tirto.id - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah menarik minat investor asal Cina untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Adalah perusahaan bernama Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd yang menyatakan akan membangun industri TPT di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 100 juta dolar AS.
"Kami tentunya menyambut baik minat Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Terkait industri TPT ini, Airlangga memberikan beberapa pilihan lokasi investasi seperti di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Wilayah itu menjadi opsi utama mengingat masih luasnya lahan dan ketersediaan tenaga kerja yang cukup terampil.
Keterangan yang disampaikan Airlangga tersebut merupakan bagian dari hasil kunjungan kerja saat mendampingi Presiden Joko Widodo ke Cina dalam rangka menghadiri KTT G-20 di Hangzhou beberapa hari lalu.
Menindaklanjuti investasi itu, Airlangga telah melakukan pertemuan dengan jajaran manajemen Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd di Shanghai. Pada pertemuan itu, menteri yang juga sempat menjadi narasumber pada Indonesia Business Forum di Shanghai ini didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Harjanto, serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani.
Dikutip dari situs berita Antara, Airlangga meminta kepada jajaran manajemen Jiangsu Dongqun agar dapat melakukan kerja sama dengan rekan lokal di daerah. Sebaliknya, pihak Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd juga menanyakan tentang insentif investasi serta ketersediaan energi bagi industri TPT.
Menjawab pernyataan itu, Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan deregulasi kebijakan ekonomi untuk mengurangi aturan-aturan yang dapat menghambat perkembangan industri dan bisnis di Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 13 paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan.
"Pemerintah juga tengah mengkaji penurunan harga gas yang kompetitif bagi industri, termasuk untuk sektor TPT. Hal ini untuk meningkatkan daya saing industri tersebut," tuturnya.
Di samping itu, tambah Airlangga, bagi industri yang memenuhi syarat akan diberikan insentif khusus seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk bagi industri tertentu dalam rangka investasi.
Selain Jiangsu Dongqun Investment Holding Group Co Ltd yang ingin berinvestasi di Indonesia, Cina Railway Construction Corporation (CCRC) juga sudah sepakat menyusun mekanisme kerja sama dengan Kemenperin RI untuk meningkatkan SDM dan daya saing industri kedua negara dalam waktu dekat.
“CRRC merupakan industri yang bergerak di sektor manufaktur serta jasa konstruksi kereta cepat, jembatan, terowongan dan proyek-proyek infrastruktur lainnya,” ujar Airlangga.
Investasi industri TPT ini merupakan salah satu bentuk komitmen Cina untuk melakukan penanaman modal di Indonesia. Sebelumnya, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Harjanto sempat menyampaikan bahwa telah Cina telah mengeluarkan Komitmen 271 Proyek yang berisi pernyataan untuk merealisasikan 271 proyek investasi di Indonesia.
"Cina telah berkomitmen pada 271 proyek investasi di Indonesia dengan total nilai sebesar 925 juta dolar AS yang kontribusi utamanya dari sektor industri baja, permesinan, elektronik, makanan, semen dan beberapa industri strategis lainnya," kata Harjanto usai mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pertemuan G20.
Harjanto juga mengatakan, dengan terus meningkatnya investasi Cina di Indonesia, diharapkan akan membawa efek positif bagi perekonomian nasional, bahkan bagi peningkatan daya saing industri dalam negeri.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari