Menuju konten utama

Arti Sunnatullah, Keutamaan, dan Contohnya

Artikel berikut akan membahas tentang arti sunnatullah dan contoh sunnatullah dalam Islam beserta dalilnya. Simak pembahasannya di bawah ini.

Arti Sunnatullah, Keutamaan, dan Contohnya
Ilustrasi Islam. Arti Sunnatullah, Keutamaan, dan Contohnya. foto/Istockphoto

tirto.id - Sunnatullah adalah salah satu hal yang harus dipercaya dan dijadikan pedoman seorang muslim dalam memahami keteraturan dan ketertiban di alam semesta. Pemahaman tentang sunnatullah dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Lantas, apa itu sunnatullah?

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada malam dan siang? Mengapa manusia diciptakan dari tanah? Kenapa air bergerak dari tempat yang tinggi ke lebih rendah? hingga kenapa seorang laki-laki menyukai perempuan?

Apabila memiliki pertanyaan seperti di atas, sebenarnya terdapat jawaban-jawaban secara sains yang mungkin akan memenuhi rasa keingintahuan Anda. Namun, alasan kenapa hal-hal tersebut dapat terjadi, tidak lain karena terdapat ketetapan Allah SWT atau yang populer disebut sunnatullah.

Apa Arti Sunnatullah dalam Islam?

Sunnatullah terdiri atas dua kata meliputi sunnah dan Allah. Dari segi bahasa, sunnah berasal dari kata "sanna yasunnu" yang diartikan "sesuatu yang berjalan dan terjadi secara mudah". Pada masa Arab pra-Islam, bentuk masdar dari kata "sunnah" diartikan dengan thariqah (jalan) dan sirah (perilaku), yakni perilaku yang seakan-akan berjalan dan berlaku terus dalam kehidupannya.

Kata "sunnah" dapat disandarkan kepada Allah, Nabi, sahabat, maupun manusia secara umum. Kata "sunnah" yang disandarkan kepada Allah akan membentuk "sunnatullah", yang mempunyai beberapa pengertian seperti cara, aturan, agama, kehendak, dan ketentuan.

Al-Ishfahani dalam al-Mufradat fi Gharib al-Qur'an mengartikan sunatullah sebagai "thariqatul hikmatih wa thariwatu tha'atih" yakni cara atau jalan yang ditetapkan Allah karena kebijakan-Nya dan demi terwujudnya ketaatannya kepadaNya. Sunatullah juga dapat dipahami sebagai peraturan, sistem, atau ketentuan Allah SWT. kepada seluruh hamba-Nya di dunia, baik yang bernyawa maupun tidak.

Dalam Islam, sunatullah dapat dilihat dalam dua pembagian berdasarkan sifatnya. Pertama, sunatullah kauni, yakni ketentuan yang berlaku secara umum, bersifat mengikat baik sukarela maupun terpaksa kepada seluruh makhluk-Nya di langit maupun bumi.

Kedua, sunatullah syar'i, yaitu ketentuan yang diturunkan Allah SWT kepada manusia melalui para rasul-Nya. Sunatullah syar'i dapat disebut dengan syariat atau hukum Islam. Mereka yang mematuhi sunatullah syar'i disebut muslim, sementara yang ingkar disebut kafir.

Sunatullah memiliki beberapa sifat meliputi pasti, tetap, dan objektif. Pertama, sunatullah bersifat pasti, karena Allah menciptakan segala sesuatu dengan kepastian. Kedua, sunatullah bersifat tetap, konsisten dalam fenomena alam, menunjukkan keteraturan, dan memberikan optimisme. Ketiga, sunatullah bersifat objektif, adil dan tidak pilih kasih. Siapa pun yang patuh akan mendapatkan kesuksesan, sementara yang melanggar akan memperoleh kegagalan.

Dalil Mengenai Sunnatullah

Sunatullah di dalam Al-Qur'an muncul lebih dari 8 kali. Semuanya sunnatullah yang disebutkan dalam Al-Qur'an mengacu pada hukum-hukum Allah SWT yang berlaku pada masyarakat. Berikut ini dalil-dalil mengenai sunnatullah dalam Al-Qur'an:

1. Surah Al-Ahzab ayat 38

مَا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيْمَا فَرَضَ اللّٰهُ لَهٗ ۗسُنَّةَ اللّٰهِ فِى الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۗوَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ قَدَرًا مَّقْدُوْرًاۙ

Arab Latinnya:

Mā kāna ‘alan-nabiyyi min ḥarajin fīmā faraḍallāhu lah(ū), sunnatallāhi fil-lażīna khalau min qabl(u), wa kāna amrullāhi qadaram maqdūrā(n).

Artinya:

"Tidak ada keberatan apa pun pada Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya.(Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunah Allah pada (nabi-nabi) yang telah terdahulu. Ketetapan Allah itu merupakan ketetapan yang pasti berlaku," (QS. Al-Ahzab [33]: 38).

2. Surah Al-Ahzab ayat 62

سُنَّةَ اللّٰهِ فِى الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ ۚوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا

Arab Latinnya:

Sunnatallāhi fil-lażīna khalau min qabl(u), wa lan tajida lisunnatillāhi tabdīlā(n).

Artinya:

"(Hukuman itu) sebagai sunatullah yang berlaku terhadap orang-orang yang telah berlalu sebelum kamu. Engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunatullah," (QS. Al-Ahzab [33]: 62).

3. Surah Al-Fatir ayat 43

اسْتِكْبَارًا فِى الْاَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِۗ وَلَا يَحِيْقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ اِلَّا بِاَهْلِهٖ ۗفَهَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا سُنَّتَ الْاَوَّلِيْنَۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا ەۚ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَحْوِيْلًا

Arab Latinnya:

Istikbāran fil-arḍi wa makras-sayyi'(i), wa lā yaḥīqul-makrus-sayyi'u illā bi'ahlih(ī), fahal yanẓurūna illā sunnatal-awwalīn(a), falan tajida lisunnatillāhi tabdīlā(n), wa lan tajida lisunnatillāhi taḥwīlā(n).

Artinya:

"Karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana jahat mereka. Akibat (buruk) dari rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanya menunggu ketetapan (yang berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu.637) Maka, kamu tidak akan mendapatkan perubahan atas ketetapan Allah dan tidak (pula) akan menemukan penyimpangan bagi ketetapan Allah itu," (QS. Al-Fatir [35]: 43).

4. Surah Al-Gafir ayat 85

فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ اِيْمَانُهُمْ لَمَّا رَاَوْا بَأْسَنَا ۗسُنَّتَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ فِيْ عِبَادِهٖۚ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكٰفِرُوْنَ ࣖ

Arab Latinnya:

Falam yaku yanfa‘uhum īmānuhum lammā ra'au ba'sanā, sunnatallāhil latī qad khalat fī ‘ibādih(ī), wa khasira hunālikal-kāfirūn(a).

Artinya:

"Tidak berguna lagi iman mereka setelah melihat azab Kami. (Yang demikian itu) merupakan sunatullah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Ketika itu, rugilah orang-orang kafir," (QS. Al-Gafir [40]: 85).

5. Surah Ali Imran ayat 137

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌۙ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

Arab Latinnya:

Qad khalat min qablikum sunan(un), fa sīrū fil-arḍi fanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-mukażżibīn(a).

Artinya:

"Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah (Allah). Oleh karena itu, berjalanlah di (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta (rasul-rasul)," (QS. Ali-Imran [3]: 137).

6. Surah Al-Anfal ayat 38

قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّنْتَهُوْا يُغْفَرْ لَهُمْ مَّا قَدْ سَلَفَۚ وَاِنْ يَّعُوْدُوْا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْاَوَّلِيْنَ

Arab Latinnya:

Qul lil-lażīna kafarū in yantahū yugfar lahum mā qad salaf(a), wa iy ya‘ūdū faqad maḍat sunnatul-awwalīn(a).

Artinya:

"Katakanlah (Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur itu, “Jika mereka berhenti (dari kekufurannya dan masuk Islam), niscaya akan diampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu. Jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh berlaku (kepada mereka) sunah (aturan Allah untuk menjatuhkan sanksi atas) orang-orang terdahulu,” (QS. Al-Anfal [8]: 38).

7. Surah An-Nisa ayat 26

يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَيَتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

Arab Latinnya:

Yurīdullāhu liyubayyina lakum wa yahdiyakum sunanal-lażīna min qablikum wa yatūba ‘alaikum, wallāhu ‘alīmun ḥakīm(un).

Artinya:

"Allah hendak menerangkan (syariat-Nya) kepadamu, menunjukkan kepadamu berbagai jalan (kehidupan) orang yang sebelum kamu (para nabi dan orang-orang saleh), dan menerima tobatmu. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana," (QS. An-Nisa [4]: 26).

8. Surah Al-Fath ayat 23

سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ ۖوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا

Arab Latinnya:

Sunnatallāhil-latī qad khalat min qabl(u), wa lan tajida lisunnatillāhi tabdīlā(n).

Artinya:

"(Demikianlah) sunatullah yang sungguh telah berlaku sejak dahulu. Kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada sunatullah itu," (QS. Al-Fath [48]: 23).

9. Surah Al-Hijr ayat 13

لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ

Arab Latinnya:

Lā yu'minūna bihī wa qad khalat sunnatul-awwalīn(a).

Artinya:

"Mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur’an), padahal telah berlalu sunatullah terhadap orang-orang terdahulu," (QS. Al-Hijr [15]: 13).

Contoh Sunnatullah

Contoh sunatullah dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Anda mungkin menjadi orang yang pernah mengamati salah satu fenomena sunatullah. Berikut ini beberapa contoh sunnatullah:

  • Matahari bergerak dari timur ke barat.
  • Pergantian malam dan siang.
  • Bumi berputar pada porosnya.
  • Air akan mendidih pada suhu 100 derajat.
  • Semua yang bernapas akan mengalami kematian.
  • Laki-laki berpasangan dengan perempuan.
  • Kaum Nabi Luth melakukan penyimpangan seksual diazab dengan gempa bumi.
  • Firaun dan bala tentaranya melakukan arogansi kekuasaan diazab dengan ditenggelamkan di Laut Merah.

Baca juga artikel terkait SUNNAH atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno