Menuju konten utama

Ciri-ciri Kucing Sakit dan Cara Merawatnya

Banyak ciri kucing sakit yang sering tak disadari manusia. Simak daftar ciri-ciri kucing sakit dan cara mengobatinya berikut!

Ciri-ciri Kucing Sakit dan Cara Merawatnya
Ilustrasi Kucing Sakit. foto/istockphoto

tirto.id - Seperti manusia, kucing juga bisa sakit. Pemilik kucing pasti terbiasa menghadapi kondisi semacam ini. Namun, jika belum terbiasa, pemelihara kucing sebaiknya mencari informasi tentang berbagai ciri-ciri kucing sakit.

Ada banyak jenis penyakit yang rentan menyerang kucing. Perbedaan jenis penyakit bisa memunculkan gejala berbeda pula. Cara merawat kucing sakit pun perlu memperhatikan jenis penyakitnya.

Keterlambatan identifikasi dan pertolongan pertama dapat membikin kondisi kucing yang sakit bertambah parah, bahkan berakibat fatal. Agar lebih memahami berbagai ciri kucing sakit dan tips perawatannya, simak penjelasan berikut!

Ciri-Ciri Kucing Sakit

Sebagaimana manusia, tubuh hewan akan bereaksi pada saat ada hal yang mengganggu kesehatannya. Tidak terkecuali tubuh kucing. Reaksi tadi muncul dalam bentuk sejumlah jenis gejala.

Berikut ini penjelasan lebih lengkap tentang ciri-ciri kucing sakit dan cara mengobatinya:

1. Haus terus-menerus

Bila kucing terlihat haus terus-menerus, bisa jadi ia sedang terkena gangguan kesehatan. Salah satu kemungkinannya, ginjal kucing bermasalah. Ada juga potensi diabetes melitus.

Saat kucing tiba-tiba kerap ke tempat air dan minum terus-menerus, padahal sebelumnya ia jarang melakukannya, sebaiknya segera periksakan ke dokter hewan. Diagnosa dokter akan memastikan jenis masalah kesehatan yang dialami oleh kucing tersebut.

2. Kehilangan nafsu makan

Kucing kehilangan nafsu makan sebenarnya gejala yang normal. Jika kondisi tadi sesekali terjadi dan kemudian pola makan kucing normal lagi, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Namun, sebaiknya gejala ini tidak diabaikan jika kucing berhenti makan sama sekali atau hanya mengonsumsi sedikit makanan dalam waktu lama. Solusi terbaik adalah membawa kucing ke dokter. Perlu diingat, jika kucing tidak makan selama berhari-hari, ia berpotensi mengalami perlemakan hati atau lipidosis hati.

3. Nafsu makan meningkat berlebihan

Nafsu makan kucing meningkat secara berlebihan juga perlu jadi perhatian. Terutama jika peningkatan nafsu makan dialami kucing berusia tua. Hipertiroidisme bisa jadi merupakan penyebabnya.

Pada kucing, hipertiroidisme merupakan penyakit akibat produksi hormon tiroid berlebih dari kelenjar di leher. Penyakit yang sering kali disebut tirotoksikosis ini umumnya dialami kucing tua. Nafsu makan meningkat secara mendadak adalah salah satu gejalanya, selain penurunan berat badan hingga muntah dan diare.

Guna memastikan kondisi kesehatannya, membawa kucing ke dokter hewan perlu segera dilakukan. Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk memastikan apakah itu hipertiroidisme atau gangguan lainnya.

Terlepas dari hipertiroidisme, nafsu makan yang meningkat sejatinya adalah perilaku yang tidak boleh diabaikan. Makan terlalu banyak pada kucing usia berapa pun adalah perilaku yang kurang baik. Setidaknya kebiasaan ini bisa menyebabkan kegemukan atau obesitas, kondisi yang berpotensi membuat kucing lebih rentan terkena berbagai penyakit.

4. Muntah

Bila kucing sesekali muntah, ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun, saat frekuensi muntah sangat sering, apalagi dalam waktu yang berdekatan, bisa jadi ini gejala penyakit.

Salah satu pertolongan pertama untuk kucing muntah adalah memberinya air dingin, bisa dengan menambahkan es batu. Tambahkan juga beberapa sendok makan air pada tempat makan si kucing.

Kemudian, tunggu sekitar 12-18 jam. Air berguna untuk mendukung sistem pencernaan, sehingga kucing bisa mencerna makanan dengan lebih baik.

Cara lainnya adalah dengan memberi kucing beberapa sendok makan air setiap 30 menit. Bisa juga dengan memberikan es batu dan membiarkannya menjilatinya.

5. Berat badan naik-turun fluktuatif

Jika berat badan kucing naik-turun secara fluktuatif, kondisi kesehatannya mungkin tidak sedang baik-baik saja. Bila kucing mengalami kondisi semacam ini, yaitu berat badannya sering naik turun, segera bawa dia ke dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

6. Diare

Diare (buang air terus-menerus) dengan kotoran berbentuk cair adalah salah satu gejala masalah kesehatan pada kucing. Bisa jadi kucing salah makan, terkena parasit usus, atau berbagai masalah pencernaan lainnya.

Jika tidak segera diobati, diare pada kucing bisa menyebabkan dehidrasi dan peradangan usus yang lebih parah. Selain itu, saat mengalami diare, kucing akan merasa sangat tidak nyaman.

Untuk mengatasi hal ini, sebelum membawa kucing ke dokter, berikanlah cairan atau air lebih sering. Diare pasti akan membuat kucing dehidrasi dan lemas. Pemberian air lebih sering bisa memenuhi kebutuhannya akan cairan.

7. Lesu dan lemah

Bila kucing selalu terlihat lelah atau lemas, ini gejala yang harus dikhawatirkan. Segera kunjungi dokter hewan bila kucing sering tertidur atau berbaring.

Kucing yang tidur lebih banyak dari biasanya, atau secara umum memiliki tingkat energi yang rendah, bisa jadi karena memiliki masalah kesehatan. Penyebab kucing lemah dan lesu terus-menerus mungkin karena infeksi, cedera, dehidrasi, atau malah diabetes.

Namun, bisa jadi kucing tidur terus-menerus hanya karena bosan. Maka itu, bila melihat kucing lemah-lesu atau tampak kurang berenergi, coba ajak ia main, atau beri makanan kesukaannya. Bila si kucing kembali berenergi, itu berarti kucing hanya bosan dan tidak sedang mengalami gangguan kesehatan.

8. Perubahan pola buang air kecil

Perhatikan pola buang air kecil kucing. Bila ada perubahan pola, ini bisa menjadi indikasi permasalahan kesehatan pada kucing. Misalnya, infeksi saluran kemih atau sakit ginjal.

Jika ada perubahan frekuensi atau jumlah air seni kucing, atau malah kencing berdarah, segera bawa ia ke dokter hewan. Demikian pula saat kucing sulit buang air kecil, hal itu merupkan pertanda kondisi darurat, terutama pada jenis jantan.

9. Kotoran menumpuk telinga

Perhatikan kuping kucing dengan seksama. Jika ada tumpukan kotoran telinga, bisa jadi kucing mengalami infeksi telinga atau terkena parasit seperti tungau. Infeksi dan tungau telinga juga dapat menyebabkan telinga kucing berair.

Sebaiknya jangan mengatasi masalah ini sendiri tanpa pengetahuan memadai. Infeksi di telinga kucing butuh penanganan dokter hewan atau ahli yang memahami permasalahan ini.

10. Iritasi kulit atau bulu rontok

Kucing yang kulitnya mengalami iritasi atau bulunya rontok dengan cukup parah, mungkin sekali sedang mengalami masalah kesehatan tertentu. Penyebabnya bisa alergi, infeksi parasit eksternal, atau kondisi lainnya.

Iritasi dapat membuat kucing merasakan gatal-gatal dan menunjukkan perilaku sedang merasa tidak nyaman. Namun, sebelum merawatnya sendiri, sebaiknya pastikan terlebih dahulu ke dokter hewan.

Setelah itu, perawatan yang tepat bisa dilakukan. Misalnya, memberi makanan yang tidak menimbulkan alergi dan bulu rontok. Cara lainnya, tidak menggunakan lagi shampo yang mengandung zat-zat berbahaya bagi kulit dan bulu kucing. Memberikan vitamin tertentu yang menjaga kelembaban kulit kucing juga bisa berguna.

11. Perubahan tingkah laku

Perubahan tingkah laku pada kucing biasanya normal terjadi, terutama seiring ia semakin tua. Namun, jika kucing yang biasanya ramah berubah agresif, atau semula gembira dan berani menjadi sangat penakut, segera bawa kucing ke dokter hewan. Sebab, perubahan tingkah laku bisa menjadi salah satu ciri masalah kesehatan yang sangat serius.

12. Pincang dan sulit melompat

Bila kucing tiba-tiba pincang dan sulit melompat, ia mungkin sedang cedera atau terkena radang sendi. Meskipun masih bisa makan dengan lahap, kucing yang pincang atau sulit melompat perlu segera di periksakan ke dokter.

Cedera atau radang sendi yang tidak segera diobati berisiko menyebabkan kucing tak bisa lagi berjalan selamanya. Karena itu, sebaiknya jangan mengabaikan salah satu ciri kucing sakit ini.

Baca juga artikel terkait KUCING atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Addi M Idhom