tirto.id - Kementerian Investasi membentuk Media Center Indonesia Maju untuk menjaga iklim investasi di tengah momentum politik Pemilu 2024. Media Center Indonesia Maju ini berlokasi di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Menteri Investasi cum Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengatakan, media center ini dibentuk dalam rangka untuk mengecek kembali kesalahan informasi, termasuk plesetan data di tengah atmosfer pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Ia menyadari pada tahun politik, pemerintah perlu untuk melakukan percepatan memberi informasi ataupun klarifikasi terhadap berbagai masukan, kritikan ataupun plesetan data dari peserta Pemilu 2024.
"Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capresan tapi ini untuk pelurusan informasi data dari Pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid atau pun serangan yang diterima (untuk pemerintah)," kata Bahlil saat jumpa pers di lokasi.
Bahlil lantas menyinggung kubu pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang hendak mengkaji ulang lokasi pembangunan Ibu Kota Negara. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Bappenas akan dilibatkan dalam menjelaskan urgensi pembangunan proyek IKN.
Menurut Bahlil, pertumbuhan ekonomi harus berjalan meski di tengah momentum politik yang mulai memanas. Sebab, kata dia, salah satu ciri pertumbuhan ekonomi tetap stabil bila stabilitas politik terjaga.
"Karena itu saya sebagai Menteri Investasi berpandangan punya kepentingan betul dalam rangka menjaga stabilitas investasi dan pertumbuhan ekonomi," tutur Bahlil.
Urgensi Pembentukan Media Center Indonesia Maju
Pembentukan media center ini di tengah banjirnya kritik terhadap pemerintah, terutama pencalonan Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra sulung Presiden Jokowi pada Pilpres 2024. Apalagi namanya persis dengan salah satu koalisi partai pengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Namun, Bahlil membantah urgensi pembentukan Media Center Indonesia Maju ini terkait capres-cawapres tertentu. Ia mengklaim media center ini untuk meluruskan informasi dan data dari pemerintah, sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid.
"Kami harus bisa memberikan klarifikasi karena kalau serangan itu masuk dan kami tidak memberikan klarifikasi, nanti publik langsung percaya," kata Bahlil.
Filosofi Nama Indonesia Maju
Bahlil menyebut nama Indonesia Maju sendiri diambil dari nama kabinet pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin. Nama itu juga direstui oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Ia enggan mempersoalkan bila banyak spekulasi yang muncul atas nama media center ini.
"Kalau tanya sudah izin pimpinan? Ya pastilah, kan, pimpinan saya namanya Media Center Indonesia Maju, terserah menerjemahkan yang penting Kabinet Indonesia Maju," kata Bahlil.
Perihal urgensi pembentukan media center ini, kata Bahlil, sudah sejak bulan lalu.
"Urgensinya itu sudah sekitar satu bulan lalu saya pikirkan. Tapi saya terlambat buat barang ini. Kalau salah itu, salah saya," tutup Bahlil.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang