tirto.id - Tasamuh merupakan suatu istilah yang berkaitan dengan akhlak terpuji.
agama Islam mengajarkan banyak sikap maupun perbuatan terpuji yang sebaiknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah tasamuh.
Pengertian Tasamuh
Kata tasamuh berasal dari bahasa Arab yang berarti murah hati atau lapang hati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tasamuh artinya kelapangan dada, keluasan pikiran, dan toleransi.
Secara istilah, dalam buku Akidah Akhlak kelas XII yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) Tahun 2019, halaman: 32, tasamuḥ adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh agama Islam.
Maksud dari tasamuh adalah bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi, misalnya toleransi dalam agama ialah sikap saling menghormati hak dan kewajiban antaragama.
Tasamuḥ dalam agama bukanlah mencampuradukkan keimanan dan ritual dalam agama, melainkan menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain.
Dalil tentang Tasamuh
Islam, adalah agama yang sangat menghargai perbedaan, dalam batasan tertentu. Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh dalam hal tasamuh ini, yakni di saat ingin memajukan Madinah, yang di dalamnya banyak suku dan agama.
Dalam Al-Qur'an penjelasan Tasamuh salah satunya dijelaskan pada surah Al-Kafirun ayat 1-6 yang artinya:
"Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah; Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah; Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah; Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah; Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam sangat toleran terhadap adanya perbedaan agama. Pada akhir ayat ditegaskan, bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.
Islam sangat menghargai jalan berfikir seseorang, tentang hal ini Allah SWT berfirman:
فَاِنۡ حَآجُّوۡكَ فَقُلۡ اَسۡلَمۡتُ وَجۡهِىَ لِلّٰهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِؕ وَقُل لِّلَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ وَالۡاُمِّيّٖنَ ءَاَسۡلَمۡتُمۡؕ فَاِنۡ اَسۡلَمُوۡا فَقَدِ اهۡتَدَوْا ۚ وَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّمَا عَلَيۡكَ الۡبَلٰغُ ؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِالۡعِبَادِ
Fa in haaajjuuka faqul aslamtu wajhiya lillaahi wa manit taba'an; wa qul lillaziina uutul Kitaaba wal ummiyyiina 'a-aslamtum; fa in aslamuu faqadih tadaw wa in tawallaw fa innamaa 'alaikal balaagh; wallaahu basiirum bil 'ibaad
ِArtinya: “Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, "Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku." Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Kitab dan kepada orang-orang buta huruf, "Sudahkah kamu masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (QS. Ali Imran: 20)
Tidak ada paksaan pula dalam memilih agama, sebagaimana diterakan pada surah Al-Baqarah ayat 256:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”( QS. Al Baqarah [2]:256)
Karakteristik Tasamuh
Tasamuḥ menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik, yaitu sebagai berikut:
- Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan.
- Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan.
- Kelemah-lembutan karena kemudahan.
- Muka yang ceria karena kegembiraan.
- Rendah diri di hadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan.
- Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan.
- Menggampangkan dalam berdakwah ke jalan Allah tanpa basa-basi.
- Terikat dan tunduk kepada agama Allah SWT tanpa rasa keberatan.
Tasamuh adalah sesuatu yang mustahil untuk dipikirkan dari segi kejiwaan dan intelektual dalam hegemoni sistem-sistem teologi yang saling bersikap ekslusif.
Namun, jika pengertian ini diimplementasikan dalam kehidupan beragama, maka dapat berarti mengakui, menghormati daan membiarkan agama atau kepercayaan orang lain.
Contoh Perilaku Tasamuh
Berikut ini contoh perilaku tasamuh dalam kehidupan sehari-hari seperti dikutip dari buku Akidah Akhlak kelas VIII terbitan Kemenag Tahun 2020:
- Menghentikan sementara acara atau rapat karena tiba waktu shalat.
- Tidak menyalakan klakson motor atau mobil ketika melewati tempat ibadah.
- Ikut menjaga keamanan dan ketertiban pada waktu umat agama lain merayakan hari rayanya.
- Memberi waktu untuk libur bagi karyawan yang sedang berhari raya.
- Menghormati pendapat orang lain terhadap penafsiran dan pemahaman suatu masalah.
- Tidak makan di sembarang tempat pada waktu siang hari bulan puasa.
Hikmah Perilaku Tasamuh:
- Dapat memberikan kesejukan jiwa kepada diri sendiri dan orang lain.
- Menimbulkan sikap dan perangai yang mulia.
- Mendapatkan teman yang semakin banyak.
- Timbul rasa tenang pada diri sendiri dan orang lain.
- Memudahkan penyelesaian persoalan yang nampak sulit bagi orang lain.
- Mudah mendapatkan relasi.
- Jika mendapat kesulitan, akan banyak orang yang menolong.
- Jika melakukan kesalahan, banyak orang yang mau memahami.
Untuk mempunyai akhlakul karimah dalam bentuk tasamuh, maka perlu melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
1. Memahami jalan pikiran orang lain atas perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian kita dapat lebih mengetahui hakikat dari perbuatan tersebut. Dengan kata lain, tidak hanya menilai fakta, namun perlu memahami proses.
2. Menghargai dan menghormati hak-hak orang lain. Sebagaimana kita juga merasa senang jika keadaan kita dihargai dan dihormati oleh orang lain.
3. Mencoba mengetahui lebih mendalam atas perbuatan orang lain terhadap kita. Sehingga mengetahui sejauh manakah hubungan perbuatan dengan motivasi, keyakinan dan kepentingannya.
4. Berusaha lebih teliti melihat perbuatan sendiri. Kemungkinan, orang lain lebih benar daripada apa yang kita lakukan.
5. Senantiasa mengevaluasi diri. Sehingga tahu akan kekurangan diri sendiri untuk diperbaiki dan mau menghargai orang lain.
Editor: Iswara N Raditya