Menuju konten utama

BI Akui Perlu Perkuat Koordinasi Tekan Laju Inflasi

Bank Indonesia aka melakukan penguatan koordinasi untuk menekan laju inflasi yang pada Januari 2017 sebesar 0,97 persen. Inflasi bulanan ini melompat jauh dari Desember 2016 yang hanya sebesar 0,42 persen.

BI Akui Perlu Perkuat Koordinasi Tekan Laju Inflasi
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara (kiri) bersama Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (15/12). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Untuk menjaga laju inflasi sesuai sasaran di 3-5 persen, Bank Indonesia mengakui perlu adanya penguatan koordinasi dengan pemerintah. Langkah itu perlu dilakukan menyusul tekanan tinggi pada inflasi Januari 2017 terutama dari kelompok tarif barang yang diatur otoritas.

"Koordinasi dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Rabu (1/2/2017).

Seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan pada Januari 2017 sebesar 0,97 persen (month to month/mtm) atau melompat dari Desember 2016 dan dibandingkan Januari 2016 yang masing-masing sebesar 0,42 persen (mtm) dan 0,51 persen (mtm).

"BI pada akhir Januari 2017 hanya memperkirakan inflasi bulanan Januari 2017 sebesar 0,69 persen," jelas Tirta seperti dikutip Antara.

Tirta melihat kenaikan inflasi tersebut memang karena administered prices dan juga tekanan dari kelompok inti (core inflation). Namun untuk inflasi tahunan yang berada di 3,49 persen (yoy), menurut Tirta, masih berada di sasaran inflasi Bank Indonesia, yakni 3-5 persen.

Inflasi bulanan administered prices pada Januari 2017 mencapai 2,57 persen (mtm) dan inflasi tahunannya 3,35 persen (yoy). Inflasi itu melaju dari Desember 2017 sebesar 0,97 persen (mtm) dan 0,21 persen (yoy).

BI melihat peningkatan inflasi "administered prices" karena kenaikan tarif perpanjangan STNK, tarif listrik, dan Bahan Bakar Khusus (BBK).

"Sedangkan inflasi inti bulan Januari 2017 tercatat sebesar 0,56 persen (mtm) atau 3,35 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,23 persen (mtm) atau 3,07 persen (yoy). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah tarif pulsa ponsel, sewa rumah, emas perhiasan, mobil, upah pembantu rumah tangga, nasi dengan lauk, dan kontrak rumah," kata Tirta.

Sementara inflasi dari kelompok tarif barang yang kerap bergejolak (volatile food) pada Januari 2017 sebesar 0,67 persen (mtm), atau meningkat dari Desember 2017 yang sebesar 0,47 persen (mtm). Sedangkan secara tahunan, inflasi volatile food sebesar 4,13 persen (yoy).

Baca juga artikel terkait LAJU INFLASI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari