Menuju konten utama

Cara Membedong Bayi yang Benar dan Aman saat Baru Lahir

Berikut ini panduan cara membedong bayi yang benar dan aman ketika baru lahir hingga usia 4 bulan.

Cara Membedong Bayi yang Benar dan Aman saat Baru Lahir
Ilustrasi bayi kembar dalam bedongan. foto/istockphoto

tirto.id - Membedong bayi merupakan tradisi turun-temurun yang masih dilakukan hingga saat ini. Banyak orang tua percaya bahwa bedong dapat membantu bayi merasa lebih tenang dan nyaman, sehingga tidur mereka lebih nyenyak.

Membedong bayi adalah tradisi membungkus bayi dengan kain atau selimut lembut untuk membatasi pergerakan tubuhnya. Cara tradisional ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Memberikan stimulasi yang menyerupai lingkungan rahim ibu, sehingga bayi merasa nyaman dan tenang.
  • Mengurangi refleks moro, yaitu gerakan refleks bayi yang tiba-tiba akibat terkejut, sehingga bayi tidur lebih nyenyak.
Banyak orangtua yang meyakini bahwa membedong bayi dapat mencegah kaki bengkok. Kepercayaan ini memang sudah ada sejak lama dan diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, benarkah hal ini?

Faktanya, kaki bayi yang tidak dibedong tidak akan bengkok. Lutut bayi baru lahir memang terlihat bengkok karena posisinya di dalam rahim. Namun, seiring waktu dan dengan stimulasi yang tepat, kaki bayi akan lurus dengan sendirinya.

Bagaimana Cara Membedong Bayi Yang Benar?

Pembedongan bayi masih dilakukan hingga saat ini karena memiliki beberapa manfaat medis. Namun, perlu diingat bahwa membedong bayi harus dilakukan dengan hati-hati. Jika dilakukan dengan cara yang salah, bedong dapat membahayakan kesehatan bayi. Berikut cara bedong bayi baru lahir dengan aman dan nyaman:

  1. Siapkan selimut tipis dan rata berukuran 70 x 70 cm. Ratakan selimut, lipat sedikit ke dalam di salah satu sudut hingga membentuk segitiga kecil.
  2. Posisikan bayi terlentang di atas selimut dengan kepala di atas sudut yang terlipat. Sambil menggendong bayi dengan satu tangan, ambil salah satu sudut selimut dan letakkan di tubuh bayi, rapikan dengan meletakkannya di bawah tubuh bayi.
  3. Tutupi kaki bayi dengan bagian bawah selimut.
  4. Ambil sisa sisi selimut dan letakkan di tubuh bayi. Lipat lengan bayi dengan meletakkannya di dada, seperti menyilangkan lengan namun tidak menyilang. Pastikan kepala dan leher bayi berada di luar bedong.
  5. Hindari membedong bayi terlalu ketat. Hal ini dapat menyebabkan dislokasi panggul pada bayi.
Setelah mengetahui cara bedong bayi yang baik dan benar, ibu perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Hindari Membedong Terlalu Ketat

Membedong bayi terlalu ketat dapat membatasi pergerakan dan perkembangan bayi. Pastikan bedong tidak terlalu ketat dan Anda masih bisa memasukkan dua jari di antara dada bayi dan bedong.

2. Perhatikan Posisi Tidur Bayi

Selalu posisikan bayi terlentang saat tidur, baik dibedong maupun tidak. Posisi terlentang merupakan posisi tidur yang paling aman untuk bayi.

3. Hentikan Bedong Saat Bayi Menunjukkan Tanda-Tanda Ingin Berguling

Bayi biasanya mulai belajar berguling pada usia 3-4 bulan. Saat bayi sudah menunjukkan tanda-tanda ingin berguling, hentikan penggunaan bedong.

4. Perhatikan Suhu Ruangan

Saat cuaca panas, membedong bayi sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan bayi kepanasan. Bedong yang terlalu ketat dapat menghambat aliran udara dan meningkatkan resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

5. Gunakan Bedong Hanya Saat Tidur

Bedong dapat membantu menenangkan bayi dan membuatnya tidur lebih nyenyak. Namun, bedong tidak perlu digunakan saat bayi sedang bangun. Bayi perlu waktu untuk bergerak bebas dan menggunakan otot-ototnya agar dapat tumbuh lebih kuat dan mengembangkan kemampuan motorik kasarnya secara optimal.

Sampai Usia Berapa Bayi Dibedong?

Dilansir laman RS Sardjito, pembedongan bayi meskipun dapat membantu menenangkan dan membuat bayi tidur lebih nyenyak, juga memiliki risiko meningkatkan Sudden Death Infant Syndrome (SIDS) jika dilakukan secara ketat.

Risiko ini meningkat ketika bayi dibedong dalam posisi miring, karena dapat menyebabkan bayi tengkurap dan menghalangi jalan nafasnya. Lantas berapa lama bayi dibedong?

Pembedongan umumnya dilakukan pada bayi baru lahir hingga usia 4 bulan. Namun, pembedongan dapat dihentikan lebih awal, sekitar usia 3-4 bulan, jika bayi sudah menunjukkan tanda-tanda mampu tengkurap.

Penelitian oleh Pease dan timnya tidak merekomendasikan pembedongan setelah usia 4 bulan, atau 6 bulan pada bayi yang sudah mampu tengkurap.

Rekomendasi ini sejalan dengan American Association of Pediatrics (AAP) yang menyarankan pembedongan dihentikan pada usia 3-4 bulan, atau lebih awal jika bayi sudah mampu tengkurap.

Baca juga artikel terkait DIAJENG atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dhita Koesno