Menuju konten utama

Apa Itu Penyakit Fisura Ani, Apakah Berbahaya & Dapat Disembuhkan?

Apa itu penyakit fisura ani? Apakah membahayakan, apa saja gejala dan bagaimana cara menyembuhkannya?

Apa Itu Penyakit Fisura Ani, Apakah Berbahaya & Dapat Disembuhkan?
Ilustrasi. foto/istockphoto

tirto.id - Fisura ani adalah robekan pada kulit anus. Biasanya ini dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia tetapi paling umum terjadi pada bayi dan orang lanjut usia.

Penyakit fisura ani biasanya bukan kondisi yang serius, dan kebanyakan orang dapat mengobatinya di rumah.

Namun, fisura ani yang berulang atau yang tidak segera sembuh harus mendapat perhatian khusus.

Apa Itu Fisura Ani?

Dikutip Healthline, fisura ani adalah luka kecil atau robekan pada lapisan kulit anus. Retakan di kulit menyebabkan rasa sakit yang parah dan beberapa bisa pendarahan merah cerah selama dan setelah buang air besar.

Kadang-kadang, celah robekan bisa cukup dalam untuk mengekspos jaringan otot di bawahnya.

Perawatan tertentu dapat meningkatkan penyembuhan dan membantu meringankan ketidaknyamanan, termasuk pelunak feses dan pereda nyeri topikal.

Dalam kebanyakan kasus, penyakit ini sembuh dengan sendirinya. Tetapi dalam kasus di mana fisura ani bertahan lebih dari 6 minggu, itu dianggap kronis.

Jika tidak membaik dengan perawatan rumahan, maka penderitanya memerlukan pembedahan atau dokter mungkin perlu mencari kelainan lain yang mendasari penyebab terjadinya fisura ani.

Gejala Fisura Ani

Laman Mayo Clinic menyebutkan beberapa tanda dan gejala fisura ani yang bisa diwaspadai, yakni meliputi:

  • Nyeri, terkadang parah, saat buang air besar
  • Nyeri setelah buang air besar yang bisa bertahan hingga beberapa jam
  • Darah merah cerah pada tinja atau kertas toilet setelah buang air besar
  • Retakan yang terlihat pada kulit di sekitar anus
  • Benjolan kecil atau tanda kulit pada kulit di dekat fisura ani

Penyebab Fisura Ani

Beberapa penyebab umum fisura ani meliputi:

  • Melewati tinja yang besar atau keras
  • Sembelit dan mengejan saat buang air besar
  • Diare kronis
  • Hubungan seks anal
  • Persalinan
Sementara penyebab yang kurang umum antara lain:

  • Penyakit Crohn atau penyakit radang usus lainnya
  • Kanker dubur
  • HIV
  • Tuberkulosis
  • Sipilis
Faktor risiko

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena fisura ani meliputi:

  • Sembelit. Mengejan saat buang air besar dan buang air besar yang keras meningkatkan risiko robekan.
  • Persalinan. Fisura ani lebih sering terjadi pada wanita setelah mereka melahirkan.
  • Penyakit Crohn. Penyakit radang usus ini menyebabkan peradangan kronis pada saluran usus, yang dapat membuat lapisan saluran anus lebih rentan robek.
  • Hubungan seks anal.
  • Usia. Fisura ani dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada bayi dan orang dewasa paruh baya.

Cara Menyembuhkan Fisura Ani

Sebagian besar fisura ani akan sembuh tanpa intervensi bedah. Fisura ani adalah luka terbuka, sehingga menjaga area tersebut tetap bersih dan kering akan membantu proses penyembuhan alami tubuh.

Tujuan pengobatan fisura ani adalah untuk menurunkan tekanan pada saluran anus dengan membuat tinja menjadi lunak, dan untuk mengurangi ketidaknyamanan dan pendarahan.

Perawatan rumahan untuk mengobati fisura ani bisa dicoba terlebih dahulu melalui cara-cara berikut ini seperti dilansir situr Cleveland Clinic:

1. Mencegah sembelit melalui penggunaan pelunak tinja, minum lebih banyak cairan sambil menghindari produk yang mengandung kafein (yang menyebabkan dehidrasi), dan penyesuaian pola makan (peningkatan asupan makanan berserat tinggi dan suplemen serat);

2. Berendam dalam air hangat (juga disebut mandi sitz), 10 hingga 20 menit beberapa kali sehari, untuk membantu mengendurkan otot-otot anus;

3. Membersihkan area anorektal dengan lebih lembut;

4. Menghindari mengejan atau duduk lama di toilet;

5. Menggunakan petroleum jelly untuk membantu melumasi area anorektal.

Praktik-praktik ini menyembuhkan sebagian besar celah (80 hingga 90 persen) dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Namun, ketika perawatan gagal dan penyakit ini bertahan atau muncul kembali, tindakan lain dapat dicoba, termasuk:

  1. Menggunakan supositoria, busa, atau krim yang mengandung hidrokortison untuk mengurangi peradangan;
  2. Menerapkan krim dan salep lainnya. Ini mungkin termasuk krim obat (untuk membantu menyembuhkan celah), relaksan otot topikal (untuk mengendurkan otot-otot anus), salep anestesi (untuk mengurangi rasa sakit, jika rasa sakit mengganggu buang air besar), atau nitrogliserin atau calcium channel blocker salep (untuk mengendurkan otot-otot anus dan meningkatkan aliran darah ke daerah tersebut, meningkatkan penyembuhan).
  3. Penyuntikan toksin botulinum tipe A (Botox) ke dalam sfingter anal. Injeksi untuk sementara melumpuhkan otot sfingter anal, menghilangkan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
  4. Pembedahan

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Yantina Debora