Menuju konten utama

95 Mahasiswa Indonesia Aman Pascaledakan Bom di Rusia

Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) menyatakan bahwa mahasiswa yang berada di Kota St. Petersburg dalam keadaan aman pascaledakan yang mengguncang stasiun bawah tanah kota itu.

95 Mahasiswa Indonesia Aman Pascaledakan Bom di Rusia
Seorang wanita yang terluka mendapat perawatan dari petugas layanan darurat di depan stasiun metro Sennaya Ploshchad, setelah terjadi ledakan di dua gerbong penumpang di St. Petersburg, Rusia, Senin (3/4/2017). ANTARA FOTO/REUTERS/Anton Vaganov.

tirto.id - Sebanyak 95 mahasiswa Indonesia yang tersebar di delapan perguruan tinggi di St. Petersburg dalam keadaan aman dan sehat. Hal ini dipastikan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) kota St. Petersburg menyusul aksi peledakan bom di kereta bawah tanah kota tersebut pada Senin (3/4/2017) waktu setempat.

Para mahasiswa itu menempuh pendidikan di berbagai program studi mulai jenjang S1, S2 dan S3, demikian Ketua Permira Saint Petersburg Jeff Timothy Kalengkongan dan Sekretaris Resniko Neva dalam keterangan yang diperoleh Antara di Jakarta, Rabu (5/4/2017) dinihari.

"Selain mahasiswa, sebanyak 24 Warga Negara Indonesia yang berada di kota itu juga dikabarkan dalam keadaan sehat dan aman," kata Jeff menambahkan.

Para mahasiswa tersebut berharap orangtua dan keluarganya yang berada di Indonesia untuk tetap tenang dan tidak perlu gelisah.

Permira juga menyampaikan terima kasih kepada Kedutaan Besar RI yang selalu menjalin komunikasi dan memberikan arahan-arahan kepada mahasiswa dan WNI.

Terkait aksi peledakan bom tersebut, Permira pun menyatakan belasungkawa atas jatuhnya korban dan bersimpati kepada mereka yang menderita luka-luka dan saat ini menjalani perawatan medis.

Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Federasi Rusia M. Wahid Supriyadi telah menyatakan sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban ledakan di kereta bawah tanah kota Saint Petersburg.

"Kami telah kontak Permira Saint Petersburg dan Konsul Kehormatan di sana," kata Dubes Wahid.

Menurut dia, KBRI telah membuat surat edaran yang berisi imbauan agar WNI berhati-hati dan waspada.

Berdasarkan data KBRI, di seluruh Rusia ada sekitar 900 WNI, yang sebagian di antaranya tinggal di Moskow, ibu kota Rusia.

Peristiwa ledakan tersebut, menurut Komite Antiterorisme Nasional Rusia, terjadi pada kereta yang sedang melaju antarstasiun kereta metro bawah tanah.

Ledakan terjadi pada Senin pukul 14.40 waktu setempat yang merupakan jam sibuk.

Komisi Investigasi Rusia berdasarkan bukti DNA telah mengidentifikasi Akbarzhon Djalilov, kelahiran Kyrghistan dan dua tahun lalu memperoleh kewarganegaraan Rusia, sebagai pelaku bom bunuh diri. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab serangan tersebut.

Akibat ledakan itu, lubang besar terbentuk di sisi gerbong kereta dengan serpihan logam berserakan di sepanjang peron. Penumpang terlihat memecahkan jendela pada salah satu gerbong tertutup.

Serangan terhadap ibu kota kerajaan tua Rusia itu dinilai menjadi lambang kekuatan bagi kelompok keras mana pun, terutama pemberontak Chechen dan ISIS, yang bertempur melawan pasukan Rusia di Suriah.

Baca juga artikel terkait BOM RUSIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari