tirto.id - Atas nama Dodi Triyono dan korban lain pada kasus penyekapan dan pembunuhan di Pulomas, keluarga meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan Dodi dan korban lain semasa hidup. Hal tersebut disampaikan Dedi, putra Dodi, usai pemakaman jenazah di blok khusus Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Rabu (28/12/2016).
"Saya sebagai putra Almarhum Dodi, saya meminta permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika semasa hidup almarhum pernah menyinggung, baik perkataan atau perbuatan, kepada rekan semua. Mohon dimaafkan, mohon diikhlaskan agar Beliau mendapat ketenangan di sisi Allah SWT," lanjut Dedi, putra Dodi Triono dari istri pertamanya, setelah pemakaman jenazah Dodi dan dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma (9).
"Mewakili keluarga almarhum Bapak Dodi dan adik-adik saya. Saya sampaikan terima kasih banyak atas doa dan bantuannya dalam keadaan duka ini," kata Dedi dengan suara terputus-putus karena menahan tangis.
Istri kedua Dodi, Almianda Saphira, turut menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf kepada seluruh pelayat yang hadir di pemakaman. "Terima kasih atas semua bantuan dan perhatiannya. Mohon maaf lahir dan batin," ucap Saphira.
Dodi Triono (59) bersama dua putrinya dimakamkan pada pukul 11.00 WIB di TPU Tanah Kusir setelah dishalatkan di Masjid Baabuattaubah, Pulomas, Jakarta Timur, pukul 09.30 WIB. Dodi dan dua anaknya serta seorang teman anaknya dan dua sopirnya tewas setelah disekap dalam kamar mandi rumah mereka pada Selasa (27/12/2016).
Lima korban yang lain masih hidup meski sudah dalam keadaan lemas saat ditemukan, yakni Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13), Santi (22), Fitriani (23) dan Windy (23).
Baik dan Cerdas
Dodi Triono dikenal sebagai pribadi yang baik dan cerdas, menurut beberapa rekannya semasa kuliah. Dodi Triono adalah alumnus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1976 dan lulus pada 1981.
"Dodi itu pinter banget dan baik. Di antara satu angkatan saya, dia paling duluan lulus dari sekian orang. Dia satu dari tiga orang yang lulus duluan," tutur Dodi Latif, salah satu teman Dodi Triono, di TPU Tanah Kusir, Rabu (28/12/2016).
Latif, yang terakhir bertemu Dodi pada 23 Desember 2016, mengatakan Almarhum tidak pernah membicarakan proyek atau pekerjaan apabila sedang berkumpul bersama alumnus Teknik Arsitektur UI, melainkan bercanda bersama dan membicarakan hal-hal yang ringan.
"Terakhir, tanggal 23 (Desember 2016), dia agak pendiam, padahal biasnya ngebanyol. Di grup WA (Whatsapp), sebelumnya dia tidak pernah kasih kita wejangan, tapi akhir-akhir ini isinya wejangan. Jelas saya sangat kehilangan Dodi." cerita Latif.
Toni Harianto teman dekat Dodi mengatakan semasa kuliah Almarhum suka mengukuti berbagai kegiatan, salah satunya naik gunung.
"Sudah 40 tahun yang lalu, dari masih mahasiswa main gitar ke gunung. Dodi anak tunggal, sangat disayang orang tua. Dia rajin shalat. Dodi juga doyan kerja, bijaksana dan tidak sombong sama sekali," kata Toni, demikian dilaporkan Antara.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan