tirto.id - PT Pertamina angkat bicara mengenai desas-desus yang sedang beredar di masyarakat mengenai produk Pertamax yang dibeli sebenarnya adalah Pertalite. Benarkah? Ini faktanya!
Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso membantah anggapan sebagian masyarakat yang menuding telah PT Pertamina telah mengoplos Pertamax menjadi Pertalite.
“Narasi oplosan itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kejaksaan,” jelas Fadjar Djoko Santoso.
Fadjar menyayangkan adanya misinformasi yang beredar di masyarakat menanggapi kasus dugaan korupsi yang menetapkan Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga sebagai tersangka.
Misinformasi yang sekarang sedang marak dibicarakan adalah dugaan jika Pertamax (RON 92) yang dibeli di SPBU Pertamina sebenarnya adalah Pertalite (RON 90). Untuk itu, Fadjar berani jamin tidak terjadi, dan yang beredar di masyarakat sudah sesuai.
“Kami pastikan bahwa produk yang sampai ke masyarakat itu sesuai dengan speknya masing-masing,” tegasnya.
Karena viralnya kasus dugaan korupsi Pertamina Patra Niaga ini, warganet berbondong-bondong menyuarakan aksi pindah haluan membeli BBM ke SPBU lain seperti Shell, BP, Total, dan lain-lain.
Kasus Dugaan Korupsi Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan
Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023 pada Senin, 24 Februari 2025.
Peraturan Menteri ESDM No. 42 Tahun 2018 Pasal 2 dan Pasal 3 tentang prioritas pemanfaatan pemenuhan minyak bumi untuk kebutuhan di dalam negeri mengharuskan Pertamina mendahulukan dan mencari kebutuhan minyak bumi dengan memprioritaskan produksi dari dalam negeri.
Namun, Riva Siahaan dan teman-temannya telah melakukan pengkondisian untuk menurunkan produksi kilang sehingga produksi minyak bumi dalam negeri tidak dapat terserap secara optimal.
Kemudian Riva dan beberapa orang yang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka, diduga telah melakukan pemenuhan produksi minyak dengan cara impor. Riva Siahaan diduga membeli BBM berjenis RON 92 padahal yang dibeli sebenarnya adalah RON 90 atau lebih rendah.
BBM RON 90 atau lebih rendah itu kemudian di-blending di storage atau depo untuk dijadikan RON 92. Tentu ini adalah perbuatan yang melanggar hukum. Kasus dugaan korupsi ini diperkirakan telah membuat negara merugi hingga Rp193,7 triliun.
Pertamina Patra Niaga adalah salah satu anak perusahaan dari PT Pertamina yang bergerak di bidang distribusi dan perdagangan produk energi, terutama produk minyak dan gas.
Pertamina Patra Niaga bertanggung jawab memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan produk energi lain, mengelola dan memasarkan produk energi, seperti BBM, LPG, dan produk-produk lain.
Apa Perbedaan RON 90 dan RON 92?
RON adalah kepanjangan dari Research Octane Number atau nilai/tingkat oktan. Mengutip laman BP, RON digunakan untuk mengukur stabilitas pada kandungan bahan bakar. Dalam RON terdapat angka yang menunjukkan tingkat tekanan yang dihasilkan saat pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan.
Setiap mobil memiliki preferensi RON masing-masing. Tidak semua mesin mobil dapat memakai BBM dengan RON tinggi dan berlaku pula dengan kondisi sebaliknya. Pemakaian bahan bakar dengan tingkat oktan yang tidak sesuai dengan kompresi mesin kendaraan, dapat menyebabkan timbulnya kerak dan residu yang mampu memperpendek umur busi.
Ada lima jenis yang beredar di Indonesia saat ini, yaitu:
1. RON 88
Jenis nilai oktan yang paling rendah. BBM dengan RON 88 cocok untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1.2. RON 90
Merupakan jenis oktan paling banyak digunakan di Indonesia. BBM dengan RON 90 cocok untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 10:1.3. RON 92
Nilai oktan ini cocok digunakan untuk kendaraan berteknologi Electronics Fuel Injection (EFI) serta mesin dengan rasio kompresi 10:1 hingga 11:1.4. RON 98
Nilai oktan 98 merupakan nilai yang tertinggi untuk kendaraan di Indonesia. Biasanya digunakan untuk kebutuhan mesin berteknologi tinggi dari mobil sport dan premium dengan rasio kompresi 11:1 sampai 13:1.5. RON 100
Merupakan jenis yang tertinggi dan digunakan untuk mobil balap berkompresi mesin tinggi dari 13:1 ke atas.Editor: Prihatini Wahyuningtyas & Dipna Videlia Putsanra