tirto.id - Duta besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley menyebut penahanan warga AS oleh Korea Utara sebagai pamer kekuatan yang dilakukan oleh pemimpin negara itu, Senin (24/4/2017).
Kim Sang-Duk, atau Tony Kim, ditangkap pada Sabtu (22/4/2017) di bandara Pyongyang saat dia hendak meninggalkan negara itu setelah menjalani tugas pengajaran di sebuah universitas yang didirikan oleh warga Kristen evangelis.
Haley mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan upaya yang dilakukan rezim Kim Jong-Un untuk memanfaatkan warga AS itu sebagai sarana tawar-menawar di tengah ketegangan internasional yang kian memanas atas program nuklir dan rudal mereka.
"Yang kami hadapi adalah pemimpin yang agresif saat ini," katanya di program This Morning CBS, seperti dikutip dari Antara.
"Dan saya pikir yang dia lakukan adalah memamerkan kepada warganya bahwa dia memiliki kekuatan, baik itu melalui retorikanya atau melalui aksinya," tambahnya.
AS masih mengumpulkan informasi tentang insiden terbaru, ungkap duta besar tersebut.
Kim adalah warga AS ketiga yang ditahan di Korea Utara.
"Kami selalu ingin membebaskan warga kami dengan selamat dan baik-baik saja dan memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan baik. Dan itu adalah isu yang akan kami upayakan," katanya.
Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara terjadi sejak percobaan nuklir di Korut terus dijalankan. Bahkan angkatan Laut Amerika Serikat telah menyiagakan armada tempur, termasuk kapal induk USS Carl Vinson. Kapal itu diperkirakan akan tiba di Semenanjung Korea pekan ini.
Terkait pengerahan kapal induk Amerika Serikat ini, Korea Utara menyatakan 'siap menenggelamkan' kapal induk USS Carl Vinson yang dikatakan bisa ditenggelamkan 'dengan satu serangan'.
Ketegangan antara pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah Korea Utara meningkat setelah Korea Utara melakukan uji coba roket terbaru yang gagal dan menggelar parade militer besar-besaran.
Korea Utara meningkatkan uji coba rudal dan nuklir selama beberapa tahun belakangan, meskipun dikritik dan dikenai sanksi oleh PBB.
Uji coba nuklir tersebut bertujuan agar Korea Utara mampu menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal balistik antarbenua yang dapat mencapai sasaran-sasaran di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri