Menuju konten utama

BNPB: 92 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa M7.5 di Maluku

Sebanyak delapan rumah dilaporkan rusak berat, empat rusak sedang, dan 80 rusak ringan.

BNPB: 92 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa M7.5 di Maluku
Kerusakan rumah di Desa Watwey pasca gempa yang terjadi di Maluku Barat Daya. (FOTO/Dok. BNPB)

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 92 rumah warga Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, mengalami kerusakan saat gempa magnitudo M7.5 yang terjadi pada Selasa dini hari (10/1), pukul 02.47 WIT.

Sejumlah rumah tersebut rusak dengan rincian: delapan rumah rusak berat, empat rusak sedang, dan 80 rusak ringan.

"Di samping tempat tinggal, identifikasi kerusakan fasilitas umum terjadi pada kantor bupati dan tribun lapangan Mandriak di Desa Sifnana, Kecamatan Tanimbar Selatan," kata Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melalui keterangan tertulisnya.

Ia menuturkan sebelumnya BNPB telah menginformasikan dua fasilitas pendidikan mengalami kerusakan pada pagar sekolah, yaitu SMA Negeri 1 dan SMP Kristen Saumlaki

Kerusakan tidak hanya di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Pusdalops BNPB mendapatkan laporan dampak di Kabupaten Maluku Barat Daya. Sebanyak sembilan rumah warga rusak berat, sedangkan 23 lainnya rusak ringan. Selain itu, dua fasilitas pendidkan mengalami rusak berat.

Sebagian besar kerusakan di Kabupaten Maluku Barat Daya berada di Desa Watuwei dan Letmasa, Kecamatan Dawelor Dawera.

Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa maupun jumlah warga yang mengungsi pascagempa," ucapnya.

BPBD setempat masih melakukan pendataan di lokasi terdampak. Sementara itu, satu warga di Dusun Romnus, Kecamatan Wuarlabobar, Kecamatan Tanimbar Selatan, mengalami luka-luka.

Menindaklanjuti peristiwa gempa M7.5, BPBD Provinsi Maluku telah melakukan pertemuan koordinasi untuk mendukung penanganan darurat. Personel Pusdalops BPBD provinsi diterjunkan untuk membantu pengelolaan data dan informasi.

Bantuan logistik dari pemerintah provinsi berupa beras, tikar, selimut, family kits, tenda gulung, kids ware dan obat-obatan.

Gempa bumi M7,5 berpusat pada 136 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 130 km. Berselang beberapa waktu kemudian, gempa susulan terjadi dengan magnitudo (M)5.5, tepatnya pukul 01.10 WIB atau 03.10 waktu setempat.

"Pusat gempa berada di 197 km barat laut Kepulauan Tanimbar dengan kedalaman 128 km. Pusat gempa berada di laut dan tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis intensitas kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, wilayah Saumlaki V MMI, Dobo dan Tiakur IV MMI, Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, dan Lembata III – IV MMI, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Rote, Sabu, Ende, Amarasi Selatan, da Kota Kupang II – III MMI, Ambon dan Piru, II MMI.

Merujuk pada referensi Katalog Gempa bumi Signifikan dan Merusak 1821 – 2018, warga Saumlaki mengalami guncangan gempa dengan magnitudo di atas M7.0, di antaranya pada tahun 1920, 1995, 2006 dan 2009. Catatan gempa besar pada tahun tersebut terukur intensitas gempa antara IV – VI MMI.

Baca juga artikel terkait GEMPA MALUKU atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri