tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memastikan, nilai tukar Rupiah relatif baik dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya. Meskipun mata uang Garuda sampai 20 Juli 2022 terdepresiasi atau melemah 4,90 persen secara year to date (ytd) dibandingkan level pada akhir 2021.
"Nilai tukar Rupiah sampai dengan 20 Juli 2022 terdepresiasi 4,90 persen (ytd) relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya," ujar Perry dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (21/7/2022).
Perry menuturkan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya seperti Malaysia saat ini sudah terdepresiasi 6,41 persen. Kemudian India 7,07 persen dan Thailand 8,88 persen.
Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati perkembangan pasokan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah. Hal ini sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.
Sementara, secara bulan ke bulan nilai tukar Rupiah juga terdepresiasi 0,60 persen per 20 Juli 2022 dibandingkan akhir Juni 2022 dengan volatilitas cukup masih terjaga. Depresiasi tersebut sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di berbagai negara.
"Kondisi itu untuk merespons peningkatan tekanan inflasi dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global, di tengah persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap positif," jelasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang