tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di sela kunjungan kerja di Washington DC. Dalam pertemuan membahas terkait ekonomi global, isu G20, serta upaya mitigasi perubahan iklim.
Terkait ekonomi global, Sri Mulyani dan Kristalina membahas mengenai risiko ekonomi global yang meningkat dan sepakat bahwa perlu mengerahkan berbagai upaya untuk memitigasinya.
Bendahara Negara itu menekankan pentingnya peran IMF untuk menjaga stabilitas ekonomi khususnya dalam menjaga inflasi dan melindungi masyarakat rentan. Sementara itu khusus untuk ekonomi Indonesia, Kristalina menyampaikan apresiasinya untuk resiliensi ekonomi Indonesia di tengah tekanan global.
Dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi global, IMF juga didorong untuk menggunakan berbagai instrumen yang dimiliki, termasuk pemantauan, pendanaan, capacity building, dan pinjaman.
Khusus untuk ketahanan pangan yang menjadi prioritas Indonesia, Sri Mulyani menyampaikan ajakan agar IMF lebih fokus melindungi negara-negara rentan dari dampak kenaikan harga pangan, termasuk melancarkan distribusi pangan dan pupuk dunia. Secara umum, IMF juga perlu terus membantu negara rentan terkait kebijakan pendanaan seperti Special Drawing Rights (SDR) channeling.
Terkait G20, Indonesia mengajak IMF untuk mendukung berbagai agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia, termasuk penguatan arsitektur kesehatan global dan implementasi Common Framework. Terkait iklim, Sri Mulyani menyampaikan bahwa upaya Indonesia dalam penanganan perubahan iklim membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Mengingat pembiayaan perubahan iklim juga dapat diperoleh dari bank multilateral, Sri Mulyani meminta agar pembiayaan dari IMF juga dapat disalurkan pada upaya transisi energi Indonesia yang dilakukan melalui mekanisme transisi energi Indonesia atau Indonesia’s Energy Transition Mechanism Country Platform.
Dukungan IMF untuk memobilisasi sumber pendanaan perubahan iklim lainnya juga dapat membantu pemenuhan target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC).
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin