Menuju konten utama

Apa Saja Unsur Seni Rupa, Penjelasan, dan Macam-Macamnya?

Unsur seni rupa bisa berupa titik hingga warna. Jumlah unsur dasar seni rupa ada banyak. Berikut ini unsur-unsur karya seni rupa lengkap dan penjelasannya.

Apa Saja Unsur Seni Rupa, Penjelasan, dan Macam-Macamnya?
Pengunjung memperhatikan karya pada pameran seni rupa "Satoe Garis" di Museum Negeri Pemprov Sulut, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (28/10/2022). ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/aww.

tirto.id - Unsur seni rupa adalah unsur-unsur visual yang dapat dilihat wujudnya yang digunakan untuk membentuk karya seni rupa. Apa saja unsur dasar seni rupa? Dan, bagaimana penjelasan dari unsur-unsur karya seni rupa tersebut?

Seni merupakan bentuk ekspresi, pikiran, dan perasaan manusia. Seni dapat diwujudkan dalam berbagai jenis atau cabang, seperti seni tari, seni musik, dan seni rupa, yang dipecah lagi menjadi berbagai bentuk seperti seni lukis, seni pahat, seni kriya, dan lain-lain.

Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang menggunakan media yang ditangkap oleh indra penglihatan atau perabaan. Seperti dijelaskan Modul Pembelajaran SMA Seni Budaya, unsur dasar seni rupa beragam, mulai titik hingga gelap terang.

Macam-Macam Unsur Seni Rupa dan Penjelasannya

Seperti disebutkan di awal, adapun wujud atau unsur-unsur karya seni rupa dapat berupa titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur hingga nada gelap terang. Sebagaimana dijelaskan buku paket Seni Budaya Kemdikbud, berikut adalah penjelasan semua unsur dasar seni rupa tersebut:

1. Unsur Seni Rupa Titik

Unsur seni rupa yang pertama adalah titik. Titik merupakan unsur paling kecil dan paling dasar dari seni rupa. Goresan sekecil apa pun selalu diawali atau terdiri dari sebuah titik.

Meskipun kecil dan sederhana, Unsur dasar seni rupa titik selalu memiliki peran yang sangat besar dan menjadi pusat perhatian dalam sebuah karya seni.

2. Unsur Seni Rupa Garis

Berikutnya, unsur seni rupa yang kedua adalah garis. Garis merupakan gabungan dari titik-titik yang menyambung dan memanjang dan memiliki arah tertentu.

Adapun sifat-sifat garis antara lain yaitu panjang, pendek, tipis, tebal, lurus, horizontal, vertikal, berombak, spiral, melengkung, miring-miring, patah-patah, atau zig-zag.

Kesan kekar, kuat, megah, sederhana, atau agung dapat didapat dari garis-garis dalam sebuah gambar. Itulah penjelasan tentang unsur seni rupa garis.

3. Unsur Seni Rupa Bidang

Lalu, unsur seni rupa berikutnya adalah bidang. Bidang merupakan gabungan dari beberapa garis yang memiliki dimensi lebar dan panjang atau disebut juga dua dimensi.

Unsur dasar seni rupa bidang terdiri dari bidang geometris (bidang yang beraturan) dan bidang nongeometris (bidang yang tidak beraturan dan bebas).

Contoh bidang geometris adalah segi empat, segitiga, lingkaran. Benda-benda di sekitar kita memiliki bidang entah itu bidang geometris atau non geometris.

4. Unsur Seni Rupa Bentuk

Unsur seni rupa keempat adalah bentuk. Bentuk merupakan rangkaian dari beberapa bidang geometris atau nongeometris yang memiliki ruang.

Ruang terbentuk dengan adanya unsur lebar, panjang, dan tinggi atau disebut juga tiga dimensi. Bentuk sendiri dapat dibagi menjadi bangun dan sosok.

Adapun, bangun adalah hal yang hanya tampak oleh mata seperti lingkaran, segitiga, kotak, dan lain sebagainya.

Sementara sosok adalah bentuk benda yang dapat dilihat dan dirasakan karena nilai dari benda itu seperti bentuk manusia, hewan, meja, dan lain sebagainya.

5. Unsur Seni Rupa Warna

Berikutnya, unsur seni rupa kelima adalah warna. Warna memiliki beberapa teori warna pigmen, yaitu warna primer, sekunder, tersier, analogus, dan komplementer.

Warna primer merupakan warna dasar yang tidak bisa diperoleh dari warna lain, yaitu merah, biru, dan kuning.

Warna sekunder merupakan hasil campuran dari dua warna primer, seperti warna ungu, hijau, dan oranye. Warna tersier merupakan campuran dari dua warna sekunder.

Warna analogus adalah deretan warna yang letaknya berdekatan dalam lingkaran warna, contohnya warna ungu dengan warna merah, atau warna hijau dengan warna kuning.

Warna komplementer merupakan warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna, misalnya warna merah dan hijau, atau ungu dan kuning.

6. Unsur Seni Rupa Gelap Terang

Unsur seni rupa selanjutnya adalah gelap terang. Unsur gelap terang dalam karya seni dapat diwujudkan dari intensitas warna baik itu hitam putih atau warna-warna lainnya.

Unsur dasar seni rupa ini berfungsi untuk memberikan kesan seolah objek dua dimensi memiliki volume atau tiga dimensi.

7. Unsur Seni Rupa Ruang

Unsur seni rupa berikutnya adalah ruang. Ruang merupakan salah satu unsur-unsur karya seni rupa yang representasi visual dua dimensi yang memiliki karakteristik semu. Secara umum, ruang dapat diklasifikasikan menjadi ruang positif dan ruang negatif.

Unsur dasar seni rupa ruang negatif merujuk pada area di sekitar objek atau volume, sementara ruang positif adalah area di dalam objek atau volume tersebut. Pemanfaatan ruang dapat menciptakan kesan khusus dalam suatu karya.

8. Unsur Seni Rupa Tekstur

Unsur seni rupa kedelapan adalah tekstur. Tekstur merupakan salah satu aspek yang terkait dengan interaksi manusia. Unsur dasar seni rupa ini tidak hanya dapat dinikmati secara visual, tetapi juga dapat dirasakan melalui bentuknya.

Dengan kata lain, salah satu unsur-unsur karya seni rupa tersebut mencakup permukaan yang dapat dirasakan saat disentuh. Contoh nyata unsur dasar seni rupa tekstur yang dapat dirasakan adalah pada patung.

9. Unsur Seni Rupa Nilai

Unsur seni rupa terakhir adalah nilai, yang erat kaitannya dengan aspek warna dalam seni rupa. Nilai mengacu pada seberapa besar intensitas warna yang terdapat dalam karya seni rupa, dan seberapa besar pengaruh nilai warna tersebut.

Unsur dasar seni rupa nilai menjadi elemen terakhir yang menjadi fokus dalam seni rupa, khususnya terkait dengan warna. Nilai mencerminkan kekuatan dan dampak yang dimiliki oleh berbagai nilai warna dalam suatu karya seni.

Baca juga artikel terkait SENI RUPA atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Maria Ulfa
Penyelaras: Ibnu Azis