Menuju konten utama

WWDC Ajang Apple Melawan Amazon, Google, dan Microsoft

Para raksasa teknologi bergiliran menggelar hajatan besar. Selain acara Microsoft Build 2017 dan Google I/O pada Mei 2017 lalu, pada 5 Juni Apple juga menyelenggarakan program bertajuk Apple WWDC. Apa pentingnya buat Apple?

WWDC Ajang Apple Melawan Amazon, Google, dan Microsoft
Para awak media mengambil foto purwa-rupa Apple HomePod dalam acara tahunan Apple Worldwide Developer Conference (WWDC) di San Jose, California, Amerika Serikat, Senin (5/6). ANTARA FOTO/REUTERS/Stephen Lam

tirto.id - Hajatan Apple Worldwide Developers Conference atau WWDC diselenggarakan di San Jose Convention Center, Amerika Serikat. Apple, melalui CEO mereka Tim Cook dan beberapa petinggi lainnya, mengumumkan beberapa produk baru dan penyegaran di lini produk yang telah ada sebelumnya.

Produk-produk baru dari Apple yang diperkenalkan pada hajatan tersebut adalah HomePod dan iMac Pro. Sedangkan produk seperti MacOS High Siera, Apple TV yang kini telah menyertakan layanan Amazon, kecerdasan buatan yang kini tertanam di Apple Watch, dan iOS 11 merupakan penyegaran di lini produk-produk Apple yang telah ada sebelumnya. HomePod maupun iMac Pro, merupakan bintang di ajang Apple WWDC.

Selain diharapkan bisa sukses di pasaran, baik HomePod maupun iMac Pro merupakan produk yang menjadi jawaban dari Apple atas kompetitor mereka. Melalui HomePod, Apple ingin memberikan perlawanan terhadap dua produk sejenis yang saat ini memimpin pasar yakni Amazon Echo dari Amazon serta Google Home dari Google. Melalui iMac Pro, Apple ingin memberikan tamparan balasan terhadap Microsoft melalui produk Surface Studio yang berhasil menggebrak publik saat kali pertama produk tersebut diluncurkan.

Speaker Pintar

HomePod merupakan perangkat smart speaker atau speaker pintar dari Apple yang berukuran 7 inci. Ia merupakan tandingan Amazon Echo maupun Google Home. Jika Amazon Echo ditenagai oleh asisten pintar bernama Alexa serta Google Home ditenagai oleh asisten digital bernama Google Assistant, HomePod mempersenjatai perangkatnya tersebut dengan Siri.

Asisten pintar Siri, akan menjadi “kekuatan” yang bersemayan di perangkat tersebut dan memanjakan berbagai permintaan yang diucapkan oleh penggunanya. Phill Schiller, Senior Vice President of Worldwide Marketing Apple mengungkapkan bahwa HomePod merupakan “(perpaduan) kualitas musik dari sistem Sonos, dengan kecerdasan dari Amazon Echo.” Schiller sempat sesumbar, asisten pintar Siri yang menjadi kekuatan HomePod, akan menjadi ahli musik yang bisa dimanfaatkan oleh penggunanya kala sang pengguna ingin menikmati lagu.

Secara teknik, Apple nampaknya tidak main-main dengan HomePod. Speaker pintar tersebut ditenagai dengan chip A8 yang dirancang sendiri oleh Apple. Chip A8 sebelum menjadi salah satu modul yang mempersenjatai HomePod, telah lebih dahulu digunakan sebagai otak di beberapa produk bikinan Apple lainnya seperti iPhone 6, iPod Touch, iPad Mini 4, serta Apple TV generasi ke-4.

Bila menilik spesifikasi teknis terutama urusan prosesor, HomePod merupakan lawan tangguh bagi Amazon Echo maupun Google Home. Sebagaimana dikutip dari iFixit, Amazon Echo menggunakan otak bikinan Texas Instrumen berseri DM3725CUS100. Otak yang digunakan oleh Amazon Echo tersebut, menempatkan sebuah prosesor Cortex-A8 di dalamnya. Cortex-A8, merupakan prosesor yang tertanam dalam chip A4 dari Apple. A4, digunakan oleh lini produk Apple yang telah lawas seperti iPhone 4 yang telah dirilis Apple pada 2010 silam.

Google Home, speaker pintar dari raksasa teknologi Google, jika menilik chip yang digunakan, juga terasa lawas bila dibandingkan dengan HomePod bikinan Apple. Google Home, sebagaimana dikutip dari iFixit, menggunakan Marvell 88DE3006 Armada 1500 Mini Plus. Chip tersebut, membenamkan prosesor Cortex-A7 di dalamnya. Prosesor Cortex-A7, merupakan prosesor yang menjadi kekuatan dari ponsel pintar lawas Xperia X10 yang diproduksi oleh Sony kala mereka masih menjalin hubungan dengan Ericsson. Ponsel pintar Xperia X10 dirilis oleh Sony Ericsson di 2010 silam.

Artinya dengan membandingkan dengan urusan prosesor saja, HomePod yang barus saja dirilis tersebut sudah di atas angin, bak ponsel pintar iPhone 6 melawan iPhone 4 dan Xperia X10. Jelas sebuah perlawanan yang sangat berat sebelah.

Namun, speaker pintar jelas bukan hanya persoalan jeroan teknis semata. Kecerdasan asisten digital serta dukungan aplikasi pihak ketiga, merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dikesampingkan. Amazon Echo, sebagai perangkat pertama yang membuka pasar ini, unggul atas elemen ini. Banyak aplikasi pihak ketiga yang telah terintegrasi dengan Amazon Echo sehingga pengguna bisa mengaktifkan berbagai layanan atau produk aplikasi pihak ketiga hanya dengan mengucapkan perintah tertentu saja. Apple HomePod, jelas butuh waktu yang cukup banyak untuk mengejar ketertinggalan ini.

HomePod rencananya akan mulai dipasarkan di Desember tahun ini dengan harga US$350. Harga tersebut, terbilang mahal bila dibandingkan dengan Amazon cho maupun Google Home. Amazon Echo dibanderol pada harga US$176,99 bagi konsumen yang ingin memboyong produk tersebut. Sedangkan Google Home, harganya US$126. Dengan harga yang tinggi tersebut, Apple nampaknya harus memberi nilai tambah yang lebih terhadap HomePod buatannya tersebut agar direspons pasar.

HomePod merupakan produk dari Apple untuk turut serta dalam menikmati manisnya pasar speaker pintar yang saat ini baru dinikmati oleh duo raksasa yakni Amazon serta Google. Dikutip dari Android Authority, VoiceLabs, sebuah firma analisis asisten digital mengungkapkan bahwa diprediksi, 24,5 juta unit speaker pintar gabungan dari Amazon Echo dan Google Home akan dikapalkan di tahun 2017 ini. Angka tersebut, meningkat sangat drastis dibandingkan angka tahun sebelumnya yang diprediksi telah mengapalkan 6,5 juta unit speaker pintar. Hadirnya HomePod, jelas dilakukan untuk ikut serta dalam ceruk pasar yang besar.

infografik apple wwdc

Komputer Perkasa

Bintang selanjutnya dari acara WWDC adalah iMac Pro. iMac Pro merupakan komputer desktop all-in-one kelas atas yang dibuat oleh Apple. Secara spesifikasi, iMac Pro menggunakan prosesor Xeon dengan 8, 10, maupun 18 inti yang bisa dipilih sesuai kebutuhan calon pembeli sebagai otak dari komputer tersebut. Kekuatan prosesornya seperti dikutip dari Wired, mampu melakukan proses komputasi hingga 22 teraflops. Prosesor Xeon jelas memberikan tenaga yang lebih besar dibandingkan lini prosesor i3, i5, maupun i7 yang umumnya dipakai pada komputer desktop. Xeon merupakan sebuah prosesor bikinan Intel yang umumnya dipakai di komputer server maupun digunakan pada super komputer.

Selain prosesor yang gahar, iMac Pro juga membenamkan kartu grafis mutakhir keluaran AMD yakni Radeon Pro Vega 56 sebagai kekuatan pemrosesan grafis di perangkat tersebut. Selain kartu grafis yang handal, iMac Pro diperkuat dengan memori yang bisa dimaksimalkan hingga 128 GB, media penyimpanan SSD hingga 4TB, serta tak ketinggalan Retina Display 5K berukuran 27 inci. Sayang, layar tersebut bukanlah layar sentuh yang saat ini lazim dihadirkan pada perangkat-perangkat kelas atas.

Dengan spesifikasi yang terbilang tinggi tersebut, John ternus, President of Hardware Engineering Apple mengungkapkan, “(iMac Pro) ini akan menjadi, sejauh ini, iMac paling kuat yang pernah kami buat.”

Apple memang pantas sesegera mungkin menghadirkan iMac Pro. Di ranah komputer desktop premium, hingga saat ini, Surface Studio dari Microsoft yang bisa dianggap sebagai komputer premium paling menjanjikan. Bahkan, beragam media teknologi dunia, menganggap bahwa Surface Studio merupakan perangkat yang berhasil mengubah permainan komputer desktop dunia. Dengan layar sentuh besar yang mempersenjatai Surface Studio, perangkat tersebut sangat cocok digunakan bagi kalangan multimedia. Kalangan yang secara tradisional merupakan pelanggan produk-produk Apple.

Dikutip dari The Montley Fool, Surface Studio terbilang sukses secara penjualan. Di kuartal IV- 2016 ketersediaan perangkat tersebut, Microsoft bakal mengapalkan 15.000 unit Surface Studio. Namun, akibat adanya lonjakan permintaan, angka tersebut meningkat hingga 30.000 unit. Pada kuartal I-2017 ini, Microsoft dikabarkan mengapalkan produk andalannya tersebut hingga 30.000 unit.

Atas besarnya permintaan Surface Studio, Apple jelas harus cemas, karena bila Apple tidak segera bertindak atas hadirnya Surface Studio, bukan tak mungkin para pelanggan tradisional mereka, bisa berpindah haluan ke Microsoft.

WWDC 2017 jadi bukti bagi Apple untuk kembali memimpin pasar. Memang, tak ada perangkat yang benar-benar baru selayaknya di 2007 lampau kala Steve Jobs memperkenalkan iPhone. Namun setidaknya Apple tidak rela dikalahkan oleh para pesaingnya seperti Amazon, Google, dan Microsoft.

Baca juga artikel terkait APPLE atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra