Menuju konten utama

213 Gempa Susulan di Lombok-Bali, Berlangsung Hampir Setiap Jam

"Telah terjadi 213 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR."

213 Gempa Susulan di Lombok-Bali, Berlangsung Hampir Setiap Jam
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati (kedua kiri). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah terjadi sedikitnya 213 gempa susulan di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berlangsung hampir setiap jam semenjak Minggu (29/7/2018).

"Hingga saat ini (pukul 22.00 WIB) telah terjadi 213 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. Karenanya kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik," ungkap Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati, Minggu (29/7/2018), sebagaimana dilansir dari laman resmi BMKG.

Dari pantauan Tirto diakun twitter resmi BMKG, gempa terakhir berlangsung dengan kekuatan 3,6 skala richter, pada Senin (30/7/2018) pukul 06:35:03 WIB. Pusat gempa berada di darat, 15 kilometer sebelah tenggara Lombok Tengah.

Sebelumnya gempa dengan kekuatan yang sama terjadi pukul 05:34:05 WIB dengan pusat gempa berada di darat 26 kilometer Timur Laut Lombok Utara.

BMKG juga melaporkan pada pukul 04:10:16 WIB terjadi gempa susulan dengan kekuatan 2,8 skala richter, dengan pusat gempa berada di darat 15 kilometer Tenggara Bayan Lombok Utara.

Seperti diketahui, gempa bumi tektonik mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa Minggu (29/7/2018) dengan kekuatan 6,4 SR. Gempa yang terjadi sekitar pukul 05.47 WIB tersebut terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.

Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoax yang menyebar pasca gempa. Hingga saat ini, kata dia, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta.

"Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoax, BMKG melalui akun Twitter @infoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa," tuturnya.

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan hasil analisis BMKG bahwa gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Gempa bumi dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Guncangan gempabumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI).

Sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI. Sehubungan dengan masih adanya gempa-gempa susulan, masyarakat diimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama.

"Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," imbuh Dwikorita.

Baca juga artikel terkait GEMPA NTB atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani