tirto.id - Tak banyak kegiatan yang bisa dilakukan Azka Zahara (16) di tengah physical distancing akibat Corona COVID-19. Sebagaimana siswa kelas 10 lain, ia belajar dari rumah dari pagi hingga siang. Sisanya, ia digempur habis-habisan dengan pemberitaan soal pandemi.
Di antara sekian banyak kabar itu, satu hal yang menarik perhatiannya adalah perjuangan tenaga medis. Keterbatasan alat perlindungan diri yang dialami dokter dan perawat menggugahnya untuk melakukan sesuatu.
Azka lantas memanfaatkan kemampuannya membikin ilustrasi. "Aku inisiatif sendiri, sih," katanya kepada reporter Tirto, Selasa (7/4/2020) kemarin.
Orang-orang dipersilakan menyumbang minimal Rp100 ribu, dan sebagai timbal balik Azka akan menggambarnya berdasarkan foto yang dikirim. 80 persen pendapatan akan disumbangkan ke Kitabisa.com untuk disalurkan ke yang membutuhkan.
"Awalnya aku mikir buat menyisihkan sebagian penghasilan dari commission aku pribadi. Tapi lihat teman-teman ilustrator yang lain buka commission donasi, bikin aku mau ikutan buka juga, kak," tambahnya.
Sejak kecil, siswi SMAN 1 Cisarua Jawa Barat ini memang telah hobi menggambar. Ia tidak pernah mengenyam kursus ilustrasi digital atau pendidikan sejenis. Ia belajar otodidak dari Youtube dan sumber lain. Program komisi terbuka kali ini pun ia niatkan untuk meningkatkan keahlian.
Hasilnya ternyata lumayan. Sejak dibuka pada Senin (30/3/2020) sampai ditutup dua hari kemudian, ada tujuh orang yang memesan. Mereka mengirim foto sendiri atau berdua bersama kekasih. Total uang yang ia sumbang mencapai Rp700 ribu.
"Lumayan banyak yang ikut. Aku senang banget dan aku mau berbagi rasa senang aku ini," katanya dengan nada bungah.
Sebagai bentuk transparansi, Azka melampirkan bukti transfer ke rekening Kitabisa.com.
Sampai Begadang
Rasa ingin bersolidaritas di tengah pandemi juga dialami Shafa Vania Salsabila (19). Selain untuk dirinya sendiri, mahasiswi Institut Kesenian Indonesia (ISI) Surakarta itu juga ingin mengajak orang lain untuk ikut bersolidaritas.
Shafa lantas putar otak. Ia mendapat ide melakukan hal yang sama seperti Azka setelah melihat seorang kawan melelang lukisan dan hasilnya disumbangkan untuk penanganan pandemi.
"Alhamdulillah ternyata banyak yang donasi juga, malah ada yang enggak minta commission. Tiba-tiba langsung transfer gitu. Terharu aku pas tiba-tiba ditransfer kayak gitu," kata Shafa kepada reporter Tirto, Selasa (7/4/2020).
Shafa membuka komisi terbuka sejak 30 Maret 2020 sampai 5 April. Ia tak menetapkan jumlah minimum donasi, pun tidak membatasi foto yang boleh dikirim seorang donatur untuk digambar. Total ada 15 gambar yang masuk. "Rekor banget, biasa paling dapat satu atau dua," katanya, membandingkan dengan hari biasa.
Banyaknya ilustrasi yang harus dikerjakan itu sempat membuatnya kewalahan. Untungnya Shafa ingat kalau ada seorang kawan pernah menawarkan bantuan. Tapi ternyata dua orang belum cukup. Shafa lantas mengumumkan kalau dia butuh bantuan orang lain melalui Instagram dan status Whatsapp. Seorang kawan yang lain merespons dengan antusias.
Ketiganya menggarap 15 gambar dalam kurun waktu seminggu. Mendekati tenggat, Shafa harus menggarap pekerjaannya hingga pagi buta. Karena iseng, ia mencoba menghubungi dua kompatriotnya, dan rupanya mereka pun sedang begadang.
"Terima kasih banget aku sama mereka mau bantu sampai bela-belain begadang, padahal enggak dibayar," katanya.
Shafa berhasil mengumpulkan Rp860 ribu dan seluruhnya ia sumbangkan ke rekening Kitabisa.com untuk penanganan COVID-19. Shafa mengaku tidak kapok membuka program seperti ini, hanya saja ia berencana lain kali akan membatasi jumlah foto.
Azka dan Shafa bergerak berdasarkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap sesama. Keduanya berharap semangat saling jaga bisa menular ke lebih banyak orang sehingga bisa melewati masa pandemi ini dengan selamat.
"Semoga semua usaha kita berbuah manis." kata Shafa.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Rio Apinino