Menuju konten utama

Aksi 4 November Tak akan Ganggu Perekonomian Nasional

Darmin Nasution selaku Menteri Koordinator bidang Perekonomian menyatakan tidak khawatir jika rencana sejumlah organisasi kemasyarakatan mengadakan aksi massa pada Jumat (4/11/2016) besok akan berdampak serius pada ekonomi nasional.

Aksi 4 November Tak akan Ganggu Perekonomian Nasional
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (1/11). Kemenko Perekonomian memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga 2016 berpotensi mencapai 5,1 persen berkat dorongan dari investasi-investasi yang mulai terealisasi. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Darmin Nasution selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan tidak khawatir jika rencana sejumlah organisasi kemasyarakatan mengadakan aksi massa pada Jumat (4/11/2016) besok akan berdampak serius pada ekonomi nasional. Meskipun banyak pihak mewaspadai kemungkinan terjadinya tindakan rusuh dalam aksi besok, ia cukup tenang menanggapi aksi tersebut sebagai salah satu gejolak politik dalam perjalanan demokrasi Indonesia.

"Mungkin akan membawa sedikit gangguan distribusi, tetapi itu cuma berapa hari tidak usah dianggap kalau kita akan kesulitan gara-gara (demonstrasi) itu. Kita sudah jalan kok ekonominya," ujar Darmin saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu juga menegaskan bahwa sejak krisis pada 2008, fundamental ekonomi Indonesia tumbuh cukup kuat dan tidak terlalu dipengaruhi situasi politik. Ia hanya khawatir pada satu hal yang mengganggu semua kegiatan ekonomi yang berjalan. Namun demo 4 November besok ia nilai bukan salah satunya. Apalagi demo hanya akan berlangsung sehari-dua hari.

"Coba diperhatikan sejak krisis 2008 ekonomi kita cukup kuat berjalan. Kita tidak melihat ini sesuatu yang mengkhawatirkan kecuali semua (kegiatan ekonomi) tidak bisa berjalan selama tiga bukan itu baru bermasalah. Kalau ini cuma satu atau dua hari, tidaklah (berdampak)," tuturnya kepada Antara.

Semoga Tak Ganggu Pariwisata

Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berharap aksi unjuk rasa yang akan digelar pada 4 November 2016 berjalan dengan damai dan tidak mengganggu pariwisata Ibu Kota Jakarta. Ia mengatakan Jakarta merupakan salah satu pintu utama masuknya wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Mereka kerap memilih Jakarta sebagai destinasi wisata "MICE" (Meeting Incentive Conference and Exhibition).

"Saya mohon rekan-rekan untuk selalu menjaga perdamaian agar suasana tetap sejuk dan kondusif bagi pariwisata kita. Dengan suasana yang sejuk mendamaikan penting agar para wisatawan, terutama mereka yang akan berkunjung ke Jakarta merasa aman dan nyaman" kata Menpar Arief Yahya di Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Menteri Arief Yahya menyadari unjuk rasa atau demonstrasi merupakan hak setiap warga negara, namun harus dilakukan sesuai aturan dan tidak merusak. Aksi yang anarkis sebaiknya dihindari karena justru merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Selain itu citra Indonesia yang sudah baik, justru akan tercoreng jika aksi dilakukan secara anarkis. Oleh karena itu, ia mengimbau agar aksi tersebut dilakukan secara damai sehingga suasana tetap kondusif, aman, dan nyaman bagi semua.

Unjuk rasa berbagai elemen masyarakat yang dikoordinasi oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) akan digelar dalam rangka menolak dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama.

Aksi yang akan dipusatkan di Jakarta itu akan diikuti sekitar 100 ribu orang. Untuk mengantisipasi potensi kericuhan dan gangguan lalu lintas, Polda Metro Jaya telah menyiapkan rekayasa atau pengalihan arus di lokasi unjuk rasa sekitar Istana Kepresiden dan Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.

Polri dibantu TNI dan instansi lainnya juga menyiagakan sekitar 18 ribu personel guna mengamankan aksi tersebut.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan