tirto.id - Kisah Nabi Luth secara singkat menggambarkan adanya azab bagi kaum penyuka sesama jenis.
Kala itu, Allah SWT menghujani kaum sodom dengan berupa banjir batu hingga musnah.
Nasab Nabi Luth As berkaitan langsung dengan Nabi Nuh As. Selain itu, ia juga masih keponakan dari Nabi Ibrahim As. Ayahnya, yakni Haran merupakan saudara Nabi Ibrahim.
Secara lengkap, nasab Nabi Luth As adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Kisah Nabi Luth Singkat
Perjalanan dakwah Nabi Luth terjadi di antara kaum dengan perilaku yang sangat buruk. Di antara perbuatan negatif tersebut yaitu adanya hubungan seks sesama jenis di antara pria atau homoseks.
Kemudian, Allah SWT mengutus Nabi Luth As untuk mengajak mereka kembali ke jalur kebenaran.
Bukannya menuruti, para kaum sodom ini justru berani untuk menentang perintah yang dibawa Nabi Luth As.
Dalam surah Al-A'raf ayat 80, Allah SWT berfirman:
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَتَأْتُونَ ٱلْفَٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: "Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kamu?"
Menurut catatan sejarah, perbuatan homoseks yang dilakukan kaum sodom kala itu memang menjadi awal mula adanya hubungan sesama kaum pria.
Dalam zaman sebelumnya, belum ada perbuatan seorang pria yang melakukan hubungan dengan sesamanya.
Kemudian Allah SWT berfirman melalui surah Asy-Syu’ara ayat 165-166:
"Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas,".
Nabi Luth yang diutus Allah untuk berdakwah di antara mereka pun mulai menjalankan tugasnya.
Namun, usaha yang dilakukan justru berakhir dengan kegagalan lantaran banyak kaum yang menolak untuk berhenti melakukan perbuatan homoseks serta tidak mau beriman kepada Allah SWT.
Pada suatu ketika, kaum sodom ini pun mulai berani untuk memberikan ancamannya terhadap dakwah yang diajarkan Nabi Luth As.
Dalam surah Al-Ankabut ayat 29, disebutkan:
"Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar,". Demikian jawaban yang diutarakan kaum tersebut terhadap ajakan sang nabi".
Melihat upaya yang dilakukan Nabi Luth selalu saja gagal, Allah SWT lalu mengutus dua orang malaikat untuk membuktikan kebenarannya. Bukannya diterima, kaum tersebut malah meminta keduanya untuk dijadikan sebagai pasangan.
Terhadap sikap buruk yang telah dilakukan oleh kaum sodom ini, Allah akhirnya membuktikan kekuasaannya.
Melalui surah Hud Ayat 81, Allah SWT berfirman:
"Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?"
Dua ayat berikutnya menceritakan yang terjadi terhadap kaum sesama jenis kala itu. Yakni:
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim".
Demikian akhir dari kisah kaum sodom kala tersebut. Akibat berani mengingkari perintah untuk tidak melakukan hubungan sesama jenis, Allah SWT menghujani mereka dengan bebatuan hingga musnah.
Hikmah Beriman Kepada Para Rasul Allah SWT
Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk beriman kepada para RasulNya, tentu memiliki makna yang penting. Salah satu hal penting tersebut disampaikan oleh Allah SWT dalam kitabnya sebagai berikut:
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab {33}:21)
Dikutip dari bukuPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemendikbud (2017:114), beriman kepada para Rasul Allah SWT akan memberikan manfaat dan hikmah kepada umat Islam. Beberapa manfaat dan hikmah yang akan didapatkan sebagai berikut:
1. Menyempurnakan rukun iman yang keempat
2. Menjadikan kisah para Rasul sebagai suri teladan yang baik dalam hidup
3. Termotivasi untuk melakukan perilaku sosial yang baik dalam masyarakat
4. Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik
5. Timbulnya rasa cinta (mahabah) kepada para Rasul dan mulai mencontoh perilaku-perilaku terpujinya
6. Mengetahui hakikat hidup seorang manusia, yaitu untuk taat beribadah kepada Allah SWT
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Az-Zariyat {51}:56)
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yulaika Ramadhani