tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menghemat air bersih selama musim kemarau. Hal itu untuk mengantisipasi kelangkaan persediaan air bersih di NTT.
"Warga yang berada di 22 zona musim (zom) di NTT yang telah memasuki kemarau kami imbau untuk mulai menghemat penggunaan air agar kebutuhan bisa terpenuhi sepanjang musim kemarau," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG Rahmattulloh Adji dikutip dari Antara, Kamis (25/5/2023).
Adji menjelaskan kondisi di NTT saat ini pada umumnya mengalami hari hujan hingga hari tanpa hujan kategori panjang.
Dalam prediksi curah hujan 10 hari ke depan, wilayah NTT pada umumnya berpeluang terjadi penurunan curah hujan yang cukup signifikan.
Kondisi ini, kata Adji, seiring dengan telah masuknya periode musim kemarau dengan curah hujan kurang dari 20 mili meter/dasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen.
Adji menjelaskan saat ini terdapat 22 wilayah zom dari total 28 zom di NTT telah memasuki musim kemarau 2023. Oleh sebab itu, potensi ancaman bencana kekeringan juga mulai meningkat.
Hal itu berdampak pada berkurangnya persediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air di NTT.
"Jadi warga perlu gunakan air yang secukupnya untuk keperluan atau tidak boros untuk mengantisipasi dampak kekeringan," katanya.
Adji juga mengimbau warga di NTT agar tidak membuka lahan dengan cara membakar tanpa tanpa didampingi oleh pihak terkait. Hal itu dapat memicu kebakaran besar yang berdampak pada lingkungan.
Editor: Gilang Ramadhan