tirto.id - Ketua Umum PKB, Muhamimin Iskandar, mengklaim bahwa masyarakat yang melawan konstitusi Indonesia akan kualat, termasuk apabila pelanggar konstitusi adalah kiai.
"Kiai pun, dari mana pun dia berada, kalau melanggar konstitusi akan kualat oleh negara kita tercintanya," kata pria yang akrab disapa Cak Imin dalam acara penyerahan B.1-KWK kepada bakal calon kepala daerah di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Selain menyinggung kiai yang akan kualat bila melanggar konstitusi, Cak Imin juga mengingatkan hal yang sama kepada PBNU. Menurut pria yang juga Wakil Ketua DPR ini, PBNU sama saja melawan kaidah kebangsaan jika melanggar konstitusi.
"PBNU pun kalau melanggar konstitusi juga melawan kaidah kebangsaan," kata pria yang pernah maju sebagai Cawapres dalam Pilpres 2024 ini.
Perlu diketahui, hubungan PKB dan PBNU tengah dalam situasi tidak harmonis. Hal ini tidak lepas PBNU tengah membentuk tim khusus untuk mengevaluasi kinerja PKB dalam 15 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar. Di sisi lain, Muhaimin membentuk Pansus Hak Angket Haji terkait sengkarut pelaksanaan haji 2024 di bawah kepemimpinan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut), yang merupakan saudara Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Teranyar, Gus Yahya mengaku menerima mandat dari sejumlah kyai PBNU untuk memperbaiki PKB. Hal itu disampaikan Gus Yahya usai bertemu Rais Aam PBNU, K. H. Muftachul Akhyar di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/8/2024) lalu. Gus Yahya pun bertemu Presiden Jokowi pada Rabu (14/8/2024).
Oleh karena itu, Muhaimin mendesak para kader PKB untuk patuh konstitusi dari dua peringatan pelanggaran konstitusi.
"Sehingga dalam konteks ini saya menitipkan amanah penting yaitu bahwa PKB dan seluruh jajaran serta kepala daerah yang diusung PKB harus tunduk dan taat kepada konstitusi," kata Muhaimin.
Cak Imin yakin, pihak di luar partai tidak akan dapat menggangu internal partai apabila partainya konsisten di jalan konstitusi.
"Kalau kita istiqomah di dalam konstitusi, Insya Allah jalan kita lempeng dan tidak akan ada satupun yang mengganggu seluruh kepemimpinan kita," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher