tirto.id - Harga minyak goreng mahal membuat minyak kelapa cukup mendapat perhatian. Nenek moyang sudah sehjak lama memanfaatkan kelapa menjadi minyak goreng.
Pamor minyak kelapa sempat menurun karena beredar informasi minyak goreng kelapa mengandung kolesterol. Sebenarnya semua minyak goreng memang tidak mengandung kolesterol karena berasal dari nabati.
Faktanya, semua minyak adalah non-kolesterol, karena kolesterol berasal dari hewani, sedangkan minyak kelapa merupakan minyak nabati atau dari tumbuh-tumbuhan.
Yang terpenting adalah cara penggunaaan minyak goreng itu sendiri. Minyak kelapa sebaiknya tidak dipakai berulang-ulang dan hindari penggunaan suhu yang sangat tinggi.
Minyak yang dipakai berulang-ulang, apalagi dengan suhu tinggi akan menyebabkan minyak menjadi jenuh sehingga tidak baik untuk kesehatan.
Berikut ini cara membuat minyak goreng kelapa, seperti dilansir laman Pertanian Kabupaten Kulonprogo.
Cara Membuat Minyak Kelapa untuk Menggoreng
Satu buah kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, tidak hanya diambil minyaknya saja. Cara membuat minyak goreng kelapa secara tradisional pada prinsipnya adalah memanaskan santan dari kelapa tua.
1. Kupas kelapa dari sabutnya kemudian cungkil daging kelapa menggunakan pisau khusus.
2. Tampung air kelapa pada wadah yang telah di siapkan. Daging kelapa yang telah dicungkil, dicuci hingga bersih.
3. Daging kelapa yang telah dicuci kemudian diparut menggunakan alat pemarut supaya lebih mempersingkat waktu. Alat pemarut yang yang dimaksud ada yang menggunakan tenaga listrik dan mesin.
4. Campurkan parutan kelapa menggunakan air kelapa. Keuntungan air kelapa dicampurkan pada parutan kelapa ialah menghasilkan blendo yang manis gurih dan mengurangi limbah produksi.
5. Campuran air kelapa dan parutan kelapa diuleni kemudian diperas untuk diambil santannya. Masukkan parutan dalam kantong kain kemudian diungkit menggunakan tuas kayu. Ada pula alat pemeras santan semi modern dengan menggunakan ulir elektrik.
6. Parutan kelapa atau disebut ampas kelapa akan membentuk bantalan padat. Jemur bantalan ampas kelapa atau ditumpuk menjadi satu dalam satu tempat.
7. Panaskan santan kelapa menggunakan tungku kayu, manfaatkan limbah sabut kelapa, tempurung, dan ampas kelapa sebagai bahan bakar api. Cara seperti ini juga meminimalisir penggunaan kayu bakar serta mengurangi limbah.
8. Pemanasan santan dihentikan bila minyak yang terpisah dari blendo agak kekuningan. Apabila sudah dingin, selanjutnya lakukan penyaringan.
9. Endapan yang tidak tersaring disebut blendo. Tekan blendo supaya minyak keluar sehingga blendo membentuk bantalan yang mudah untuk diiris. Blendo yang rasanya manis gurih dapat di makan langsung selain itu juga bisa diolah menjadi gudeg khas Yogyakarta.
10. Hasil minyak kelapa yang telah disaring disimpan pada wadah atau botol yang telah dibersihkan dan tertutup.
Editor: Yantina Debora