tirto.id - Panas dalam merupakan istilah yang biasa dipakai masyarakat umum namun sebenarnya tidak ada dalam dunia medis. Lalu apakah sebenarnya panas dalam itu?
Panas dalam adalah suatu keadaan yang dirasakan seseorang untuk menggambarkan sensasi seperti terbakar di tenggorokan umumnya ketika batuk. Sensasi panas ini tentu juga menyebabkan rasa tidak nyaman ketika menelan makanan atau minuman.
Namun gejala yang dirasakan setiap orang juga bisa berbeda-beda saat mengalami panas dalam. Simak penjelasannya secara lengkap di bawah ini beserta cara mengatasinya!
Ciri-ciri Tubuh yang Sedang Panas Dalam
Selain tubuh terasa tidak fit dan meriang, berikut adalah beberapa ciri-ciri panas dalam lain yang bisa diperhatikan:
1. Sariawan
Sariawan adalah sebuah kondisi peradangan di area mulut seperti lidah atau gusi hingga bibir bagian dalam. Sariawan berbentuk bulat putih kecil dengan warna merah di sekelilingnya. Kondisi ini umumnya memberikan sensasi perih seperti akibat luka sayatan.Sariawan bisa disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin; konsumsi makanan panas, pedas, dan asam; serangan virus; alergi; lidah atau dinding mulut yang tergigit.
Cara menghilangkan panas dalam saat mengalami gejala seperti sariawan adalah dengan mengonsumsi obat medis atau herbal, berkumur dengan air garam, dan minum banyak air putih.
2. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan merupakan gejala yang paling sering ditemui. Penyebabnya bisa dari infeksi virus atau bakteri, kurangnya asupan cairan pada tubuh; hingga dari GERD di mana asam lambung naik ke tenggorokan.Sakit tenggorokan ditandai dengan adanya sensasi terbakar di tenggorokan, tenggorokan gatal, panas dan kering.
Saat sedang sakit tenggorokan, umumnya diikuti oleh beberapa gejala lain seperti flu, seperti batuk, demam, sakit kepala, dan kelelahan.
3. Bibir Kering dan Pecah-Pecah
Gejala panas dalam yang umum dirasakan adalah bibir yang terasa kering secara berlebihan dan pecah-pecah.Kesehatan oral menjadi sangat terganggu karena kurangnya asupan vitamin B kompleks. Bibir yang tidak memiliki kelenjar minyak tentu akan menyebabkan tingkat kelembaban tidak terjaga dan menjadi lebih cepat kering dari biasanya. Maka penting untuk mengkonsumsi banyak air putih saat gejala ini terjadi.
4. Bau Mulut
Karena kondisi mulut dan tenggorokan yang tidak nyaman, membuat seseorang jadi jarang mengonsumsi makanan dan minuman sehingga menyebabkan mulut dan tubuh dehidrasi. Maka bau mulut pun juga tak bisa dihindari saat mengalami panas dalam.Karena saat dehidrasi atau kekurangan cairan, kondisi mulut yang kering akan lebih disukai bakteri untuk berkembang. Bakteri yang cepat berkembang ini menjadi penyebab adanya bau mulut saat panas dalam.
Penyebab Panas Dalam
Secara umum, penyebab panas dalam adalah dari faktor lingkungan. Perubahan cuaca membuat adanya perubahan tekanan udara, suhu dan komposisi udara, menyebabkan kuman dan virus di lingkungan semakin berkembang.
Terlebih lagi jika seseorang terkena hujan dan terpapar panas secara terus menerus, ini menyebabkan seseorang menjadi rentan dehidrasi, daya tahan tubuh menurun dan lebih mudah terpapar virus.
Gaya hidup yang kurang sehat juga menjadi salah satu pemicu panas dalam. Kurang olahraga dan sering mengonsumsi makanan tidak sehat seperti mie instan dapat membuat tenggorokan terasa tidak enak dari bahan makanan yang banyak mengandung pengawet.
GERD juga bisa menjadi penyebab terjadinya panas dalam. Hal ini dikarenakan asam lambung yang naik ke kerongkongan membakar esofagus, sehingga menyebabkan gejala berupa sakit tenggorokan.
GERD akan mempengaruhi otot kerongkongan bagian bawah menjadi semakin lemah sehingga kerongkongan tidak tertutup dengan sempurna. Inilah yang membuat asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
Cara Mencegah dan Mengurangi Panas Dalam
Untuk cara mengatasi panas dalam bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
- Konsumsi air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi
- Berkumur dengan air hangat dicampur garam
- Istirahat yang cukup akan baik untuk kesehatan mental, fisik dan emosional sehingga sakit akan lebih cepat reda
- Bijak memilih makanan dan minuman untuk dikonsumsi
- Pola hidup yang sehat seperti cukup olahraga, istirahat teratur, menghindari stres, melakukan refreshing, tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Temui dokter apabila gejala yang dirasakan semakin memburuk
Penulis: Yasinta Arum Rismawati
Editor: Dhita Koesno