Menuju konten utama

Apa Arti dari Kata Omicron: Varian Baru Covid-19?

Varian B.1.1.529 yang resmi disebut WHO sebagai Omicron pertama kali ditemukan pada 11 November 2021 di Afrika Selatan.

Apa Arti dari Kata Omicron: Varian Baru Covid-19?
Ilustrasi Omicron. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Varian baru Covid-19, Omicron atau B.1.1.529 telah menjadi ancaman baru, bahkan telah membuat beberapa negara menutup akses perjalanan internasionalnya. Lantas apa itu Omicron? Dari mana kata itu berasal?

Seperti dikutip Independent, penamaan Omicron diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mereka mengatakan, kehadiran varian itu cukup mengkhawatirkan sejak pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada 9 November lalu.

Sebelumnya, varian baru Covid-19 selalu diberi nama ilmiah dengan gabungan huruf dan angka seperti B.1.1.529. Dan itu cukup rumit untuk diingat dan dibaca. Selain itu, penamaan biasanya merujuk ke negara tempat pertama kali diidentifikasi.

Menurut para ahli, penamaan itu akan memberikan stigma buruk terhadap orang-orang di negara tersebut. Selain itu, juga menimbulkan beberapa kebingungan dan kesalahan pelaporan.

Oleh sebab itu, pada Mei tahun ini, WHO mengumumkan kalau mereka akan memberikan penamaan yang sederhana untuk varian baru virus Covid-19. Menurut organisasi itu, setiap varian baru akan diberi nama setelah huruf berurutan dalam alfabet Yunani.

Dengan demikian, maka salah satu varian baru pertama yang muncul di Inggris, B.1.1.7, diberi nama alfa. Sedangkan varian baru yang muncul di Afrika Selatan pada tahun 2020 lalu diberi nama beta.

WHO pun menerapkan metode ini untuk menamai varian baru B.1.1.529 Omicron. Dalam alfabet Yunani, Omicron adalah huruf ke-15. Huruf Omicron setara dengan huruf bahasa Inggris yang terdengar pendek "O".

Apa Itu Omicron?

BBC melaporkan, varian baru Omicron pertama kali diidentifikasi di Gauteng, provinsi terpadat Afrika Selatan, selama dua minggu terakhir, dengan laporan 2.800 kasus infeksi baru, naik dari rata-rata 500 kasus harian pada pekan sebelumnya.

Penasihat pemerintah dah ahli epidemiologi Salim Abdool Karim memprediksi jumlah kasus akan lebih dari 10.000 ribu per hari pada akhir pekan. Menurut prediksinya, rumah sakit akan kewalahan dalam dua sampai tiga minggu ke depan.

Menteri Kesehatan Joe Phaahla sudah meminta seluruh pihak "sama sekali tidak perlu panik". "Kami pernah ke sini sebelumnya," tambahnya, merujuk pada varian Beta yang diidentifikasi di Afrika Selatan Desember lalu.

Menurut laporan DW, varian B.1.1.529 yang resmi disebut WHO bernama Omicron pertama kali ditemukan pada 11 November 2021 di Botswana. Sejak saat itulah B.1.1.529 ditemukan di Afrika Selatan, terutama marak ditemukan di provinsi Gauteng, meliputi Johannesburg dan Pretoria.

Para ilmuwan memperkirakan, hingga 90 persen dari semua kasus Covid-19 di Gauteng, bisa saja terkait dengan Omicron. Menurut mereka, varian Omicron itu telah menyebar di delapan provinsi lain di Afrika Selatan.

Para peneliti mengatakan, jumlah mutasi virus ini sangat tinggi dan mereka menemukan 32 mutasi pada protein spike. Padahal, varian delta yang dianggap sangat menular pun hanya menunjukkan delapan mutasi.

Kendati demikian, jumlah mutasi pada protein bukan indikasi yang tepat untuk mengklaim seberapa berbahayanya varian baru tersebut. Sebab, itu cuma menunjukkan kalau sistem kekebalan manusia akan lebih sulit melawan varian baru itu.

Seorang alhi biologi molekuler di Institute of Molecular Biotechnology di Wina bernama Dr Ulrich Elling memperkirakan, varian baru ini "mungkin 500 persen lebih menular daripada delta."

Namun, infeksi dengan varian baru belum tentu lebih parah daripada varian sebelumnya. Tetapi ada tanda-tanda bahwa varian baru menyebar lebih cepat dan yang sekarang dapat menempatkan sistem kesehatan nasional di bawah tekanan yang lebih besar dan lebih cepat, kata Ulrich.

Baca juga artikel terkait CORONA OMICRON atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya