Menuju konten utama
Jumat Akhir Ramadhan 2023

Amalan Jumat Terakhir Bulan Ramadhan 2023, Cara Sholat Kafarat

Amalan Jumat terakhir bulan Ramadhan 2023 ada beberapa yang bisa dikerjakan, termasuk sholat kafarat. Berikut tata cara sholat kafarat.

Amalan Jumat Terakhir Bulan Ramadhan 2023, Cara Sholat Kafarat
Umat Islam melaksanakan Shalat Tarawih saat permukimannya terdampak pemadaman listrik di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/4/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

tirto.id - Amalan Jumat terakhir bulan Ramadhan 2023 yang bisa dikerjakan salah satunya sholat kafarat. Selain itu, umat muslim juga dapat membaca selawat, tadarus, iktikaf, serta salat malam.

Bulan Ramadhan merupakan bulan pengampunan. Oleh sebab itu, hendaknya kaum muslim mengisinya dengan amal ibadah serta memperbanyak sedekah.

Salah satu periode yang diistimewakan di bulan Ramadhan adalah 10 hari terakhir. Sebab, di dalamnya ada satu malam yang disebut Lailatulqadar. Pada malam-malam ganjil, seperti tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan, masyarakat banyak yang berbondong-bondong pergi ke masjid untuk iktikaf demi memburu malam yang dipercaya lebih baik daripada 1.000 bulan itu.

Hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan juga termasuk mempunyai kemuliaan tersendiri. Lantas, apa saja amalan yang dapat dilakukan sepanjang hari tersebut?

Amalan Jumat Terakhir Ramadhan

Berikut sejumlah amalan yang dapat dilakukan pada Jumat terakhir bulan Ramadhan:

1. Membaca sholawat

Membaca selawat bisa diamalkan oleh muslim di sepanjang Ramadhan, termasuk di hari Jumat terakhir. Dengan berselawat kepada Nabi Muhammad saw. sebanyak-banyaknya, seseorang bisa didekatkan dengan Nabi pada hari kiamat nanti.

Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Baihaqi, "Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti,"

2. Tadarus

Tadarus atau membaca Al-Qur'an merupakan amalan yang juga bisa dilakukan sepanjang Ramadhan, salah satunya pada Jumat. Memperbanyak membaca Al-Qur'an termasuk salah satu kebiasaan Rasul selama bulan ramadhan.

Selain itu, Al-Qur'an pun diturunkan pada bulan yang mulai ini. "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan," (QS. Al-Qadr ayat 1).

3. Iktikaf

Iktikaf atau berdiam diri di dalam masjid bisa dilakukan kapan saja sepanjang hari, terutama selama 10 hari terakhir Ramadhan.

Sesuai sabda Nabi saw. dalam riwayat Ibnu Hibban: "Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir," (HR Ibnu Hibban).

4. Sholat lail atau sholat malam.

Sejumlah salat malam seperti Tarawih, witir, hingga tahajud merupakan daftar amalan yang dapat dikerjakan selama Ramadhan, tak terkecuali di hari Jumat terakhir.

Jumat, 14 April 2023, bertepatan dengan malam ke-25 Ramadhan 1444 hijriah. Karena tergolong sebagai malam ganjil, waktu tersebut sangat tepat untuk melaksanakan salat malam demi mendapatkan pahala Lailatulqadar.

Hadis riwayat Bukhari menerangkan, "Barang siapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,"

Selain sejumlah amalan di atas, amalan lain yang dapat dikerjakan di antaranya ialah berdoa, selalu istigfar, bersedekah, membaca surah Yasin, serta membersihkan diri.

5. Sholat Kafarat

Salat kafarat disebut juga dengan salat al-bara'ah. Sederhananya, salat kafarat dilakukan untuk mengganti salat wajib yang telah ditinggalkan. Jumlah rakaatnya disesuaikan dengan sesuai dengan total rakaat salat wajib. Salat ini biasanya dikerjakan selepas salat Jumat.

Salat wajib ada lima. Artinya, salat kafarat dikerjakan dengan total 17 rakaat. Beberapa kalangan ulama berpendapat bahwa salat ini dibolehkan dengan niat mengqada salat yang diragukan ditinggalkan atau tidak sah.

Namun, ada perbedaan pendapat terkait salat ini. Bagaimana hukumnya menurut ulama? Apakah boleh mengamalkan di Jumat terakhir Ramadhan?

Hukum Sholat Kafarat Hari Jumat Terakhir Ramadhan

Dikutip dari artikel NU Online "Hukum Shalat Kafarat di Jumat Akhir Ramadhan", yang ditulis M. Mubasysyarum Bih, ada perbedaan pendapat terkait boleh-tidaknya Salat Kafarat di Jumat terakhir Ramadhan.

Pandangan yang memperbolehkan ditunaikannya salat ini setidaknya memiliki empat pertimbangan. Pertama, Salat Kafarat dibolehkan karena condong pada pendapat al-Qadli Husain bahwa boleh mengqadha salat wajib yang diragukan ditinggalkan.

Kedua, tidak ada orang yang meyakini keabsahan salat yang baru saja dikerjakan, apalagi salat yang terdahulu. Ketiga, Salat Kafarat dilarang jika ada kekhawatiran bahwa salat tersebut cukup untuk mengganti salat yang ditinggalkan selama setahun.

Keempat, Salat Kafarat adalah amalan para pembesar ulama dan ahli makrifat billah seperti Sayyidi Syekh Fakr al-Wujud Abu Bakr bin Salim, Habib Ahmad bin Hasan al-Athas, dan lainnya. Salat tersebut rutin dikerjakan oleh para pembesar ulama Yaman secara berjemaah.

Sementara itu, pendapat yang mengharamkan salat ini juga memiliki beberapa pertimbangan. Pertama, tidak ada tuntunan yang jelas dari hadis atau kitab syari'ah. Kedua, Salat Kafarat dikhususkan pada Jumat akhir Ramadhan bukan merupakan ajaran yang memiliki dasar yang jelas. Ketiga, merujuk pada penjelasan Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfah al-Muhtaj juz 2, bahwa itu tidak diperbolehkan.

Berikut redaksi lengkapnya: “Yang lebih buruk dari itu adalah tradisi di sebagian daerah berupa shalat 5 waktu di jumat ini [jumat akhir Ramadhan] selepas menjalankan shalat jumat, mereka meyakini shalat tersebut dapat melebur dosa shalat-shalat yang ditinggalkan selama setahun atau bahkan semasa hidup, yang demikian ini adalah haram atau bahkan kufur karena beberapa sisi pandang yang tidak samar.” (Tuhfah al-Muhtaj, juz.2, halaman 457)

Doa dan Tata Cara Sholat Kafarat

Berikut adalah doa salat kafarat yang dapat diamalkan setelah menyelenggarakan salat kafarat pada Jumat terakhir bulan Ramadhan 2023:

1. Membaca istighfar 10 kali

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعِظِيْمِ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أتُبُوْا إِلَيْكَ

2. Membaca sholawat 100 kali

اللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا محمّد

3. Dilanjutkan membaca basmallah, hamdallah, dan syahadat.

4. Lalu membaca doa sebagai berikut ini:

اَللَّهُمَّ يَا مَنْ لاَ تَنْفَعُكَ طَاعَتِيْ وَلاَ تَضُرُّكَ مَعْصِيَتِيْ تَقَبَّلْ مِنِّيْ مَا لاَ تَنْفَعُكَ وَاغْفِرْ لِيْ مَا وَلاَ تَضُرُّكَ يَا مَنْ إِذَا وَعَدَ وَفَا وَ إِذَا تَوَعِدُ تَجَاوَزَ وَعَفَا اِغْفِرْ لِيْ لِعَبْدٍ ظَلَمَ نَفْسَهُ وَأَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ بَطْرِ اْلغِنَى وَجَهْدِ اْلفَقْرِ إِلَهِيْخَلَقْتَنِيْ وَلَمْ أَكُنْ شَيْئًاً وَرَزَقْتَنِيْ وَلَمْ اَكُنْ شَيْئاً وَارْتَكَبْتُ اْلمَعَاصِيْ فَإِنِّيْ مُقِرٌّ لَكَ بِذُنُوبِيْ فَإِنْ عَفََوْتَ عَنِّيْ فَلاَ يَنْقُصُ مِنْ مُلْكِكَ شَيْئاً وَإِنْ عَذَبْتَنِيْ فَلاَ يَزِدُ فِيْ سُلْطَاِنكَ شيئاً اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَجِدُ مَنْ تُعَذِّبُهُ غَيْرِي لَكِنِّيْ لاَ أَجِدُ مَنْ يَرْحَمْنِيْسِوَاكَ فَاغْفِرْ لِيْ مَا بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ وَمَا بَيْنَ خَلْقِكَ اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَيَا رَجَاءَ السّائِلِيْنَ وَيَا أَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ إِرْحَمْنِيْ بِِرَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةَ أَنْتَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَاَلمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ِللْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَتَابِعِ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ ربّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ أَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ وصل الله على سيّدنا محمّد وعلى ألِهِ وصحبه وسلّم تسليمًا كثيرًا والحمد لله ربّ العالمين. أمين.

Latin:

Allahumma yaa man laa tan-fa’uka tha’atii wa laa tadhurruka ma’shiyatii taqabbal minnii ma laa yanfa’uka waghfirlii ma laa yadhurruka ya man idzaa wa ‘ada wa fii wa idzaa tawa’ada tajaa wa za wa’afaa ighfirli’abdin zhaalama nafsahu wa as’aluka. Allahumma innii a’udzubika min bathril ghinaa wa jahdil faqri ilaahii khalaqtanii wa lam aku syai’an wa razaqtanii wa lam aku syaii’in wartakabtu al-ma’ashii fa-innii muqirun laka bi-dzunuubii. Fa in ‘afawta ‘annii fala yanqushu min mulkika syai’an wa-in adzdzaabtanii falaa yaziidu fii sulthaanika syay-’an. Ilaahii anta tajidu man tu’adzdzi buhu ghayrii wa-anaa laa ajidu man yarhamanii ghaiyraka aghfirlii maa baynii wa baynaka waghfirlii ma baynii wa bayna khlaqika yaa arhamar rahiimiin wa yaa raja’a sa’iliin wa yaa amaanal khaifiina irhamnii birahmatikaal waasi’aati anta arhamur rahimiin yaa rabbal ‘aalaamiin. Allahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal musliimina wal muslimaat wa tabi’ baynana wa baynahum bil khaiyrati rabbighfir warham wa anta khairur-rahimiin wa shallallaahu ‘alaa sayidina Muhammadin wa ‘alaa alihii wa shahbihi wasallama tasliiman katsiiran.

Artinya: "Yaa Allah, yang mana segala ketaatanku tiada artinya bagiMu dan segala perbuatan maksiatku tiada merugikanMu. Terimalah diriku yang tiada artinya bagiMu. Dan ampunilah aku yang mana ampunanMu itu tidak merugikan bagiMu. Ya Allah, bila Engkau berjanji pasti Engkau tepati janjiMu. Dan apabila Engkau mengancam, maka Engkau mau mengampuni ancamanMu. Ampunilah hambaMu ini yang telah menyesatkan diriku sendiri, aku telah Engkau beri kekayaan dan aku mengumpat di saat aku Engkau beri miskin. Wahai Tuhanku Engkau ciptakan aku dan aku tak berarti apapun. Dan Engkau beri aku rizki sekalipun aku tak berarti apa-apa, dan aku lakukan perbuatan semua maksiat dan aku mengaku padaMu dengan segala dosa-dosaku. Apabila Engkau mengampuniku tidak mengurangi keagungan-Mu sedikitpun, dan bila Kau siksa aku maka tidak akan menambah kekuasaanMu, wahai Tuhanku, bukankah masih banyak orang yang akan Kau siksa selain aku. Namun bagiku hanya Engkau yang dapat mengampuniku. Ampunilah dosa-dosaku kepadaMu. Dan ampunilah segala kesalahanku di antara aku dengan hamba-hambaMu. Ya Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih dan tempat pengaduan semua pemohon dan tempat berlindung bagi orang yang takut. Kasihanilah aku dengan pengampunanMu yang luas. Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang dan Engkaulah yang memelihara seluruh alam yang ada. Ampunilah segala dosa-dosa orang mu’min dan mu’minat, muslimin dan muslimat dan satukanlah aku dengan mereka dalam kebaikan. Wahai Tuhanku ampunilah dan kasihilah. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,".

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Muhammad Fadli Nasrudin Alkof