tirto.id - Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, menjadi salah satu lokasi terdampak dari gempa 5 magnitudo pada Rabu (18/9/2024) pukul 09.41 WIB.
Pantauan kontributor Tirto di lokasi, beberapa rumah dan bangunan fasilitas sosial warga mengalami kerusakan dan ambruk sepanjang Jalan Raya Kertasari, seperti genting dan plafon yang berjatuhan.
Beberapa rumah warga yang berada di ketinggian mengalami kerusakan di bagian halaman, material fondasi rumah mereka yang ada di ketinggian hancur ke jalan hingga menyebabkan jalan raya terputus. Termasuk sebagian besar tiang listrik roboh ke jalan dan ada pula yang menimpa pepohonan.
Infrastruktur pemerintah seperti kantor Kecamatan Kertasari, Kantor KUA, satu bangunan sekolah SD, dan Puskesmas Kertasari ikut terdampak gempa.
Di Kantor Kecamatan Kertasari, gapura gerbang serta beberapa ruang hancur. Sementara, di sebelahnya yakni kantor KUA, atap bagian depan terlihat hancur.
Warga Membuat Tenda
Warga yang masih khawatir dengan gempa susulan membuat tenda di lapangan sepak bola yang terletak di depan kantor Kecamatan Kertasari. Terlihat ada enam tenda yang dibuat secara mandiri oleh warga menggunakan kayu, sarung, dan terpal.
Warga Desa Cibereum, Ilyas Firmansyah, merasakan gempa. Tak hanya bergoyang, dengan mata kepalanya, Ilyas menyaksikan bagaimana beberapa rumah warga tiba-tiba hancur.
"Saya lihat depan mata rumah tetangga ambruk, ada jeritan, saya lagi ada di dalam rumah juga langsung keluar," ujar Ilyas saat ditemui kontributor Tirto, Rabu (18/9/2024)
Dirinya baru menyadari terjadi gempa, melihat barang-barang di dalam rumahnya tiba bergoyang, Ilyas kemudian berlari ke jalan raya yang ada di depan rumahnya.
"Pokoknya saya langsung ke luar aja, menyelamatkan, di rumah kebetulan cuma saya doang," beber Ilyas.
Tidak hanya Ilyas, warga Desa Cibereum lainnya, Lina Herlina (42 tahun), mengaku masih khawatir dengan adanya gempa susulan yang masih kerap terjadi. Dia dan keluarganya memilih mengevakuasi diri dengan membuat tenda karena merasa lebih aman.
"Di sini sampai merasakan aman. Ya mudah-mudahan besok juga aman. Kalau belum aman, ya mungkin di sini dulu," beber Herlina.
Warga lainnya, Nandar Rahman (33) merasakan gempa saat sedang di kamar bersama anaknya, ia kemudian keluar dan mengamankan diri menyelamatkan anaknya.
"Jadi pas ada gempa saya itu langsung lari bawa anak. Pas sudah di luar kerasa bangunan rumahnya sebagian temboknya ngelupas," ungkapnya.
Nandar mengatakan, rumahnya mengalami kerusakan di ruang tamu.
"Sisa retak-retak di bagian atap dan dinding, sementara saya masih menunggu keluarga yang lain untuk mastikan saya mau di tenda atau enggak," terangnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi yang mengakibatkan sebanyak 491 rumah mengalami kerusakan.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengatakan penetapan status tanggap darurat ini dilakukan untuk mempermudah pemberian bantuan kepada para korban agar menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT).
“Hari ini juga saya minta untuk diadakan rapat gabungan dengan Forkopimda Kabupaten Bandung untuk memutuskan dalam kategori tanggap darurat sehingga secara anggaran kita bisa luncurkan," kata Dadang.
Dia menyebutkan pemberlakuan status tanggap darurat bencana akibat gempa ini dilakukan selama dua pekan mulai dari 18 September sampai 2 Oktober 2024.
Dia menambahkan keputusan ini akan membuat pemerintah daerah lebih fokus terhadap penanganan masyarakat yang terdampak oleh bencana tersebut.
"Kami akan panggil semua kepala-kepala dinas yang kaitannya dengan penyelamatan untuk bisa penanggulangan dan lepas kebencanaan ini," kata Dadang.
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Bayu Septianto