tirto.id - Istilah tone deaf belakangan ini ramai digunakan di media sosial, salah satunya dalam kasus Taehyung atau V BTS. Salah satu anggota grup musik K-Pop BTS ini dikritik tone deaf oleh sejumlah warganet.
Kritikan tersebut disampaikan kepada V BTS karena ia mengunggah foto produk kentang goreng dari McDonald's (McD) di Instagram, Minggu (21/7/2024). McD merupakan salah satu brand yang sedang diboikot publik sebagai bentuk kecaman terhadap Israel dan dukungan kepada Palestina.
V BTS mengunggah foto McD di tengah kasus pelanggaran kemanusiaan dan genosida Israel terhadap masyarakat Palestina di Gaza. Unggahan tersebut menyebabkan banyak penggemar kecewa terhadap pelantun lagu "Christmas Tree" itu.
Terlebih, V tetap mempertahankan unggahannya di tengah banyaknya penggemar yang menegurnya. Berdasarkan pemantauan Tirto di Instagram V BTS @Thv, per 23 Juli 2024, pukul 11.00 WIB, foto produk McD itu masih belum dihapus.
V hanya membatasi kolom komentarnya sehingga penggemar tidak dapat memberikan komentar. Para penggemar yang kecewa lantas meramaikan media sosial X dengan berbagai kata kunci.
Beberapa kata kunci yang dibuat warganet terkait V BTS selama dua hari terakhir termasuk "Dear V", "Taehyung", dan "Tone Deaf".
Apa Arti Tone Deaf?
Tone deaf merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang artinya buta nada. Namun, istilah tone deaf yang beredar di media sosial bukan merujuk pada istilah buta nada.
Arti tone deaf yang viral di media sosial merujuk pada sikap acuh yang tidak selaras dengan sentimen atau suasana yang berlaku.
Mengutip Kamus Merriam-Webster, tone deaf artinya memiliki atau menunjukkan sikap ketidakpekaan atau kurangnya persepsi khusus dalam sentimen, opini, atau selera publik.
Istilah tone deaf juga digunakan dalam konteks politik. Menurut Kamus Cambridge, tone deaf menunjukkan sikap seseorang yang tak memahami perasaan orang lain tentang sesuatu atau apa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu.
Kata tone deaf biasanya ditunjukkan kepada orang-orang yang dinilai tidak peduli atau tidak menunjukkan kepedulian terhadap isu sensitif. Mereka cenderung bersikap melawan opini publik dalam konteks negatif.
Perlu diketahui bahwa sikap tone deaf tidak selalu dikaitkan dengan perilaku jahat atau negatif. Sebagian orang bisa berperilaku tone deaf karena ketidaktahuan terhadap isu sensitif hingga kurang pendidikan.
Sebagian orang bersikap tone deaf karena kurangnya empati atau terlalu mementingkan diri sendiri.
Contoh Tone Deaf
Ada banyak situasi yang bisa menggambarkan sikap tone deaf. Salah satu contohnya ada pada kasus V BTS beberapa waktu lalu. Banyak warganet menilai V BTS tone deaf lantaran dirinya mempromosikan produk McD di tengah-tengah aksi boikot banyak orang terhadap brand tersebut.
Selain itu, contoh tone deaf lainnya bisa digambarkan dengan situasi-situasi berikut:
- Seorang pejabat publik meminta warganya mengurangi mobilitas karena jumlah transportasi umum terbatas dan jalanan macet. Padahal, yang dibutuhkan warga adalah penambahan unit transportasi umum.
- Orang kaya menyarankan orang miskin untuk membeli barang-barang mahal agar penampilannya lebih baik.
- Seorang influencer memamerkan kegiatan berlibur di luar negeri dan tempat ramai ketika masa karantina pandemi COVID-19.
- Seorang pelayat menyindir penyebab kematian seseorang sebagai kesalahannya sendiri di tengah-tengah suasana duka keluarga mendiang.
Editor: Iswara N Raditya