Menuju konten utama

Apa Itu Petisi Peduli Indonesia, Bukan Rohingya dan Tuntutannya?

Berikut penjelasan tentang petisi "Peduli Indonesia, Bukan Rohingya" dan isi tuntutannya. Selengkapnya akan dibahas di artikel ini.

Apa Itu Petisi Peduli Indonesia, Bukan Rohingya dan Tuntutannya?
Sejumlah imigran etnis Rohingya yang dipindahkan dari Pantai Ujong Kareung Sabang menunggu pendataan setibanya di tempat penampungan sementara di gedung eks kantor Imigrasi, Punteuet, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/11/2023).ANTARA FOTO/Rahmad/nym.

tirto.id - Sebuah petisi berjudul Peduli Indonesia, Bukan Rohingnya sedang bergulir di laman Change.org. Petisi ini dibuka pada 29 November 2023 dan dimulai oleh Afif Bahktiar.

Hingga Senin, 11 Desember 2023, petisi Peduli Indonesia, Bukan Rohingya sudah ditandatangani oleh lebih dari 38,8 ribu orang. Bahkan pada hari ini, lebih dari 1.500 orang sudah menandatangani petisinya.

Pembuat petisi ini berharap, 35 ribu orang akan turut menandatangani petisi ini ke depannya dan jumlahnya telah memenuhi target yang ingin dicapai.

Isi Petisi Peduli Indonesia, Bukan Rohingya dan Tuntutannya

Pembuat petisi “Peduli Indonesia, Bukan Rohingya” ini menulis:

“Beberapa Manusia sedang sibuk membantu imigran gelap yang masuk ke Indonesia tapi mereka melupakan ada sebagian bahkan hampir mayoritas masyarakat Indonesia sendiri membutuhkan bantuan yang layak!

Kita selalu sibuk dengan negara lain hingga NKRI sendiri terlupakan, apakah akan SELAMANYA begini?

Jika membicarakan kemanusiaan, maka kenapa bentuk kepedulian kita terhadap manusia imigran ilegal lebih tinggi daripada masyarakat disekitar kita sendiri yang benar benar membutuhkan?

AYO! Belajarlah dari kasus Malaysia, kelakuan asli Rohingya, bagaimana sifat alami mereka yang suka beranak pinak, apakah kita mau NKRI hancur juga?

Jika tidak bertindak sekarang KAPAN LAGI?

Mari kita Tandatangani PETISI ini bersama-sama agar tembus ke atas, sehingga pemerintah kita dapat lebih memperhatikan terhadap permasalahan yang sedang kita rasakan dan takutkan!!

Pembuat petisi juga menambahkan pernyataan: “NKRI di atas Imigran Illegal! USIR UNHCR JUGA!”

Ada beberapa fakta yang perlu Anda ketahui tentang pengungsi Rohingya.

Berikut adalah beberapa fakta tentang mereka yang dilansir dari UNHCR:

  1. Warga Rohingya selama beberapa dekade telah mengalami penderitaan cukup ekstrem di Myanmar. Mereka tidak memiliki akses terhadap kewarganegaraan, termasuk tidak bisa mengakses layanan kesehatan, pendidikan dan kesempatan kerja.
  2. Beberapa pengungsi Rohingya sebenarnya tidak ingin meninggalkan Myanmar. Kebanyakan dari mereka berharap bisa pulang ke Myanmar jika kondisi memungkinkan.
  3. Sekitar 1 juta pengungsi Rohingnya sudah melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh, sejak tiga dekade terakhir. Namun, mereka kerap mendapatkan Tindakan kekerasan di kamp pengungsian di Bangladesh.
  4. Pengungsi Rohingya juga melarikan diri ke Bangladesh (sekitar 960 ribu orang), Malaysia (sekitar 107 ribu orang) dan India (sekitar 22 ribu orang).
  5. Karena mereka tidak memiliki kewarganegaraan, mereka tidak bisa secara legal berpindah-pindah wilayah dengan mudah di kawasan ini. Akhirnya mereka memilih perjalanan perahu yang berbahaya yang ditawarkan oleh penyelundup manusia.
  6. Lebih dari 70% pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia adalah perempuan dan anak-anak.
  7. Pengungsi Rohingya ke Indonesia menggunakan kapal yang dapat memakan waktu berminggu-minggu. Kapal yang digunakan juga tidak layak dan tidak dilengkapi oleh makanan, air bersih atau sanitasi.
  8. Para pengungsi Rohingya juga kerap mendapat kekerasan fisik dan seksual di atas kapal.
  9. Pada 2022 ada sekitar 348 pengungsi Rohingya yang secara tragis tewas atau hilang saat melakukan perjalanan pengungsian di laut.
  10. Semua negara, termasuk Indonesia, wajib memberikan perlindungan kepada pengungsi, termasuk pengungsi Rohingya. Hal ini diatur dalam UUD 1945 dan Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2016 yang mengatur penerimaan dan penanganan pengungsi di dalam negeri.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno