tirto.id - Dalil tentang toleransi terkandung banyak di ayat-ayat Al Quran. Toleransi (tasamuh) bukan hal yang baru di dalam Islam, karena pada saat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam masih hidup pun, telah ada banyak perbedaan dalam masyarakat yang hidup di Mekah dan Madinah kala itu. Kendati demikian sikap dan perilaku Nabi selalu mencontohkan pada perbuatan yang toleran kepada kaum yang tidak seakidah.
Jika merujuk pada beberapa ayat Al Qur’an, terdapat konsep toleransi yang tersurat di dalamnya walau memang tidak secara gamblang menyebut kata tasamuh atau toleransi. Akan tetapi ayat-ayat tersebut dapat menjadi dasar dalil dari sikap toleransi di dalam Islam yang selama ini diterapkan pada kehidupan sehari-hari selain beberapa hadis yang juga menjadi rujukan.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam berinteraksi juga dengan non muslim di Mekah dan Madinah, bahkan berniaga atau berdagang dengan mereka. Jadi bukan hal yang baru bagi umat Islam untuk diharuskan bersikap toleran saat ini, karena toleransi sudah diajarkan sejak 14 abad silam oleh Nabi Muhammad SAW.
Pengertian toleransi atau tasamuh
Apa pengertian dari toleransi? Secara etimologi, toleransi berasal dari Bahasa Latin “tolerare” yang artinya “saling menanggung” atau “saling memikul”. Makna yang dapat disimpulkan adalah: sikap saling memikul walau hal atau pekerjaan itu tidak disukai. Bisa juga dimaknai sebagai: memberi tempat kepada orang lain walau mereka tidak satu pendapat (Siagian, 1993: 115).
KBBI sendiri menulis toleransi berasal dari bahasa Inggris tolerance yang maknanya sama seperti makna pada kamus bahasa Inggris yakni the ability or willingness to tolerate something, in particular the existence of opinion or behavior that one does not necessarily agree with atau kemampuan untuk mentolerir sesuatu walau terdapat perbedaan opini atau ketidak setujuan.
Merujuk laman iainkudus.ac.id dalam bahasa Arab, toleransi disebut tasamuh (Mandzur, Lisan al-Arab, Maktabah Syamilah) yang artinya membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan. Bisa juga diartikan kesabaran, ketahanan emosional dan lapang dada.
Dalil tentang toleransi di Ayat-Ayat Al Quran
- Al-Qur’an surat Al-Kafirun ayat 1-6
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
Artinya: “Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS Al-Kafirun : 1-6).
- Surat Yunus ayat 40-41
وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ
Artinya: “Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Yunus : 40)
وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (QS Yunus : 41)
- Surat Al Kahfi 29
Artinya: “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS Al Kahfi : 29)
- Surat Al Baqarah ayat 256
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
- Surat Al Hujurat ayat 10 dan 13
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS Al Hujurat : 10)
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).
- Surat Al Hasyr ayat 9
Artinya: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS Al Hasyr : 9).
Contoh Perilaku Tasamuh
Berikut ini contoh perilaku tasamuh dalam kehidupan sehari-hari seperti dikutip dari buku Akidah Akhlak kelas VIII terbitan Kemenag Tahun 2020:
- Menghentikan sementara acara atau rapat karena tiba waktu shalat.
- Tidak menyalakan klakson motor atau mobil ketika melewati tempat ibadah.
- Ikut menjaga keamanan dan ketertiban pada waktu umat agama lain merayakan hari rayanya.
- Memberi waktu untuk libur bagi karyawan yang sedang berhari raya.
- Menghormati pendapat orang lain terhadap penafsiran dan pemahaman suatu masalah.
- Tidak makan di sembarang tempat pada waktu siang hari bulan puasa.
Hikmah Perilaku Tasamuh:
- Dapat memberikan kesejukan jiwa kepada diri sendiri dan orang lain.
- Menimbulkan sikap dan perangai yang mulia.
- Mendapatkan teman yang semakin banyak.
- Timbul rasa tenang pada diri sendiri dan orang lain.
- Memudahkan penyelesaian persoalan yang nampak sulit bagi orang lain.
- Mudah mendapatkan relasi.
- Jika mendapat kesulitan, akan banyak orang yang menolong.
- Jika melakukan kesalahan, banyak orang yang mau memahami.
Untuk mempunyai akhlakul karimah dalam bentuk tasamuh, maka perlu melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
1. Memahami jalan pikiran orang lain atas perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian kita dapat lebih mengetahui hakikat dari perbuatan tersebut. Dengan kata lain, tidak hanya menilai fakta, namun perlu memahami proses.
2. Menghargai dan menghormati hak-hak orang lain. Sebagaimana kita juga merasa senang jika keadaan kita dihargai dan dihormati oleh orang lain.
3. Mencoba mengetahui lebih mendalam atas perbuatan orang lain terhadap kita. Sehingga mengetahui sejauh manakah hubungan perbuatan dengan motivasi, keyakinan dan kepentingannya.
4. Berusaha lebih teliti melihat perbuatan sendiri. Kemungkinan, orang lain lebih benar daripada apa yang kita lakukan.
5. Senantiasa mengevaluasi diri. Sehingga tahu akan kekurangan diri sendiri untuk diperbaiki dan mau menghargai orang lain.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani