Menuju konten utama

BI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga dari Level 6 Persen

Bank Indonesia membuka peluang penurunan suku bungan acuan jika defisit transaksi berjalan pada tahun ini bisa ditekan hingga mendekati level 2,5 persen dari PDB. 

BI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga dari Level 6 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo didampingi Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara (kanan) memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Bank Indonesia (BI) membuka peluang penurunan suku bunga acuan BI 7 Days Reserve Repo Rate (BI7DRRR) dari level 6 persen.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan suku bunga acuan dapat diturunkan jika defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) Indonesia bisa terkendali atau bahkan turun.

Menurut Mirza, bank sentral menargetkan agar CAD Indonesia bisa ditekan mendekati 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"CAD itu kan angka kuartalan. Biasanya kuartal I rendah, kuartal II naik, seasonality-nya begitu. Kalau CAD kuartal I terkendali, kita lihat kuartal II bagaimana," ujar Mirza saat ditemui di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2019).

Kenaikan suku bunga acuan terakhir kali diputuskan BI pada November 2018, yakni sebesar 2,5 persen. Hingga saat ini, BI masih mempertahankan suku bunga di level 6 persen dengan terus memperhatikan kondisi perekonomian domestik dan global.

Kondisi global yang menjadi salah satu faktor penentu arah suku bunga BI, kata Mirza, adalah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) terhadap suku bunga acuannya (Fed Federal Reserve). The Fed telah diprediksi hanya akan menaikan suku bunganya sebanyak satu kali hingga 2020.

Sementara terkait faktor perekonomian domestik, Mirza optimis CAD di kuartal II akan menurun lantaran derasnya arus modal asing yang diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar USD20-USD26 miliar setelah Pemilu 2019.

"Nantinya kalau pun [suku bunga acuan] turun, kami pastikan tidak banyak. Kedua, kita harus pastikan bahwa pertumbuhan impor bisa dikendalikan," kata Mirza.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom