Menuju konten utama

BPS Sebut Inflasi Momen Iduladha Tahun Ini Terendah Sejak 2019

BPS mencatat inflasi pada Juni 2023 mencapai 0,14 persen secara bulanan yang berbarengan Iduladha merupakan terendah sejak 2019.

BPS Sebut Inflasi Momen Iduladha Tahun Ini Terendah Sejak 2019
Pudji Ismartini. foto/Dok. BPS

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juni 2023 mencapai 0,14 persen secara bulanan. Inflasi yang terjadi pada Hari Raya Iduladha tahun ini merupakan yang terendah sejak 2019.

"Selama 2019-2023, terjadi inflasi pada momen hari raya Iduladha kecuali tahun 2020 yang mengalami deflasi pada Juli 2020 sebesar 0,10 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Senin (3/7/2023).

Pudji menuturkan secara historis bisa lihat tingkat inflasi pada momen hari raya Iduladha relatif lebih rendah dibandingkan periode Ramadan atau Idulfitri.

Jika dilihat dari komoditasnya, tingkat inflasi pada momen Hari Raya Iduladha selama tiga tahun terakhir ini didorong oleh komoditas volatile food atau makanan bergejolak seperti daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, bawang merah, cabai merah, cabai rawit dan tomat.

Lebih lanjut, Pudji mengatakan ada beberapa peristiwa penting yang terjadi pada Juni 2023. Pertama terkait harga komoditas yang terus mengalami penurunan misalnya crude oil ini terus mengalami penurunan.

Secara rata-rata pada Mei 2023 harga crude oil mencapai 74 dolar QS per barel ini adalah harga terendah sejak Januari 2022. Hal ini sejalan dengan prediksi Bank Dunia pada April 2023 lalu.

"Pertumbuhan ekonomi 2023 ini diprediksi tumbuh melambat begitupun dengan inflasi pada energi market dan developing economic yang juga diprediksi menurun didukung oleh harga komoditas yang lebih rendah," ungkapnya.

Sebelumnya, Jika dirinci menurut kelompok pengeluarannya inflasi terbesar terjadi pada kelompok transportasi sebesar 10, 18 persen. Kelompok ini memberikan andil sebesar 1,23 persen terhadap inflasi.

Sedangkan berdasarkan komoditasnya, inflasi Juni dikarenakan bensin dengan andil 0,84 persen, beras 0,38 persen, rokok keretek filter 0,22 persen, dan bahan bakar rumah tangga 0,12 persen.

Pudji menambahkan jika berdasarkan sebaran wilayahnya secara umum dari 90 kota IHK seluruhnya mengalami inflasi secara tahunan atau yoy. Dari total tersebut terdapat 46 kota yang inflasinya lebih tinggi daripada nasional.

"Sebearan inflasi menurut pulaunya seperti di Sumatera tertinggi terjadi di Kota Sibolga 3,88 persen, Pulau Jawa inflasi tertingginya di Surabaya 4,91 persen," ujarnya.

Pudji melanjutkan, berdasarkan komponennya inflasi pada Juni 2023 terdiri dari inflasi inti sebesar 2,58 persen. Komponen ini memberikan andil inflasi terbesar terhadap inflasi tahunan yaitu 1,67 persen.

"Komoditas dominan berikan andil kontrak rumah, sewa rumah, perguruan tinggi, dan emas perhiasan," katanya.

Berikutnya untuk komponen harga yang diatur oleh pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 9,21 persen. Komponen ini memberikan andil 1,64 persen dan komoditas dominam inflasi bensin, rokok keretek filter, dan tarif angkutan dalam kota.

Selanjutnya komponen harga bergejolak mengalami inflasi 1,20 persen dengan andil 0,21 persen. Komoditas yang memberikan andil terhadap komponen ini diantaranya adalah beras, telur ayam ras, bawang putih, dan daging ayam ras.

Inflasi pada Juni 2023 secara bulanan sebesar 0,14 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 1,24 persen.

Baca juga artikel terkait INFLASI JUNI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang