Menuju konten utama

Bentuk-bentuk Globalisasi di Bidang Ekonomi dan Komunikasi

Bentuk-bentuk globalisasi di bidang ekonomi dan komunikasi bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Bentuk-bentuk Globalisasi di Bidang Ekonomi dan Komunikasi
Ilustrasi Globalisasi. foto/Istockphoto

tirto.id - Globalisasi merupakan fenomena yang sudah dan sedang berlangsung sampai sekarang. Sebagai fenomena yang mendunia, globalisasi membuat berbagai unsur baru, baik pemikiran, gaya hidup, informasi maupun teknologi menembus batas-batas negara.

Secara etimologi, globalisasi berasal dari bahasa Inggris, yakni “globalize” atau “menyeluruh” dan imbuhan “ization” atau “proses.” Susunan dua suku kata yang membentuk kata “globalization” itu diartikan sebagai proses mendunianya segala sesuatu.

Dari segi istilah, pengertian globalisasi adalah proses yang terjadi saat suatu tatanan mendunia dan tidak mengenal batas wilayah, demikian mengutip pendefinisian di laman Kemdikbud.

Pengertian di atas memberikan pemahaman bahwa globalisasi menyebabkan negara-negara di dunia "nyaris" kehilangan batas-batasnya dalam artian geografis. Karena itu, globalisasi memicu perubahan besar di dunia sebab sebagian besar negara kini saling terhubung satu sama lain.

Tentu ada banyak definisi lain buat istilah globalisasi. Hal ini wajar mengingat fenomena ini menjadi perhatian para ahli dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Selain itu, riwayat kemunculan kajian tentang globalisasi juga lumayan panjang, terutama dalam lingkup ilmu sosial dan ekonomi.

Mengutip laman Stanford, istilah globalisasi sebenarnya baru umum diungkapkan para akademisi pada dekade 1970-an. Meskipun demikian, sejak tumbuhnya kapitalisme industri, sudah banyak wacana intelektual yang menyinggung fenomena mirip dengan globalisasi. Berbagai ulasan filsafat, sastra, dan kajian ilmu sosial pada abad ke-19 dan 20 sudah menyoroti berubahnya pengalaman manusia atas "jarak dan waktu" akibat kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi.

Sebagai contoh, pada tahun 1848, Karl Marx telah merumuskan penjelasan teoretis paling awal tentang fenomena "penyempitan teritorial" yang menjadi perhatian orang-orang sezamannya. Marx menjelaskan, kapitalisme mendorong borjuasi untuk "bersarang di mana-mana, menetap di mana-mana, dan membangun koneksi di mana-mana."

Marx menyimpulkan kapitalisme industri merupakan sumber paling dasar dari lahirnya teknologi yang mengakibatkan "pemusnahan ruang," serta membuka jalan bagi "hubungan dari segala arah dan saling ketergantungan universal semua bangsa."

Sementara pada era kontemporer, kajian globalisasi telah melahirkan beragam teori. Sejak dekade 1980-an, banyak ahli teori sosial yang telah bergerak melampaui kecenderungan memandang sinis globalisasi seperti di era sebelumnya.

Meski muncul beragam teori dan perbedaan pendapat, pada dasarnya, mayoritas ahli bersepakat terkait pemahaman akan dasar-dasar konsep globalisasi. Setidaknya ada lima konsensus mengenai konsep globalisasi di kalangan para ahli.

Pertama, globalisasi dikaitkan dengan deteritorialisasi sehingga makin banyak aktivitas sosial yang terlepas dari pengaruh faktor geografis. Kedua, meskipun deteritorialisasi menjadi aspek penting, ia tidak dipahami secara harfiah melainkan dilihat dalam konteks pengaruh globalisasi di level lokal dan regional.

Ketiga, globalisasi harus dipahami sebagai fenomena yang mencakup kecepatan dan percepatan dinamika aktivitas sosial. Keempat, globalisasi juga musti dipahami sebagai proses yang terjadi dalam jangka waktu panjang. Kelima, globalisasi dipandang sebagai fenomena yang terkait dengan dengan multi-aspek, yang masing-masing kompleks dan otonom. Akibatnya konflik dan perubahan yang dimunculkan di tiap aspek pun bisa berlainan.

Berdasarkan pemaparan di atas, bentuk-bentuk globalisasi bisa sangat beragam di berbagai aspek kehidupan. Globalisasi ditandai adanya persamaan dalam berbagai bidang kehidupan di sebagian besar negara.

Ekonomi dan komunikasi adalah salah dua sektor yang mendapat pengaruh besar dari globalisasi. Berikut penjelasan soal bentuk-bentuk globalisasi di sektor ekonomi dan komunikasi.

Bentuk Globalisasi di Bidang Komunikasi

Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain. Pada masa sebelum modernisasi terjadi, komunikasi antarmanusia masih memakai sarana-sarana tradisional, seperti penyampaian informasi dari mulut ke mulut, pemberian kabar via surat, atau penulisan informasi melalui tulisan di prasasti hingga buku.

Modernisasi kemudian mendorong kelahiran teknologi komunikasi. Kemunculan teknologi telegraf, telepon, hingga internet yang kini membuat semua manusia semakin mudah terhubung. Teknologi-teknologi baru itu awalnya ditemukan di negara-negara barat, tapi kemudian segera mendunia.

Jadi, globalisasi dalam bidang komunikasi dapat dilihat dari kemajuan teknologi komunikasi serta informasi yang saat ini digunakan di berbagai negara.

Contoh bentuk globalisasi di bidang komunikasi, mengutip modul terbitan Kemdikbud, terlihat pada masyarakat Indonesia yang mulanya berkomunikasi dengan cara tradisional.

Kemudian, setelah ada perkembangan teknologi telepon, handphone, internet serta media sosial di belahan dunia lain, masyarakat Indonesia pun segera memanfaatkan sarana yang serupa.

Hasilnya, perkembangan teknologi komunikasi mampu mendekatkan yang jauh. Interaksi antara satu orang dengan orang lain saat ini tidak harus dilakukan secara tatap muka karena kehadiran banyak media canggih untuk berkomunikasi.

Selain untuk berkomunikasi media-media baru tersebut bisa dimanfaatkan pula untuk mengakses informasi dengan cepat dan mudah. Faktanya, layanan mesin pencari Google yang disediakan oleh perusahaan teknologi di AS, saat ini dipakai mayoritas orang di Indonesia untuk mencari informasi di internet.

Bentuk Globalisasi di Bidang Ekonomi

Fenomena globalisasi di bidang ekonomi sama jelas terlihatnya di sektor komunikasi. Saat ini, tak sulit bagi masyarakat Indonesia mendapatkan barang-barang produksi Tiongkok, AS, Jepang, dan lain sebagainya. Bahkan, barang-barang itu sudah bisa dipesan secara online.

Kembali mengutip modul dari Kemdikbud, globalisasi di bidang ekonomi mewujud dalam bentuk aktivitas perekonomian dan perdagangan yang berlangsung secara global dan terbuka. Globalisasi ekonomi membuat berbagai negara di dunia menjadi pasar yang menyatu dan semakin terintegrasi

tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan.

Oleh karena itu, globalisasi ekonomi berkaitan erat dengan perdagangan bebas (free trade). Makna perdagangan bebas adalah sistem perdagangan yang semakin luas jangkauannya sehingga banyak hambatan yang mengganggu kelancaran perdagangan internasional bisa dihilangkan.

Hingga kini, banyak kerja sama di bidang ekonomi antarnegara yang telah mewujudkan aktivitas perdagangan bebas di bawah naungan organisasi internasional. Contohnya adalah European Free Trade Association (EFTA) di Eropa dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) di Asia Tenggara.

Selain itu, bentuk globalisasi ekonomi juga mewujud dalam rupa perusahaan multinasional yang memiliki skala produksi dan pasar lintas-negara. Contohnya perusahaan-perusahaan multinasional itu adalah Pepsi, Cola, McDonald, Google dalam lain sebagainya.

Globalisasi ekonomi selama ini dipandang dari 2 sisi. Di satu sisi, globalisasi ekonomi dinilai telah berhasil meningkatkan produksi global.

Bentuk globalisasi ekonomi seperti perdagangan bebas membuat jangkauan pasar tiap perusahaan dari masing-masing negara dapat meluas sehingga industri semakin maju. Selain itu, masyarakat konsumen juga bisa mendapatkan pilihan barang yang bervariasi, dari segi kualitas maupun pilihan harga. Barang-barang impor berkualitas dan berharga murah pun semakin mudah ditemukan.

Namun, di sisi lain, globalisasi ekonomi menyebabkan sektor keuangan semakin tidak stabil dalam suatu negara. Keterkaitan perekonomian satu negara dengan banyak negara lainnya bisa membuat krisis di satu wilayah dengan mudah meluas ke belahan dunia lain.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa terdapat sejumlah ciri globalisasi ekonomi, yakni sebagai berikut:

  • Beroperasinya suatu perusahaan di lebih dari satu negara. Perusahaan tersebut memproduksi dan menjual hasil produksinya secara internasional.
  • Perubahan dalam mencari keuntungan yang kompetitif dan memaksimalkan laba dengan terus-menerus mencari lokasi produksi paling efisien dan murah.
  • Terciptanya kemudahan jangkauan geografis yang membuat perusahaan dengan cepat mampu memindahkan berbagai sumber produksi dan operasinya di seluruh dunia.
  • Menguasai tiga perempat perdagangan dan sekitar sepertiga dari seluruh output perekonomian global.
  • Adanya penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang, dan jasa.
  • Batas suatu negara dengan negara lain menjadi semakin kabur.
  • Keterkaitan antara ekonomi nasional dan internasional semakin erat.
  • Membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif.
  • Membuka peluang bagi masuknya produk global ke pasar domestik.

Baca juga artikel terkait GLOBALISASI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya