tirto.id - Djarot Saful Hidayat, calon wakil gubernur DKI Jakarta, pamer pengetahuan soal tanaman dan burung kepada warga saat blusukan di Kampung Sawah RT 07 RW 01, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, hari ini (8/2/2017). "Ini bunga kenanga, kan? Tidak ada ini di tengah Jakarta sana," katanya di hadapan ibu-ibu yang menyambutnya.
Ia mengaku suka dengan tanaman dan berniat untuk membeli rumah di kawasan tersebut. Karena, menurutnya pinggiran Jakarta masih asri. Masih banyak kebun dan pohon-pohon. Terlebih wilayah Kampung Sawah yang merupakan bantaran kali Ciliwung.
Selanjutnya, saat berjalan menuju pinggiran kali Ciliwung untuk melihat pembuatan joging track, Djarot berhenti untuk mengomentari pohon mangga dan pohon durian yang berada di halaman rumah warga.
"Wah ini duriannya sudah berbunga. Bagus ya tanah sini berarti. Cocok untuk ditanami durian. Itu mangga gadung juga sudah keluar 'pentil'-nya. Biasanya diukep biar cepet matang," katanya.
Tak hanya mengomentari soal tanaman, Djarot juga singgah sejenak di rumah seorang warga yang sedang menjemur koleksi burungnya. Ia mengangkat salah satu sangkar burung, lalu mulai berceramah soal burung.
"Ini burung pleci. Suaranya sudah bagus ini, siap buat ikut lomba. Dikasih makan cacing atau jangkrik? Kalau punya saya di rumah ada kenari. Saya juga punya cendet. Dulu ada murai juga," katanya kepada si pemilik burung.
Saat sampai di pinggir kali Ciliwung, kembali Djarot mengomentari tanaman yang ada. Ia memuji adanya bunga padma yang ditanam di kebun kecil, di pinggir Ciliwung. "Wah ini padma. Bagus ini. Manis dilihat. Kalau orang joging pagi-pagi bisa jadi seger."
Hujan sempat turun, Djarot dan rombogan berteduh di bawah pohon bambu yang rindang. Tak ketinggalan, ia pun berceramah kembali soal bambu. Menurutnya, bambu adalah tanaman yang pas untuk di bantaran kali, karena akar bambu kuat untuk menyanggah tanah dari erosi.
"Ini bambu itu pas sekali ditaman di pinggir kali. Enggak boleh ditebang ini. Kalau bisa malah diperbanyak. Karena, akar bambu itu kan serabut, dia mengikat tanah. Enggak mudah kegerus tanahnya sama air. Enggak bakal longsor. Di sini banyak juga jenis bambunya. Sepengelihatan saya ada tiga sampai lima jenis bambu," tuturnya.
Tak sampai di situ saja, saat hendak pulang Djarot kembali mampir ke rumah salah satu warga. Ia tertarik dengan pohon duku yang berbuah di depan rumah tersebut. Dengan bersemangat, Djarot mengutarakan keinginannya untuk mencicipi buah duku dari pohon itu.
"Ibu, saya boleh nyicip satu, eh dua? Saya itu suka duku. Kalau bukan di pinggiran Jakarta, enggak mungkin ada pohon duku. Sulit lho menanam duku," kata Djarot yang ditimpali dengan tawa si pemilik pohon.
Namun, saat ditanya si pemilik pohon mengaku tidak mengenal Djarot. "Itu tadi siapa ya? Saya enggak tahu," kaya Yanti, 76 tahun.
Djarot, dalam blusukannya, memang lebih banyak berkomunikasi dengan warga dan mengomentari hal-hal sederhana. Berbeda dengan Ahok yang banyak berkomentar tentang infrastruktur.
Kepada warga Kampung Sawah, Djarot berjanji akan membuat program ekowisata kali Ciliwung. "Kami akan bikin ekowisata di kali Ciliwung," janji Djarot.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan