tirto.id - Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang dilakukan masyarakat Indonesia setiap hari-hari besar seperti Lebaran. Pemudik umumnya menempuh perjalanan jauh mulai dari luar kota hingga luar pulau.
Oleh karena itu, mudik harus disiapkan secara cermat untuk memastikan keamanan dan kesehatan pemudik, khususnya di tengah situasi pandemi.
Tahun ini mudik Lebaran 2022 akan diizinkan oleh pemerintah. Melalui siaran pers Rabu (23/3/2022), Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa izin tersebut akan disertai dengan aturan perjalanan khusus, salah satunya sudah menjalani vaksin booster.
"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilakan, diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster, serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," terang Jokowi seperti yang dilansir dari Sekertariat Kabinet.
Izin mudik tahun ini merupakan pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 yang melanda sejak 2020 lalu. Menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) jumlah masyarakat yang akan melakukan mudik Lebaran tahun ini mendekati angka 80 juta.
"Berdasarkan hasil survey dari Balitbang Kemenhub, potensi masyarakat yang akan melakukan mudik mendekati angka 80 juta jika diberlakukan syarat perjalanan dalam negeri seperti yang ada sekarang," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dalam keterangan tertulisnya.
7 Tips Mudik Lebaran 2022 Saat Pandemi
Izin mudik Lebaran tahun ini turun bertepatan dengan situasi pandemi. Oleh karena itu, selain memperhatikan keselamatan perjalanan, pemudik juga harus mempertimbangkan kondisi kesehatan. Berikut Tirto menghimpun sejumlah tips perjalanan yang bisa diterapkan selama mudik Lebaran 2022:
1. Vaksin Primer Lengkap dan Booster
Salah satu syarat untuk melakukan perjalanan mudik tahun ini adalah melakukan vaksinasi lengkap dan menerima vaksin booster. Pastikan telah memperoleh vaksin primer lengkap dan menerima vaksin booster sebelum mudik Lebaran.
Aturan yang berlaku saat ini vaksin booster baru ditunjukkan bagi orang dewasa yang berusia 18 ke atas dan lansia. Bagi remaja dan anak-anak saat ini baru bisa memperoleh vaksin primer dosis 1 dan 2.
Pastikan membawa serta sertifikat vaksin selama perjalanan. Selain itu, pemudik juga bisa menunjukkan sertifikat vaksin yang ada di aplikasi PeduliLindungi apabila diminta oleh petugas selama perjalanan.
2. Cek Fungsi dan Keamanan Kendaraan
Bagi Anda yang berencana mudik menggunakan kendaraan pribadi sangat direkomendasikan untuk melakukan cek fungsi dan keamanan kendaraan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi prima sebelum menempuh perjalanan jauh.
Tentu bukan hal yang baik jika kendaraan mengalami kerusakan atau kendala selama perjalanan. Selain memakan waktu, kerusakan kendaraan bisa meningkatkan risiko kecelakaan.
Pengecekan kendaraan dapat dilakukan secara mandiri ataupun dengan bantuan tenaga profesional. Pastikan seluruh komponen kendaraan seperti oli, filter udara, aki, roda, rem, dan sebagainya dalam kondisi baik.
3. Mulai Perjalanan Setelah Buka Puasa
Mudik Lebaran umumnya dilakukan selama bulan Ramadan, sehingga para pemudik masih dalam keadaan berpuasa. Mudik sembari puasa sebetulnya sah-sah saja dilakukan, namun setelah buka puasa juga sangat direkomendasikan.
Praktisi klinis dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari Fahrial Syam menyebutkan bahwa mudik di malam hari merupakan pilihan yang tepat. Hal ini karena suhu udara yang lebih dingin dan jalanan yang lebih lengang.
Kendati demikian, pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan cukup istirahat di siang hari untuk mencegah kantuk selama perjalanan.
"Pemudik harus cukup istirahat sebelum berangkat, terutama bagi pemudik yang menggunakan jalan darat, mengingat waktu sampai ke tempat tujuan tidak bisa diprediksi," terang Ari.
4. Cek Kesehatan Sebelum Berangkat
Bagi pemudik lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis direkomendasikan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum melakukan perjalanan jauh. Ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan kelompok rentan.
Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat pendarahan atau kontraksi dini memerlukan perhatian khusus dan rekomendasi dari dokter terkait perjalanan.
“Trimester kedua paling aman memulai perjalanan jauh karena biasanya ibu hamil sudah melewati masa-masa mual dan muntah (morning sickness),” terang Muhammad Fadli, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RSPI.
5. Bawa Obat-obatan dan Pakaian Hangat
Bagi pemudik yang memiliki penyakit kronis harus memastikan tidak meninggalkan obat-obatan selama perjalanan jauh.
Melalui kesempatan yang sama Ari juga merekomendasikan para pemudik untuk membawa obat-obatan sederhana, seperti obat diare, sakit kepala, obat antimual-muntah, dan obat alergi.
Selain itu, membawa pakaian hangat juga sangat disarankan bagi para pemudik. Ketika melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi ataupun umum suhu udara di dalam maupun luar kendaraan bisa jadi sangat dingin.
Suhu yang terlalu dingin dapat mengurangi kenyamanan perjalanan. Oleh karena itu, pastikan untuk membawa pakaian hangat seperti jaket atau sweater dan letakkan di tempat yang mudah dijangkau.
6. Cek Rute Perjalanan dan Catat Lokasi Faskes Terdekat
Sebelum mudik, pastikan untuk melakukan cek rute perjalanan yang akan ditempuh. Ini sangat disarankan bagi pemudik yang melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.
Cek rute sebelum perjalanan dilakukan untuk mengantisipasi adanya perubahan rute selama puncak arus mudik. Cara ini dapat menghemat waktu selama perjalanan karena rute terbaik sudah direncanakan sejak awal.
Sembari cek rute, catat lokasi fasilitas kesehatan, restoran, SPBU, maupun tempat istirahat di sekitar rute dengan cermat.
Cek rute bisa dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze. Kedua aplikasi tersebut saat ini juga sudah bisa melacak rute mana saja yang sedang ramai maupun lengang. Fitur ini memungkinkan para pemudik terbebas dari macet.
7. Buat Jadwal Istirahat
Sediakan waktu untuk beristirahat selama perjalanan, sembari untuk pergi ke toilet atau merenggangkan tubuh. Sebelum memulai perjalanan, susun rencana waktu dan tempat transit untuk beristirahat.
Jadwal istirahat tidak hanya berguna bagi pengemudi, tetapi juga penumpang, khususnya penumpang rentan seperti anak-anak dan lansia. Cara ini juga sangat disarankan bagi pemudik yang sering mengalami mabuk kendaraan.
Aturan Mudik Lebaran 2022
Kemenhub akan segera berkoordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 serta sejumlah kementerian dan lembaga untuk membahas atauran mudik Lebaran 2022.
Aturan tersebut nantinya akan memuat petunjuk pelaksanaan teknis perjalanan mudik baik di dalam maupun luar negeri. Sejauh ini Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa akan ada 3 macam syarat dan ketentuan mudik lebaran 2022.
Syarat dan ketentuan tersebut diantaranya:
- Pemudik yang sudah menjalani vaksinasi booster atau vaksin COVID-19 dosis ketiga diperbolehkan melakukan perjalanan tanpa harus lolos tes kesehatan.
- Pemudik yang baru mendapat vaksin COVID-19 dosis lengkap (2 dosis) diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan dengan Rapid Test Antigen sebelum melakukan perjalanan.
- Pemudik yang baru memperoleh vaksin COVID-19 dosis 1 wajib menjalani tes PCR sebelum menempuh mudik Lebaran 2022.
Petunjuk teknis lebih lengkap nantinya akan dirilis pada Surat Edaran (SE) Satgas COVID-19 tentang protokol perjalanan mudik lebaran 2022.