tirto.id - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, kualitas udara di sejumlah daerah terdampak kabut asap di Kalimantan dan Sumatera masih berstatus tidak sehat meskipun sudah diguyur hujan.
Berdasarkan pantauan BMKG di Jakarta pada Selasa (24/9/2019) pagi, memperlihatkan konsentrasi partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer atau PM10 masih tinggi di daerah terdampak asap karhutla.
Pantauan terakhir di Palembang, Sumatera Selatan pada pukul 06.00 WIB memperlihatkan konsentrasi partikulat PM10 mencapai 322,24 mikrogram/meter kubik.
Sementara di Pekanbaru, Riau konsentrasi partikulat PM10 berada di 195,49 mikrogram/meter kubik.
Udara di Sampit, Kalimantan Tengah juga masih dalam kategori tidak sehat mencapai 188,41 mikrogram/meter kubik.
Sedangkan di Jambi, kualitas udara dalam kondisi baik pada pukul 06.00 WIB meskipun pada subuh sempat masuk dalam kategori tidak sehat pada pukul 03.00 WIB dengan nilai 202,79 mikrogram/meter kubik.
Menurut pantauan satelit TERRA/AQUA milik LAPAN pada Senin (23/9/2019), menunjukkan beberapa titik panas masih mendominasi daerah Kalimatan dan Sulawesi.
Menurut satelit TERRA/AQUA dalam situs sistem monitoring karhutla milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di daerah Kalimantan Selatan ditemukan jumlah titik api terbanyak sejumlah 289 titik.
Situs BMKG memperkirakan hujan lebat akan mengguyur daerah wilayah terdampak karhutla seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Penulis: Ninda Fitria
Editor: Yandri Daniel Damaledo