku Seni Budaya karya Eko Purnomo Dkk (2017:100), pertunjukan pantomim biasanya bersifat lucu, humoris, dan menghibur. Meski begitu, semua gerakan didasarkan pada naskah pantomim yang dirancang sebelumnya.

Tiap-tiap adegan dalam pantomim dilakukan sesuai dengan naskah yang telah disusun sebelum pentas dilaksanakan. Gerak tubuh dan mimik muka pemeran yang dipadukan dengan musik pengiring, menjadi kekuatan dalam pementasan pantomim. Hal ini karena pementasan pantomim sama sekali tanpa dialog dan ucapan kata-kata.

Pantomim bisa dilakukan oleh satu orang, berpasangan, atau kelompok. Pementasan pantomim berupa pemaparan cerita melalui beberapa tahap adegan. Maka itu, naskah pantomim pun berisikan sejumlah fragmen adegan yang jika disatukan dapat menghasilkan sebuah cerita utuh.

Merujuk pada buku Seni Budaya (Seni Teater) terbitanKemendikbud RI (2020:2), penggalian ide dalam penyusunan naskah pantomim perlu mengandalkan kepekaan sosial, kreativitas, dan intensitas apresiasi pantomim.

Kelucuan, kepekaan sosial, serta kreativitas dapat dilihat dari pementasan yang dilakukan seorang aktor pantomim paling terkenal, Charlie Chaplin. Komedian asal Britania Raya itu sukses membawa pantomim dalam film layar lebar era awal abad ke-20.

Naskah pantomim bisa memiliki jenis struktur yang beragam. Adapun struktur naskah pantomim yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

  • Judul;
  • Keterangan pemain dan karakter (jumlah aktor dan karakternya);
  • Guidung Script (pengantar untuk masuk ke cerita, bisa cara aktor masuk dan/atau panduan musik pengiring);
  • Isi cerita yang ditulis dengan urutan penulisan: nama tokoh, nomor adegan (#1, #2, #3), dan deskripsi adegan.

Menganalisis Naskah Pantomim

Keberhasilan pementasan pantomim—selain faktor keahlian pemerannya—juga dipengaruhi oleh naskah pantomim yang dipersiapkan sebelum pertunjukan.

Berbeda dari naskah teater pada umumnya, naskah pantomim sama sekali tak menggunakan dialog. Isi naskah pantomim dominan berupa deskripsi kegiatan tokoh (adegan).

Maka itu, untuk menganalisis naskah pantomim, fokus perhatian terarah pada beberapa poin penting di bawah ini:

1. Judul naskah pantomim

Judul naskah pantomim perlu diperhatikan dan dipastikan sesuai dengan isi ceritanya. Keselarasan isi cerita dan judul ini merupakan prinsip umum dalam penulisan naskah.

2. Tema cerita pantomim

Sebuah pementasan pantomim akan membawa tema besar yang terlihat dari isi ceritanya. Tema adalah ide pokok atau gagasan utama yang terkandung dalam cerita yang dibawakan oleh aktor pantomim.

3. Penokohan dalam cerita pantomim

Penokohan dalam naskah cerita pantomim merupakan hal penting karena menjadi arahan bagi pemeran pertunjukan ini. Penokohan dalam cerita pantomim terfokus pada kondisi fisik tokoh (tua-muda, tegap-bungkuk), kejiwaan/psikologis (senang, sedih), dan posisi sosialnya.

4. Plot cerita dalam pantomim

Naskah pantomim juga dapat dianalisis melalui plot cerita yang dibangun di dalamnya. Terdapat 3 jenis plot yang digunakan dalam pementasan pantomim, antara lain:

  • Liner: Cerita runtut dari awal hingga akhir.
  • Sirkuler: Cerita melingkar-lingkar, dalam artian cerita memiliki banyak bahasan namun ujung persoalan pada satu inti cerita/peristiwa.
  • Episodik: Cerita memiliki jeda-jeda atau potongan-potongan. Namun, cerita masih berjalan runtut sesuai jeda sebelumnya.

Contoh Naskah Pantomim

Ketika menyusun naskah pantomim, perlu memperhatikan alur cerita. Umumnya, alur cerita pantomim mirip alur cerpen, dan lebih berfokus pada adegan atau penggambaran situasi tokoh utamanya. Naskah pantomim pun perlu dipastikan bisa menjadi petunjuk gerakan dan ekspresi pemeran yang benar-benar menyampaikan maksud cerita.

Adegan atau cerita dalam pantomim bisa bersumber dari aktivitas manusia dalam kehidupan. Misalnya, aktivitas di kehidupan sehari-hari, saat bepergian, menghadapi situasi ekstrem (badai, panas, dingin), hingga menggunakan berbagai alat dan perabotan.

Ada banyak contoh naskah pantomim yang bisa menjadi referensi atau rujukan saat menyusun naskah pertunjukan pantomim. Sebagian juga berupa contoh naskah pantomim singkat dan lucu.

Berikut ini 4 contoh naskah pantomim singkat:

1. Contoh naskah pantomim pertama

Judul: Hati Patah

Jumlah Pemain: 2 orang laki-laki

Karakter: orang kaya dan orang miskin

(Musik fade in sedih)

(Lampu Fade in sayu ke tengah panggung)

Orang Kaya #1: Duduk di sebuah kursi taman di tengah panggung sedih dan gelisah, duduk berubah-ubah posisi.

Orang Kaya #2: meminum, air putih banyak sekali (botol ilusi).

Orang Miskin #3: Baju acak-acakan, berjalan sedih, sebelum tiba di kursi, lelaki terjatuh tersandung batu (batu Ilusi).

Orang Miskin # 4: Bangun dari jatuhnya kemudian menuju kursi taman (kursi nyata). Duduk saling pandang dengan lelaki kaya. Kemudian mengeluarkan foto (foto ilusi) menciumi foto tersebut.

Orang Kaya #5: Bergeser dari tempat duduk, sedikit menjauh dengan orang miskin, melihat orang miskin mencium foto, orang kaya itu mengeluarkan foto (foto ilusi) dengan ukuran lebih besar, menciumi dengan hasrat dan tangisan.

Orang Miskin #6: Orang miskin melihat orang kaya, melompat dari kursi, seakan berada ditempat yang tinggi tapi tak terjadi apapun.

Orang Kaya #7: Orang kaya ini semakin frustasi, dia menirukan aktivitas yang dilakukan oleh orang miskin.

Orang kaya & orang miskin #8: Keduanya berusaha pingsan hingga menjatuhkan diri berkali-kali, tapi tak kunjung pingsan.

Orang miskin #9: Orang miskin memberikan pistol kepada orang kaya.

Orang kaya & orang miskin #10 : Keduanya menodongkan pistol (pistol ilusi) ke kepalanya.

Orang kaya #11: Orang kaya mati karena pistol (pistol ilusi) berisikan peluru.

Orang miskin #12: Pistol (pistol ilusi) yang dimiliki tak ada pelurunya, tetapi dia pura2 jatuh, tersadar orang kaya mati, kemudian dia bangun dan mengambil dompet dan jam tangan yang di bawah.

Orang miskin #13: Berlari, tersandung, kemudian terjatuh pingsan.

2. Contoh Naskah Pantomim Kedua

Contoh naskah pantomim berikut ini adalah karya Septian Dwi Cahyo, yang termuat dalam buku Seni Budaya Kelas VIII terbitan Kemdikbud (2017).

Judul: Kisah Penjual Balon

Seorang penjual balon masuk ke dalam panggung sambil naik sepeda. Si penjual melambaikan tangan ke arah penonton. Setelah itu sampailah pada sudut jalan. Si penjual balon sambil menunggu pembeli dia meniup balon-balon itu satu persatu untuk dijual. Setelah membereskan balon dagangannya, dia lalu menjajakan balonnya.

Waktu berlalu, tetapi tidak satu pun ada yang membeli, penjual balon sedih hatinya. Dia lalu berdoa memohon supaya ada pembeli. Tidak berapa lama datang pembeli, penjual balon senang melayani dengan gembira. Semakin lama semakin banyak pembelinya, sang penjual mulai kewalahan dengan permintaan yang aneh-aneh dari para pembeli: ada yang minta balonnya ditiup lebih besar, ada yang minta balonnya ditukar, ada yang minta talinya dipanjangkan.

Si penjual balon mulai marah dan mengusir para pembelinya. Begitu sadar dia menyesal, bahwa dia telah berbuat tidak baik terhadap orang lain yang telah memberinya rezeki. Dengan wajah sedih dan kecewa, dia berdoa mohon ampun kepada Tuhan, lalu meniup kembali balon-balon itu hingga banyak sekali.

Tanpa sadar, balon yang tertiup sudah banyak hingga membuat si penjual balon terbawa oleh balon-balon dan terbang tinggi melayang hingga silam di balik panggung. Selesai.

3. Contoh Naskah Pantomim Ketiga

Judul: Kerapian dan Kebersihan

Tema: Kebiasaan menjaga kebersihan dan kerapian

Jumlah pemeran: 2 orang

Suatu hari, 2 anak bangun dari tidur. Setelah bangun, keduanya mulai merapikan tempat tidur. Mereka menata bantal, merapikan seprai, dan melipat selimut.

Di tengah aktivitas tersebut, keduanya mulai bercanda. Candaan dimulai saat salah satu dari keduanya merebut selimut yang sedang dirapik anak lainnya. Karena terlarut dalam gurauan, terjadilah tarik-menarik selimut di antara keduanya. Akhirnya mereka berdua terpental.

Beberapa saat kemudian, kedua anak tadi bergegas untuk mandi. Karena kamar mandi berukuran kecil, keduannya mandi secara bergantian. Saat salah satu dari mereka di kamar mandi, anak lainnya mengganggu dengan mengetuk pintu berkali-kali.

Setelah anak yang pertama selesai mandi, ia segera menuju kamar untuk merapikan diri dan mengenakan pakaian sekolah. Anak yang kedua kemudian bergiliran masuk ke kamar mandi. Dia mandi dengan tergesa-gesa. Setelah selesai, dia segera memakai handuk dengan terburu-buru dan mengenakan pakaian.

Setelah itu, keduanya menata buku dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu, keduanya menata ruang tamu dan menyapu halaman. Keduanya lantas pergi ke meja makan untuk sarapan. Setelahnya, keduanya menyuci piring sisa sarapan.

Mereka kemudian kembali ke kamar untuk mengambil tas dan memakai seragam sekolah. Mereka kemudian bersiap berangkat ke sekolah, mencium tangan kedua orang tua dan berjalan keluar rumah.

4. Contoh Naskah Pantomim Keempat

Judul: Tak Nyenyak

Tema: Perjuangan

Jumlah pemain: 1 orang (solo mime)

Karakter: Orang mengantuk

Musik: Suasana malam.

#1. Pemain menjadi orang mengantuk yang berjalan lemas menuju tengah panggung. Menguap sejenak di tengah panggung menuju tempat tidur (Tempat tidur ilusi atau tidak).

#2 Pemain tidur, tapi nyamuk mendengung di telinga (musik). Pemain mengibas nyamuk (nyamuk ilusi) dengan tangannya. Nyamuk pergi sejenak, tetapi kembali lagi. Pemain bertindak seakan-sakan nyamuk menggigit dahinya.

#3 Nyamuk diusir lagi kemudian kembali lagi, diusir kembali lagi. Pemain mengamuk berpindah tempat, nyamuk tetap mengejar. Pemain mengambil alat semprotan nyamuk, nyamuk seakan mati (terdengar dari suaranya). Namun, tak lama kemudian, nyamuk datang lagi.

#4 Kemudian pemain mengambil raket listrik, seakan nyamuk dan pemain saling beradu pedang. Pemain bertambah marah.

#5 Pemain mengambil meriam. Namun, tetap saja tak bisa, nyamuk terus saja menyerang.

#6 Pemain mengeluarkan peluit (peluit ilusi, didukung musik efek). Nyamuk berhenti (efek musik rem).

#7 Nyamuk ditampar. Nyamuk pergi sejenak dengan suara tangisan nyamuk (musik efek).

#8 Nyamuk datang dengan ribuan nyamuk (musik efek), pemain menyerah dengan mengeluarkan bendera putih. (musik efek nyamuk tertawa). Selesai.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Yonada Nancy
Penyelaras: Addi M Idhom