Menuju konten utama
Pertolongan Allah dalam Islam

Dalil tentang Mukjizat, Karomah, Irhas, Maunah, & Contohnya

Pengertian & contoh kebenaran mukjizat, karomah, irhas, dan maunah dalam Islam beserta dalilnya dalam Al-Quran

Dalil tentang Mukjizat, Karomah, Irhas, Maunah, & Contohnya
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Salah satu bukti kebenaran dan keistimewaan Islam adalah adanya pertolongan Allah SWT kepada orang-orang saleh yang menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pada dasarnya, mukjizat, karamah, irhas, dan maunah merupakan bentuk keajaiban yang di luar logika manusia sebagai bukti kebesaran Allah SWT, serta uluran tangan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.

Pertolongan luar biasa itu lazimnya diberikan kepada para nabi, rasul, wali, ulama, ataupun mukmin biasa yang tunduk kepada Allah SWT.

Jika merujuk pada jenis-jenis pertolongan di atas, pemberian keistimewaan tersebut didasarkan pada kategori penerimanya, mulai dari mukjizat (nabi dan rasul), karamah (waliullah/kekasih Allah SWT), irhas (calon rasul), dan maunah (mukmin biasa).

Contoh Mukjizat, Karomah, Irhas, & Maunah Beserta Pengertiannya

Berikut ini pengertian mukjizat, karamah, irhas, dan maunah beserta contohnya dalam Islam.

1. Mukjizat

Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para nabi dan rasul sebagai bukti bahwa mereka utusan Allah SWT.

Dalam bahasa Arab, mukjizat (المعجزة) turunan dari kata al-Ajz (العجْز) yang artinya lemah atau tidak mampu melakukan sesuatu.

Dengan demikian, mukjizat merupakan bentuk pertolongan untuk melemahkan orang biasa atau orang kafir agar menerima kebenaran Islam.

Selain itu, mukjizat hanya bisa dilakukan dalam kondisi tertentu, serta tidak bisa dilakukan oleh orang biasa. Sebagai misal, mukjizat Nabi Musa adalah menghidupkan orang yang sudah mati yang mustahil dilakukan manusia.

Hal itu tergambar dalam firman Allah SWT pada surah Ali Imran ayat 49:

” … Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah..” (Q.S Ali Imran [3]: 49).

Dikutip dari buku Akidah Akhlak (2020) yang ditulis Yusuf Hasyim, mukjizat memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

  • Mukjizat hanya diberikan oleh Allah SWT kepada nabi atau rasul-Nya.
  • Mukjizat adalah kejadian di luar batas kemampuan manusia.
  • Mukjizat merupakan bukti atas kekuasaan Allah SWT.
  • Mukjizat adalah bukti kenabian maupun kerasulan.
  • Mujizat bertujuan untuk memperlemah orang kafir atau menjadi jalan keluar permasalahan bagi kaum muslimin.

Secara umum, mukjizat terbagi atas dua macam, yaitu mukjizat kauniyah dan aqliyah.

Pertama, mukjizat kauniyah adalah mukjizat yang tampak dan dapat diterima panca indera.

Mukjizat jenis tersebut hanya terjadi sekali dalam satu tempat, seperti mukijzat Nabi Ibrahim yang tidak terbakar meski terjebak dalam kubangan api yang menyala-nyala.

Hal itu tertera dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya ayat 69: “Kami berfirman: 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim'," (QS. Al-Anbiya [21]: 69).

Kedua, mukjizat aqliyah adalah mukjizat yang dapat dipahami menggunakan akal dan pikiran.

Mukjizat jenis ini berlaku sepanjang masa. Contoh dari mukjizat aqliyah seperti diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman umat.

“Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, [Muhammad dengan mukjizatnya] dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang [Al-Qur'an],” (QS An-Nisa [4]: 174).

2. Karomah

Jika mukjizat dianugerahkan kepada para nabi dan rasul, karamah diberikan kepada waliullah atau orang-orang yang dicintai Allah SWT karena ketaatan mereka.

Ciri-ciri karamah adalah sebagai berikut:

  • Karamah diturunkan kepada Allah bukan kepada Nabi dan Rasul
  • Karamah dianugerahkan tanpa adanya syarat tertentu seperti berdoa maupun merapalkan dzikir secara khusus
  • Karamah diberikan kepada orang yang alim dan saleh secara sadar maupun tidak Karamah bertujuan sebagai penguat keimanan seorang penerima

Dalil dan contoh karamah diberikan kepada para ashabul kahfi dalam bentuk keajaiban tidur selama lebih dari tiga abad, sebagaimana tercantum dalam surah Al-Kahfi ayat 25:

"Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun [lagi]," (QS. Al-Kahfi [18]: 25).

3. Irhas

Sebelum rasul diangkat menjadi rasul, Allah SWT menganugerahkan irhas sebagai tanda-tanda dan bukti keistimewaan sosok individu tersebut.

Contoh irhas adalah peristiwa Daud yang mengalahkan Jalut sebelum ia diangkat menjadi rasul. Hal itu tergambar dalam firman Allah pada surah Al-Baqarah ayat 251 sebagai berikut.

“Mereka [tentara Thalut] mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan [dalam peperangan itu] Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya [Daud] pemerintahan dan hikmah [sesudah meninggalnya Thalut] dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.

Seandainya Allah tidak menolak [keganasan] sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia [yang dicurahkan] atas semesta alam,” (QS. Al-Baqarah [2]: 251).

Demikian juga peristiwa kekalahan Abrahah dalam menghancurkan Ka'bah yang bersamaan dengan momen dilahirkannya Rasulullah SAW.

4. Maunah

Jika mukjizat, irhas, dan karamah diberikan kepada sosok-sosok istimewa dalam Islam, maunah dianugerahkan Allah SWT kepada mukmin biasa yang sedang berada dalam kesulitan.

Berkat maunah dari Allah SWT, mukmin tersebut dapat menyelesaikan masalah atau keluar dari kesulitan yang ia hadapi.

Sebagai misal, maunah yang dialami orang-orang yang berada di kawasan tsunami Aceh. Sebagian muslim selamat dari bencana itu berkat pertolongan Allah SWT.

Dalam kasus lain, mukmin yang terjebak dalam kebakaran besar, namun berhasil keluar dari kubangan api yang menyala-nyala.

Dalil atas keberadaan maunah tertera dalam surah Al-Maidah ayat 120 sebagai berikut.

“Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,” (QS Al-Maidah [2]: 120).

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi