tirto.id - Marsyudi Wahyu Kisworo, ahli yang dihadirkan KPU dalam sidang sengketa hasil pilpres 2019 hari Kamis (30/6/2019) mengatakan, salah entry atau input data di situng KPU adalah hal biasa.
Ia menambahkan, kesalahan entry itu terjadi secara acak. Bukan hanya terjadi pada paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, tapi juga pada paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Misalnya di satu daerah 01 menang, tapi banyak juga yang suaranya kurang," kata Wahyu di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Menurut dia, kesalahan seperti itu sangat bisa terjadi. Di daerah Aceh misalnya, suara paslon 02 di beberapa TPS juga lebih besar dari yang seharusnya dalam situng.
"Itu terjadi secara acak kemudian meliputi suara 01 atau pun 02. Saya tidak menyebut itu kecurangan tapi human error biasa saja," ucapnya.
Bagi Wahyu, sulit apabila ada pihak yang secara berencana mengakali angka-angka di situng KPU. Padahal situng ini, menurut Wahyu, tidak mempengaruhi hasil rekapitulasi manual berjenjang yang sebenarnya digunakan untuk hitung suara pilpres.
"Sejauh ini masih 633 TPS [yang tidak tepat]," tegasnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo