Menuju konten utama

Gus Yahya Temui Jokowi di Istana, Singgung Soal Konflik PBNU-PKB

Usai mendapat mandat dari Rais Aam PBNU, Yahya mengaku sudah membuka komunikasi dengan PKB.

Gus Yahya Temui Jokowi di Istana, Singgung Soal Konflik PBNU-PKB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana, Rabu (14/8/2024). tirto.id/ M. Irfan Al Amin

tirto.id - Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menemui Presiden Joko Widodo di Istana, Rabu (14/8/2024). Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan ini adalah perkara hubungan PKB dan PBNU yang saat initak akur.

"Ya tadi disinggung sedikit [soal konflik PBNU dan PKB]. Beliau bertanya ini ada apa dan kami jelaskan semuanya dan beliau bisa memahami, menerima dengan baik," kata Yahya di Istana, Rabu (14/8/2024).

Yahya membantah bahwa Jokowi akan dilibatkan ke dalam polemik antara PKB dan PBNU tersebut. Menurutnya, Jokowi hanya membutuhkan klarifikasi langsung dan info detail darinya selaku pihak PBNU.

"Memang disinggung, tapi ya kami jelaskan saja karena beliau belum perhatikan juga ada masalah seperti ini. Ya kami jelaskan apa yang terjadi, belia bisa memahami dan menerima dengan baik," katanya.

Yahya juga menegaskan bahwa PBNU akan mengambil sikap sendiri perihal hubungan kelembagaan dengan PKB. Oleh karenanya, PBNU tak meminta solusi apapun kepada Jokowi terkait nasib hubungan dengan PKB.

"Ya itu nanti urusan kami sendiri solusinya," kata dia.

Sebelumnya, Yahya mendapat mandat penuh dari KH Miftachul Akhyar untuk segera memperbaiki Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mandat itu disampaikan usai Yahya menemui Kiai Miftachul Akhyar di kediamannya di Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/8/2024).

"Kemarin kiai berkumpul (di Pesantren Tebuireng, Jombang), mendalami masalah-masalah terkait hubungan PBNU dan PKB," kata Yahya dilansir dari Antara.

Dalam pertemuan di Pondok Pesantren Tebuireng tersebut, para kiai NU sepakat memberikan "Mandat Tebuireng" kepada Kiai Miftachul Akhyar selaku Rais Aam PBNU untuk ndandani atau memperbaiki PKB.

Setelah mendapatkan "Mandat Tebuireng", Kiai Miftachul Akhyar selanjutnya memanggil Yahya yang kebetulan sedang berada di Surabaya.

"Kemudian saya tadi mendapatkan perintah langsung dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari para kiai," kata Yahya.

Usai mendapat mandat dari Rais Aam PBNU, Yahya mengaku sudah membuka komunikasi dengan PKB. Namun, PKB itu masih tak mengindahkan ajakan dialog dengan PBNU.

Di tingkat PBNU, jelas kami melakukan komunikasi dengan DPP PKB. Walaupun ya mohon maaf sampai sekarang dari pihak DPP PKB masih menolak komunikasi,” kata dia dalam video yang diterima Tirto, Rabu (14/8/2024).

Yahya membenarkan bahwa PBNU sempat mengirim undangan kepada DPP PKB. Namun, DPP PKB menolak memenuhi panggilan tersebut. Menurut Yahya, DPP PKB pun telah terang-terangan menyatakan tidak mau berkomunikasi dengan PBNU.

Kami akan tetap berusaha, nanti akan tetap kami undang,” ujar dia.

Lebih lanjut, Yahya membeberkan bahwa seluruh kader PBNU sampai tingkat cabang diperintahkan membangun komunikasi dengan PKB. Hal itu semata-mata demi melaksanalan tanggung jawab moral karena PBNU adalah cikal bakal PKB.

Bicara mengenai aspirasi kita yang dari jam’iah Nahdlatul Ulama. Ini aspirasi organisasi karena adanya tanggung jawab moril tadi,” ucap dia.

Baca juga artikel terkait PKB VS PBNU atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni & Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Ayu Mumpuni & Irfan Amin
Penulis: Ayu Mumpuni & Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi