Menuju konten utama

Utang RI Rp8.338 T, Luhut: Masih Mampu Biayai Makan Siang Gratis

Luhut menilai utang Indonesia yang mencapai Rp8.338,43 triliun pada akhir April 2024 masih aman untuk membiayai program Prabowo Subianto.

Utang RI Rp8.338 T, Luhut: Masih Mampu Biayai Makan Siang Gratis
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemaparan dalam diskusi High Level Panel sesi ke-14 World Water Forum ke-10 2024.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menilai utang Indonesia yang mencapai Rp8.338,43 triliun pada akhir April 2024 masih aman untuk membiayai program-program presiden terpilih, Prabowo Subianto. Bahkan, menurutnya rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga masih cukup rendah, yakni 36,5 persen dari PDB sebesar Rp22.830 triliun.

“Kita bisa menyelesaikan proyek-proyek lain, makan bergizi, itu kan bisa dilakukan bertahap. Saya kira itu ide presiden terpilih untuk membuat SMA unggul dan dikaitkan dengan makan bergizi dan kita kaitkan dengan program Ivy League,” katanya, di Jakarta, Senin (10/6/2024).

Selain utang, defisit sebesar 2,5 persen terhadap PDB pun sebenarnya tidak masalah untuk dipasang pemerintah selama lima tahun ke depan. Meski begitu, menjaga defisit di batas realokasi belanja tetap harus dilakukan untuk menjaga agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap produktif.

Menurutnya, hal ini juga bisa menjaga agar kondisi fiskal Indonesia tetap dalam batas aman. “Angka-angka ini masih sangat bagus, rasio utang kita, rasio bunga utang kita masih ditata dengan sangat baik. Dan ini pengalaman dari pemerintah, indonesia juga belum pernah gagal bayar selama berpuluh-puluh tahun,” tegas Luhut.

Sementara itu, pada yang sama pemerintah selanjutnya juga perlu mempertahankan agar ekonomi Indonesia tetap tumbuh di atas 5 persen. Untuk mencapai pertumbuhan itu, dibutuhkan kepercayaan dari seluruh pihak, utamanya untuk mendukung investasi yang lebih produktif dan efisien.

Kemudian, untuk meningkatkan penerimaan negara secara bertahap dan realistis, yakni 1 - 1,5 persen dari PDB pada tahun 2029 mendatang. Selanjutnya, politikus dari Partai Golkar itu juga mematok pertumbuhan investasi di atas rata-rata 8 persen, dengan mempertahankan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) hingga di bawah 5 persen.

Dengan mencapai pertumbuhan di atas 5 persen ini, Luhut optimis ekonomi Indonesia dapat tumbuh solid dan mencapai target menjadi negara maju di 2045.

“Jadi kita harus tumbuh ini. Jadi data investasi kita harus berbasis pada ekspor. ICOR kita masih perlu diperbaiki karena masih banyak masalah di sana sini, kemudian juga mendorong penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi juga harus jalan. Transfer teknologi itu juga harus berdasarkan research,” imbuh Luhut.

Baca juga artikel terkait MAKAN SIANG GRATIS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang