Menuju konten utama

8 Dampak Negatif Minum Susu Sapi Mentah dan Cara Mengolahnya

Susu mentah tanpa pasteurisasi tidak boleh dikonsumsi karena bisa menyebabkan penyakit. Berikut dampak negatif minum susu sapi mentah dan cara mengolahnya.

8 Dampak Negatif Minum Susu Sapi Mentah dan Cara Mengolahnya
Ilustrasi sakit perut setelah minum susu. FOTO/freepik

tirto.id - Susu mentah perlu melewati proses pasteurisasi agar lebih aman dikonsumsi. Namun, sempat beredar klaim bahwa minum susu sapi mentah justru lebih menyehatkan dibandingkan susu pasteurisasi karena nutrisinya yang masih murni dan terjaga. Lalu, benarkah susu sapi mentah lebih sehat?

Susu sapi sangat menyehatkan karena kaya akan nutrisi penting seperti kalsium, protein, vitamin D, dan berbagai mineral lain. Dengan kandungan gizinya yang lengkap, susu memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan. Sebagai contoh, kalsium dalam susu membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi, sedangkan proteinnya baik untuk pertumbuhan otot.

Sebelum dikonsumsi, susu mentah umumnya akan dipasteurisasi terlebih dahulu. Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu dengan suhu dan jangka waktu tertentu untuk membunuh bakteri berbahaya di dalamnya.

International Dairy Foods Association (IDFA) menyebutkan bahwa pasteurisasi bisa menggunakan suhu dan waktu yang berbeda-beda. Misalnya, proses vat pasteurizationyang memanaskan susu mentah di suhu 63 derajat celsius selama 30 menit.

Sementara dalam proses high temperature short time pasteurization (HTST), susu cukup dipanaskan selama 15 detik di suhu 72 derajat celsius. Semakin tinggi suhu, maka waktu pasteurisasi bisa semakin singkat. Seperti jika menggunakan suhu 100 derajat celsius, pasteurisasi cukup dilakukan selama 0,01 detik saja.

Meski praktik pasteurisasi sudah umum dilakukan, isu bahwa susu mentah lebih sehat tetap beredar di tengah masyarakat. Klaim ini muncul karena banyak yang percaya bahwa pasteurisasi dengan panas tinggi bisa merusak kandungan nutrisi di dalam susu.

Lalu, apakah susu mentah lebih sehat? Jawabannya tidak. Susu mentah mengandung banyak bakteri berbahaya. Bahkan, minum susu sapi mentah justru berisiko mendatangkan berbagai masalah kesehatan.

Dampak Negatif Susu Sapi Mentah

Susu sapi perah sebenarnya steril, sama seperti ASI yang dikonsumsi oleh bayi. Namun, kontaminasi bakteri patogen bisa terjadi selama proses pemerahan sehingga diperlukan pasteurisasi.

Tentu ada banyak dampak negatif yang terjadi apabila kita nekat meminum susu sapi mentah, mulai dari efek ringan seperti mual dan muntah hingga risiko penyakit yang lebih berbahaya.

Berikut beberapa masalah kesehatan yang bisa timbul akibat meminum susu mentah:

1. Keracunan Makanan

Ilustrasi Mual
Ilustrasi Mual. foto/Istockphoto

Mengutip dari laman A.T. Still University, susu mentah mengandung banyak bakteri patogen, salah satunya Staphylococcus aureus yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Gejala keracunan makanan yang paling umum adalah perut mual hingga muntah-muntah.

Ketika susu tidak dipasteurisasi, bakteri ini akan tetap hidup dan berkembang biak serta menghasilkan toksin yang menyebabkan keracunan makanan. Tak hanya bakteri jenis staphylococcus, beberapa jenis bakteri Escherichia coli (E. coli) juga diketahui dapat menyebabkan kram perut yang parah dan muntah.

2. Diare

Ilustrasi Masalah Pencernaan
Ilustrasi masalah pencernaan. Getty Image/iStockphoto

Bahaya minum susu mentah berikutnya adalah risiko diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Kebanyakan baktero E. coli sebenarnya tidak berbahaya dan hanya beberapa jenis saja yang bisa menyebabkan diare, contohnya jenis E. coliO157:H7 yang bisa menghasilkan racun yang sangat kuat dan mampu merusak lapisan usus.

Jika seseorang meminum susu mentah yang terkontaminasi E. coli tipe O157:H7, maka ia bisa mengalami diare yang seringnya disertai pendarahan. Tidak seperti banyak bakteri penyebab penyakit lainnya, E. coli dapat menyebabkan infeksi meskipun jumlah yang kita telan hanya sedikit.

3. Sindrom Hemolitik Uremik

Ilustrasi Sakit perut
Ilustrasi Sakit perut. FOTO/Istockphoto

Penyakit yang satu ini masih berkaitan dengan diare yang disebabkan oleh kontaminasi E.coliO157:H7. Pada beberapa kasus, diare berdarah akibat minum susu sapi mentah bisa berujung pada hemolytic uremic syndrome (HUS) atau sindrom hemolitik uremik. Penyakit HUS adalah kondisi yang menyumbat pembuluh darah kecil di organ ginjal.

Penyumbatan ini dapat menghancurkan sel darah merah sekaligus mengurangi jumlah trombosit di dalam darah. Jika tidak segera ditangani, sindrom hemolitik uremik bisa merusak ginjal. Jadi, segeralah berobat ke dokter jika mengalami diare atau diare berdarah hingga lebih dari tiga hari.

4. Membahayakan Ibu Hamil

Ilustrasi Ibu hamil Sakit Kepala
Ilustrasi Ibu hamil Sakit Kepala. foto/Isotkcphoto

Situs Cleveland Clinic menyebutkan bahwa meminum susu mentah juga bisa menyebabkan listeriosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Listeria monocytogenes. Listeriosis bisa sangat berbahaya jika menyerang wanita hamil.

Infeksi bakteri ini bisa menyebabkan keguguran, bayi lahir mati (stillbirth), kelahiran prematur, dan bisa mengakibatkan infeksi yang mengancam jiwa pada bayi yang baru lahir. Tak hanya ibu hamil, listeriosis juga bisa berbahaya apabila dialami oleh orang-orang yang sistem kekebalannya menurun, termasuk orang lanjut usia.

5. Terkena Penyakit Menular

Ilustrasi orang flu
Ilustrasi orang flu. FOTO/iStockphoto

Dikutip dari laman Health Harvard, kasus pertama flu burung pada sapi perah mulai muncul di bulan Maret 2024 lalu. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran bahwa flu burung dapat ditularkan ke manusia apabila mengonsumsi susu perah.

Dalam publikasi New England Journal of Medicine melaporkan bahwa susu mentah dari sapi yang terinfeksi memiliki kadar virus flu burung yang tinggi. FDA pun merekomendasikan agar peternak sapi tidak memproduksi atau menjual susu mentah dari sapi yang menunjukkan gejala maupun yang sudah terpapar flu burung.

6. Demam Q

Ilustrasi Demam
Ilustrasi Demam. Foto/istockphoto

Demam Q merupakan penyakit mirip flu yang disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii. Bakteri ini diketahui dapat menginfeksi beberapa jenis hewan, termasuk sapi. Bakteri Coxiella burnetii pun bisa ditemukan dengan mudah di urine, kotoran, hingga susu sapi yang sudah terinfeksi.

Gejala demam Q mirip seperti flu, seperti demam, menggigil, kelelahan, hingga nyeri otot. Meski demikian, kebanyakan orang yang terinfeksi Coxiella burnetii tidak menunjukkan gejala yang signifikan, sedangkan mereka yang sakit demam Q umumnya memerlukan perawatan dengan obat antibiotik yang sudah direkomendasikan oleh dokter.

7. Meningitis

Ilustrasi sakit kepala
Ilustrasi sakit kepala.FOTO/Istockphoto

Meningitis adalah masalah kesehatan ketika terjadi peradangan dan pembengkakan pada selaput pelindung (meninges) yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Salah satu penyebabnya adalah infeksi dari bakteri yang terdapat dalam susu tanpa pasteurisasi.

Meningitis jenis ini bisa disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes yang mengakibatkan listeriosis. Tak hanya itu, bakteri Salmonella yang sering mengontaminasi susu mentah juga bisa menyebabkan meningitis. Kasus meningitis akibat infeksi bakteri memang jarang terjadi, tapi tetap harus dihindari karena bisa mengancam nyawa.

8. Bovine Tuberculosis

Ilustrasi Infeksi Paru-paru
Ilustrasi infeksi paru-paru. Getty Images/iStockphoto

Tuberkulosis bovine adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium bovis. Penyakit ini dapat menginfeksi hewan-hewan seperti sapi dan kerbau, tetapi juga bisa menyerang manusia apabila meminum susu sapi mentah yang tidak melalui proses pasteurisasi.

Mirip seperti penyakit TB atau TBC, seseorang yang terkena penyakit ini mengalami infeksi di bagian organ pernapasan, yaitu paru-paru. Gejalanya bisa berupa demam, nyeri dada, dan batuk (sering mengalami batuk berdarah). Selain menyerang paru-paru, infeksi juga bisa terjadi di organ lainnya seperti ginjal, tulang belakang, hingga otak.

Mengolah Susu Mentah yang Benar

ilustrasi susu

ilustrasi susu

Meminum susu mentah sangat tidak direkomendasikan karena adanya ancaman berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen. Susu pun perlu dipasteurisasi atau dipanaskan dengan suhu yang tepat meskipun tidak sampai mendidih.

Susu kemasan yang dijual di pasaran umumnya sudah dipasteurisasi. Namun, jika memiliki susu mentah di rumah, kita bisa melakukan pasturisasi sendiri dengan cara yang sederhana. Berikut cara mengolah susu sapi mentah dengan benar agar aman dikonsumsi:

1. Disaring

Sebelum melakukan pemanasan atau pasteurisasi, susu mentah sebaiknya disaring terlebih dahulu untuk memisahkan susu dengan kotoran atau partikel fisik. Penyaringan dilakukan untuk memastikan susu benar-benar bersih dan layak dikonsumsi.

2. Panaskan dengan Metode Double Boiler

Dilansir dari Ohio State University, proses pasteurisasi susu mentah bisa melalui metode double boiler yang biasa dilakukan untuk melelehkan cokelat. Berikut langkah-langkahnya:

  • Siapkan dua panci. Panci pertama diisi air, panci kedua diisi dengan susu mentah.
  • Panci berisi susu mentah diletakkan di atas panci pertama yang berisi air.
  • Letakkan termometer bertangkai logam di dalam panci susu dan perhatikan suhunya selama pasteurisasi.
  • Panaskan susu hingga mencapai suhu 72 derajat celsius dan biarkan selama setidaknya 15 detik. Jangan lupa untuk terus mengaduk susu selama proses pemanasan.
  • Setelah 15 detik, letakkan panci susu di atas panci lain yang berisi air dingin. Aduk susu agar cepat dingin.
  • Ketika susu sudah berada di bawah suhu 55 derajat celsius, panci berisi air diganti dengan panci berisi air es. Lanjutkan pendinginan dan terus diaduk hingga suhu susu mencapai sekitar 4 derajat celsius atau lebih rendah.
  • Untuk penyimpanan, susu yang sudah dingin bisa dituang ke wadah bersih, ditutup rapat, dan disimpan di lemari es dengan suhu di bawah 4 derajat celsius.
Mengonsumsi susu mentah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada kesehatan karena pengaruh bakteri patogen di dalamnya. Oleh karena itu, hindari meminum susu sapi mentah dan pastikan hanya mengonsumsi susu pasteurisasi agar lebih higienis dan aman bagi kesehatan.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - GWS
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani