tirto.id - Menkopolhukam Wiranto menerangkan perkembangan terbaru penanganan kasus 21-22 Mei 2019. Wiranto mengatakan, hasil penyidikan bersama antara kepolisian dan Komnas HAM menemukan titik terang lokasi penembakan.
Ia menyebut kepolisian sudah mengetahui lokasi penembakan dan menyatakan senjata tersebut bukan berasal dari kepolisian.
Usai rapat bersama dengan Menkominfo Rudiantara, Menteri Agama Lukman Hakim, Kepala BNPT Suhardi Alius, dan Menkumham Yasonna H Laoly di Kemenkopolhukam, Jumat (19/7/2019), Wiranto membahas sejumlah isu strategis tentang keamanan Indonesia.
Ia mengaku rapat tersebut sempat menyinggung tentang penyidikan korban kerusuhan 21-22 Mei. Wiranto mengatakan kasus tersangka 21-22 Mei sudah siap memasuki persidangan.
"Para perusuh, sementara sudah berangsur-angsur, yang jumlahnya 447 itu, sebagian sudah dilimpahkan ke kejaksaan untuk dilanjutkan diproses pengadilan nantinya," kata Wiranto di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Wiranto mengatakan, pelimpahan berkas para tersangka dilakukan berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan penyidik. Ia mengatakan ada 704 video maupun audio yang tersebar di seluruh Jakarta dan melibatkan 60 cctv, 470 video amatir, 93 video amatir dari masyarakat, dan 62 dari media untuk menangani kasus tersebut.
Dalam rapat pula, Wiranto mendapat laporan bahwa kepolisian sudah menemukan lokasi 8 dari 9 korban aksi 21-22 Mei. Temuan fakta berdasarkan kerja sama antara Komnas HAM dan kepolisian.
"Penyidikan ini, pencarian fakta ini sudah bekerja sama dengan Komnas HAM, jadi tidak berdiri sendiri. Hasilnya sudah sangat bagus ya karena dari 9 korban itu, sudah dipastikan bahwa 8 orang TKP-nya diketahui, yang satu tidak," kata Wiranto.
Wiranto tidak merinci lokasi penembakan para korban. Namun, dari 9 korban, 4 orang sudah diotopsi sementara 5 korban lain tidak diotopsi. Dari hasil otopsi, tidak ada korban yang meninggal karena penembakan karena kepolisian.
"Proyektil yang ditemukan di korban, itu sudah dipastikan senjata glock, bukan identik dengan senjata yang dimiliki Polri," kata Wiranto.
Wiranto mengklaim, kepolisian sudah bekerja dengan baik mengusut kasus 21-22 Mei. Polisi diklaim tidak menutup-nutupi proses penyidikan, bekerja profesional, tidak berpihak, dan apa adanya.
"Jadi isu-isu bahwa ada satu upaya upaya untuk menyembunyikan, untuk memperlambat pengusutan, penyidikan, ini tidak benar. Karena kepolisian mengharapkan bahwa penyidikan betul betul akurat dan faktual," kata Wiranto.
Wiranto berharap, penyidikan kepolisian dan Komnas HAM bisa sinkron. Dengan demikian, publik tidak bertanya soal penanganan kasus 21-22 Mei.
"Sehingga nanti kita mengharapkan temuan Polri dan Komnas HAM untuk membongkar ini seluas-luasnya, seterang-terangnya, tidak menjadi pertanyaan masyarakat lagi."
Sebelumnya, kepolisian merilis hasil investigasi kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta, Jumat (5/7/2019). Dalam rilis yang disampaikan, kepolisian mengonfirmasikan kalau mereka sudah mengetahui lokasi korban yang meninggal, yakni lima korban ditemukan di Petamburan, Jakarta Barat, yakni Bachtiar Alamsyah, Abdul Aziz, M. Reyhan Fajari, Widianto Rizky Ramadan dan Farhan Syafero.
Sedangkan Adam Noorian dan Sandro, berada di Jati Baru, Jakarta Pusat. Dan Harun Al Rasyid ditemukan meninggal di daerah Slipi, Jakarta Barat.
Dalam rilis tersebut, salah satunya yang menjadi sorotan adalah kematian Harun Al Rasyid dan Abdul Aziz. Kedua orang tersebut disebut ditembak dari jarak dekat. Harun ditembak pistol hitam diduga Glock 42 dengan kaliber peluru 9,17 mm. Pelaku melakukannya dengan tangan kiri pada jarak sekitar 11 meter dari korban.
Sementara Aziz--yang ditemukan 100 meter dari Asrama Brimob Petamburan--ditembak dari belakang dan mengenai punggung kiri. Pelaku diperkirakan menembakkan proyektil 5,56 mm pada jarak 30 meter dari Aziz.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri