tirto.id - Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mewanti-wanti kondisi gagal bayar utang di negaranya. Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu bencana ekonomi yang akan membuat suku bunga lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.
Yellen dalam sambutannya di Washington dengan para eksekutif bisnis dari California, mengatakan bahwa gagal bayar utang AS akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan. Selain itu mendorong pembayaran rumah tangga untuk hipotek, pinjaman mobil dan kartu kredit menjadi lebih tinggi.
Dia mengatakan kondisi itu menjadi tanggung jawab dasar kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas pinjaman 31,4 triliun dolar AS. Ini menjadi peringatan bahwa gagal bayar akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dicapai Amerika Serikat sejak pandemi COVID-19.
"Gagal bayar utang kita akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan," kata Yellen kepada para anggota Kamar Dagang Metropolitan Sacramento sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (26/4/2023).
"Gagal bayar akan meningkatkan biaya pinjaman untuk selamanya. Investasi di masa depan akan menjadi jauh lebih mahal," sambung Yellen.
Yellen mengatakan jika pagu utang tidak dinaikkan, bisnis-bisnis AS akan menghadapi pasar kredit yang memburuk, dan pemerintah kemungkinan besar tidak akan dapat memberikan pembayaran kepada keluarga-keluarga militer dan para manula yang bergantung pada Jaminan Sosial.
"Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang. Mereka harus melakukannya tanpa syarat. Dan tidak boleh menunggu sampai menit-menit terakhir," katanya.
Yellen menuturkan kepada para anggota parlemen pada bulan Januari bahwa pemerintah dapat membayar tagihan-tagihannya hanya sampai awal Juni tanpa menaikkan batas utang, yang telah dicapai pada bulan Januari.
Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS memberikan batasan yang ketat pada berapa banyak yang dapat dipinjam. Karena pemerintah membelanjakan lebih banyak daripada yang diterima, anggota parlemen harus secara berkala menaikkan pagu utang.
Pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai oleh Partai Republik, Kevin McCarthy, minggu lalu mengajukan sebuah rencana yang akan mengkombinasikan pemotongan belanja sebesar 4,5 triliun dolar AS dengan kenaikan pagu utang sebesar 1,5 triliun dolar AS, dan menyebutnya sebagai dasar untuk negosiasi dalam beberapa minggu ke depan.
Pasar keuangan semakin khawatir dengan kebuntuan ini, membuat biaya asuransi atas eksposur utang AS mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir, dan para analis keuangan memperingatkan akan meningkatnya risiko gagal bayar.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin